Part 90

13.3K 344 8
                                    

Arga tampak mondar- mandir saat El tak kunjung datang.

Sejak tadi ia terus bergerak gelisah di dekat jendela dan melihat keluar berharap El segera datang.

"Nah itu dia," soraknya kala melihat rombongan mobil hitam dari El yang tengah dihadang oleh anak buahnya.

"Nah itu dia," soraknya kala melihat rombongan mobil hitam dari El yang tengah dihadang oleh anak buahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea yang mendengar sorakan Arga mendadak hatinya berdebar begitu hebat sekali.

Apa El sungguh datang? batin Lea dalam hati.

Arga menyeringai sinis kala melihat anak buah El yang begitu banyak sekali ia bawa.

Dan bodohnya anak buahnya sendiri terlihat begitu ketakutan hanya karena melihat kehadiran El.

"Jemy, cepat masukkan Oliv ke bak besar itu, ikat tangan dan kakinya, lalu nyalakan krannya," perintah Arga yang terlihat begitu gelisah dan sedikit panik kala melihat El membawa banyak rombongannya.

Lea yang mendengar perintah Arga membulatkan kedua matanya tak percaya.

"Tidak, Jemy tolong jangan lakukan itu kumohon," teriak Lea memohon pada Jemy.

Plak

"DIAM!" teriak Jemy setelah menampar sekilas Lea.

Arga yang melihat kelakuan Jemy dengan cepat langsung menendang punggungnya hingga Jemy tengkurap di lantai.

"Bangsat, siapa yang mengizinkanmu menyentuhnya?" teriaknya dengan keras dengan mata yang memerah.

Jemy mengumpat lalu melepaskan Oliv untuk dibawa ke bak besar.

Arga lalu berdiri di tengah- tengah tepat di depan Lea.

Ia seakan begitu tak sabar untuk menyambut kedatangan El.

Sedangkan El yang berada di luar, dengan cepat berlari menaiki tangga diikuti oleh pengawalnya untuk bisa sampai di lantai tiga.

El mengatur napasnya kala ia telah sampai di atas dan disambut dengan senyuman yang manis dari Arga.

"Selamat datang tuan El Zibrano Alemannus," sambut Arga dengan nada suara yang sedikit mengejek.

El mengedarkan pandangannya, dan memicingkan matanya kala ia dipertemukan kembali oleh mantan istrinya.

Dan yang lebih mengejutkan lagi ialah, keberadaan Jemy di sana.

"Jemy, kenapa kau ada di sini?" tanya El pada Jemy.

Jemy menyeringai lalu berjalan menghampiri Lea yang duduk di kursi dengan kedua tangan yang terikat.

"Kau pikir siapa yang membawa wanitamu kemari?" tanyanya balik sembari berdiri di belakang kursi Lea sambil memegang pundaknya.

El sedikit menelengkan kepalanya, memicingkan matanya kala melihat pipi Lea tampak memar kemerahan.

"Kau menamparnya?" tanya El dengan suara yang penuh penekanan pada Jemy.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang