FLASHBACK ON
Kantor Zen
Zen yang baru saja berteleponan dengan Lea kini mendadak murung.
"Kasihan banget, siapa yang tahu jika ternyata dia selama ini kesusahan," gumam Zen yang meratapi nasib Lea di Milan.
"Dasar sepupu sialan, pengin banget rasanya nelan dia hidup- hidup," umpatnya pada Tera setelah mendengar semua cerita tentang Lea barusan.
Zen menatap pintunya kala mendengar suara ketukan dari luar.
"Masuk," serunya membuat pintu terbuka dan menampilkan segerombol orang- orang berbaju hitam.
Zen yang merasa digerebek, kini sedikit panik.
"Siapa kalian?" tanya Zen dengan takut.
Pria paling tampan yang berdiri paling depan itu tampak menunjukkan identitasnya.
"Kami pengawal dari perusahaan JM Barrie, perkenalkan saya Nico Resalvet, tangan kanan sekaligus pengawal pribadi Lea Cornelio," ucapnya sembari mengulurkan tangannya pada Zen.
Zen dengan sedikit ragu menjabat tangan Nico namun saat mendengar nama perusahaan raksasa itu Zen menjadi percaya dan yakin 100% jika mereka memang orang- orang Cornelio.
"Apa benar anda sahabat dari Lea Cornelio?" Zen mengangguk dengan mantap.
"Sudah hampir 1 bulan kami tidak bisa menghubungi tuan Cornelio ataupun Lea, apa mungkin anda tahu di mana ia sekarang? Kami sedikit kesulitan menghubungi kantor," tanyanya pada orang yang tepat.
"Kalian sungguh orang- orangnya om Cornelio?" Nico sedikit kesal hingga ia menunjukkan foto- foto dirinya dengan Cornelio ataupun Lea.
Zen yang percaya sontak langsung menjelaskan semuanya pada Nico.
"Boleh pinjam ponselmu sebentar, kami harus melacak lokasinya," Zen mengangguk dengan mantap.
Nico segera melacak keberadaan Lea dan tak butuh waktu lama untuk menemukannya.
"Terima kasih, " ucap Nico sembari mengembalikan ponselnya pada Zen.
Zen langsung menahan tangan Nico yang hendak pergi.
"Tolong bawa kemari Lea dengan selamat, " pintanya dengan sangat tulus.
"Itu pasti, " jawab Nico dengan tegas.
Mereka lalu pergi membuat Zen bisa sedikit bernapas lega.
"Semoga saja mereka bisa membawa Lea kemari, kasihan sekali dia di sana. Ia pasti menderita karena sepupu gilanya itu, " dumelnya dengan kesal di akhir kalimatnya.
•••
2,5 jam kemudian
[Penerbangan Washington DC ke Paris/ Milan]
Maaf kalau salah, saya cari di intenet waktu yang dibutuhkan segitu.
Beritahu saya jika saya salah.Nico dan anak buahnya sudah sampai di Milan.
Dan kini mereka tengah menuju di titik lokasi tempat Lea berada.
Nico menghentikan mobilnya saat mereka sudah berada di depan mansion El tepat pada titik lokasi ponsel Lea.
"Ternyata ia berada di rumah seseorang yang ternama, cepat cari tahu mansion siapa ini," perintahnya pada anak buahnya.
Dengan berbekal laptop anak buah Nico mencoba mencari tahu tentang mansion yang Lea tinggali.
"Tuan, lihatlah ini," ujar anak buahnya dengan sedikit panik.
Nico langsung membaca tentang pemilik mansion terbesar ini.
"Aku pernah mendengar nama ini, ia memang orang ternama," gumam Nico sembari menutup laptopnya dan menelisik ke dalam mansion untuk mengatur strategi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Teen FictionEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...