Part 107

12K 300 0
                                    

Pukul 9 malam El dan Lea baru pulang dari acara pernikahannya.

Mereka kini telah tiba di mansion.

El dengan semangat yang membara, bergegas untuk turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Lea.

"Terima kasih," seru Lea kala El dengan cepat membantu dirinya untuk keluar dari mobil mengingat gaunnya yang panjang dan berat.

"EL!" pekik Lea terkejut saat El mengangkat tubuhnya.

"Yaaa, cepat turunkan aku. Aku sangat berat," serunya pada El.

"Ini bukan masalah berat atau apa sayang, aku ingin segera membuatkan cucu untuk mama dan papamu," jawabnya menggoda Lea sembari menaiki anak tangga menuju lantai atas.

Lea memukul dada bidang El sembari mengeratkan pelukannya pada leher El untuk menyembunyikan senyum malunya.

El membuka pintu kamarnya dan ya, kamarnya sudah dipenuhi dengan lilin, mawar serta balon yang serba merah.

Jangan tanya ini ulah siapa, tentu ulah mamanya dan Ziko.

El mendudukkan Lea di tepi ranjang dengan sangat hati- hati.

Terlihat di dekat jendela ada beberapa makanan serta anggur merah.

"Apa mama yang melakukan semua ini?" tanya Lea penasaran.

"Tentu, ia akan melakukan segalanya untuk menantu tercintanya ini," jawab El sembari membelai pipi chubby Lea.

"Aku akan menyiapkan air hangat untukmu," ujarnya yang langsung bergegas pergi ke kamar mandi.

Lea segera melepaskan semua aksesorisnya dan bergegas mandi karena hari juga sudah larut malam.

Hingga tatapannya tertuju pada box hitam di dekat handuk yang dibentuk angsa tersebut.

Lea segera meraihnya untuk melihat apa isinya.

Lea sedikit syok kala ia membukanya dan melihat isi dari box tersebut.

Baju? Untuk Lea?

"Sayang, air hangatnya udah selesai," ucap El dengan tiba- tiba membuat Lea sedikit terkejut dan langsung menutup boxnya.

"Ya terima kasih," jawab Lea yang sedikit gelagapan.

"Sini biar kubantu untuk melepas gaunnya," ujar El dengan senyuman jahilnya.

"Tunggu," ucap Lea yang tak siap dengan hal itu.

Lea menelan salivanya dan berusaha untuk mencari alasan yang tepat saat ini.

"Bisa tolong ambilkan tas hitam yang di mobil tadi? Sepertinya aku datang bulan," bohong Lea membuat El langsung membasahi bibir bawahnya.

"Datang bulan?" Lea mengangguk dengan wajah yang menggemaskan membuat El tak sanggup untuk membiarkan hal itu begitu saja.

El mengangguk lalu segera melenggang pergi untuk mengambil tas hitam yang Lea maksud.

Lea menghembuskan napas lega kala El sudah keluar sekarang.

"Maaf ya aku terpaksa bohong," gumamnya yang bergegas pergi ke kamar mandi sebelum El kembali.

Sedangkan El yang tengah turun ke lantai bawah terus menggerutu dengan segala kekecewaannya.

"Siapa suruh  tadi ekspetasinya tinggi banget, giliran sekarang tertunda kesel sendiri," dumelnya sembari mengambil tas hitam tersebut dan membawanya masuk ke dalam.

Guk guk

El menoleh kala mendengar suara wolfy ketika berada di lantai 2.

"Yaaa, apa kau sedang mengejekku?" tanyanya yang kini kesal pada wolfy.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang