Part 111

12K 226 0
                                    

Di hotel pukul 19.00 WIT

Ada El dan Lea yang tengah makan malam di balkon dengan pemandangan kota Paris di malam hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada El dan Lea yang tengah makan malam di balkon dengan pemandangan kota Paris di malam hari.

Ya, mereka bulan madu di Paris bukan di Switzerland.

Semua itu atas permintaan Lea karena baby Enzo yang tidak ikut bersamanya jadi bulan madunya cukup di Paris saja.

Selain Lea tak ingin merepotkan Tesa, bulan madu tak perlu pergi jauh- jauh menurutnya, cukup dengan siapa kita melakukannya dan bagaimana menikmatinya, Lea rasa itu sudah lebih dari cukup bukan.

"Aku tak pernah menyangka jika kota Paris ternyata seindah ini jika dinikmati bersamamu," gumam El sembari menatap lekat bianglala dengan senyum yang manis membuat Lea ikut tersenyum.

Cup

El menoleh kala ia mendapatkan kecupan singkat dari Lea.

"Terima kasih sudah mencintai dan memberikan banyak cinta padaku, kuharap kita bisa seperti ini sampai tua nanti," ucap Lea pada El.

El menahan senyumnya di mana ia berusaha untuk tidak salting saat ini.

"Kamu tahu, aku selalu tenggelam pada kedua mata cantikmu hingga aku lupa caranya keluar dari sana, bahkan aku selalu dibuat jatuh cinta berkali- kali hanya karena menatapmu, padahal sebelumnya aku tidak pernah seperti ini," ujarnya pada Lea dengan jarak wajah yang begitu dekat.

Lea tersipu malu mendengar ucapan El barusan.

"Kurasa ucapanmu terlalu manis saat ini tuan," gurau Lea membuat El terkekeh.

"Jika nona tidak percaya, saya bisa membuktikannya," tekannya pelan pada Lea.

Lea tertawa kecil dan menyuapkan makanannya ke dalam mulut.

El menatap lekat Lea dari samping di mana ia tak hentinya mengagumi kecantikan istrinya sendiri.

El meletakkan sendoknya lalu beranjak dari sofa.

"Kemana?" tanya Lea kala El tampak akan pergi.

"Ke kamar mandi bentar," jawabnya yang langsung pergi membuat Lea mengerutkan sekilas keningnya.

Mungkin selang 2 menit El berteriak.

"Sayang tolong kemari sebentar," panggilnya pada Lea dengan sedikit keras.

Lea mengakhiri makannya dan bergegas ke kamar mandi untuk menghampiri El.

"Kenapa?" tanya Lea di depan pintu kamar mandi.

El membuka perlahan pintunya dan menyembulkan kepalanya.

"Bisa masuk sebentar enggak? Aku butuh bantuanmu sayang," ucapnya dengan manja membuat Lea menelan salivanya berat dan ragu.

"Memangnya kenapa?" tanya Lea yang sedikit ganjal.

"Masuklah, kamu akan tahu nanti," jawabnya membuat Lea kini sedikit saah tingkah.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang