Markas Albania
"Shit, bangsat, keparat," umpat Archellio dengan keras dan sangat marah kala semua rencananya gagal.
Tera yang melihat Archellio begitu menggebu- gebu emosinya saat ini, berusaha untuk diam menunggu emosinya reda.
"Sebenarnya bajingan mana yang ikut campur dengan urusanku, bagaimana ia bisa tahu tentang semua rencanaku," teriaknya sembari melemparkan botol- botol alkohol itu ke dinding.
Tera yang sudah tak tahan lagi sontak langsung angkat bicara.
"Bagaimana jika itu hanya jebakan Lea saja?" Archellio langsung menoleh menatap Tera dengan mata yang memerah.
Ven yang merasa tersingkir dan tidak diperlukan lagi oleh Archellio karena kedatangan Tera di sisi Archellio merasa sedikit cemburu dan iri.
"Tidak mungkin, anonim ini sudah berulang kali tahu rencana kita, tidak hanya kebetulan atau satu dua kali, seakan ia selalu memantau semua gerak- gerik kita, bagaimana jika sebenarnya ada seseorang yang sedang melakukan kamuflase untuk menusuk kita dari dalam tuan? Sebelumnya kita tidak pernah gagal dalam melakukan setiap misi dan rencana untuk menghancurkan El, tapi semenjak ada dia," Ven menjeda ucapannya di mana tatapannya sangat- sangat dalam pada Tera.
"Kau menuduhku sebagai mata- mata?" bentak Tera yang tak terima dengan tuduhan itu.
"Aku tidak mengatakannya, kau sendiri yang merasa," balik Ven membuat Tera memicingkan matanya dengan tajam.
"Kau!" tekan Tera dengan begitu kuat.
"DIAM!" bentak Archellio yang semakin dibuat pusing karena perdebatan mereka berdua.
Archellio langsung mendekati Tera dan dengan spontan ia mencengkeram leher jenjang Tera.
Ven yang melihat hal itu terlihat begitu senang.
"Katakan yang sebenarnya, siapa yang menyuruhmu bergabung denganku? Jangan bilang jika kau selama ini hanya berpura- pura membenci Lea dan bekerja sama dengannya untuk menangkapku?" tebak Archellio di mana cengkraman pada telinga Tera begitu kuat sekali.
"Apa kau pikir aku segila itu? Aku bergabung denganmu karena aku tahu kau memiliki kekuasaan yang bisa membantuku untuk membunuh Lea, aku tahu kau bisa melakukannya, dan aku yakin," Tera menjeda ucapannya karena kesulitan bernapas akibat cengkraman Archellio yang begitu kuat.
"Papaku juga dibunuh oleh orang yang sama seperti pembunuhnya Nancy," Tera merogoh sesuatu dari dalam saku celananya.
Archellio melepaskan cengkramannya pada leher jenjang Tera dan melihat foto tersebut.
Foto TKP Graham.
"TKP itu sama persis seperti milik Nancy, karena itu aku berusaha mencarinya dan aku yakin, jika pelakunya adalah Lea," tekannya pada Archellio.
Archellio terlihat begitu dalam mengamati TKP Graham.
"Papamu sungguh dibunuh? Oleh pelaku yang sama yang membunuh Nancy?" Tera mengangguk dengan mata yang sudah berkaca- kaca.
"Karena itu aku memutuskan bergabung denganmu setelah tahu jika Lea memiliki dukungan yang kuat dari El," beritahunya pada Archellio.
"Kira- kira siapa orang ini, apa alasannya ia membunuh Nancy dan papamu, dan kini ia juga menculik Oliv, padahal kita baru mau melakukannya namun ia sudah bertindak selangkah dari kita, seakan ia tahu dengan semua rencana kita," gumam Archellio yang dibuat bingung hanya dengan memikirkan siapa pelaku anonim ini.
"Semua rencana kita sudah terlanjur berantakan karena orang anonim ini, apalagi mari kita pancing Lea langsung saja, mungkin dengan begitu kita bisa tahu, ini hanya jebakan Lea untuk kita atau memang ada campur tangan dari orang lain," usul Tera yang diangguki Archellio.
"Cepat Ven, siapkan semua mobil dan anak buah yang lainnya, kita pancing Lea untuk keluar dari kandangnya," pinta Archellio pada Ven.
Ven hanya mengangguk dan langsung melakukan perintah Archellio.
Tera dan Archellio saling menatap untuk beberapa detik.
"Aku tidak tahu siapa mata- matanya, entah kau atau Ven, hanya untuk berjaga- jaga saja, setelah semua selesai, aku akan melepaskanmu," ucap Archellio membuat Tera mengerutkan keningnya.
BUGH
Tera langsung terjerembab di lantai hanya dengan satu pukulan dari Archellio tepat pada tengkuk belakangnya.
Archellio langsung mengikat Tera dan meninggalkannya di markas.
Ia harus segera pergi untuk melakukan jebakannya pada Lea.
ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ
Mansion El Zibrano
Siang hari ada Lea yang tengah bersantai di ruang tengah bersama dengan para maid.
Mereka tengah melakukan pedicure dan manicure bersama di mana Lea sangat- sangat bosan dan ingin sekali bersantai saat ini.
Berhubung ia malas pergi ke salon alhasil ia memanggil para pegawai itu untuk datang ke mansion.
Dan ya beginilah, semua maid Lea minta untuk bersantai sejenak dan mempercantik diri mereka selagi El di kantor agar dirinya mempunyai teman mengobrol dan bersantai.
Terlihat para maid itu begitu senang dan akrab dengan Lea.
Ceklek
Semua kepala menoleh saat mendengar suara pintu dibuka.
Terlihat pria tampan berjalan ke arah Lea dengan senyuman yang sangat manis dan mempesona.
"Hei, Lea bukan?" tanyanya yang diangguki oleh Lea.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Teen FictionEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...