Part 60

16.7K 356 0
                                    

Sedangkan di mansion ada El yang terlihat begitu malas dan lesu sekali untuk melakukan apapun, termasuk bangun dari atas ranjangnya.

El meraba sampingnya yang kosong lalu kembali memejamkan matanya dan membayangkan akan keberadaan Lea di sampingnya.

Ia lalu memeluk erat bantal yang biasa Lea gunakan.

Bau rambut dan tubuhnya seakan masih melekat di sana membuat rasa rindu kini sedikit terobati meski ia ingin sekali bertemu dan memeluknya secara langsung.

El membuka kedua matanya lalu tatapannya tertuju pada keranjang bayi putranya.

Dengan tubuh yang terasa begitu sakit semua, ia berjalan mendekati keranjang bayi putranya.

Terlihat baby Enzo sudah bangun dan tengah asyik mengulum jempol kakinya.

"Hei son, kau sudah bangun?" tanyanya sembari mengangkat baby Enzo dari dalam keranjang.

"Wahh kau kini sudah tumbuh besar, hmm? Tubuhmu bertambah berat dan sehat semenjak minum ASI," gummanya yang mana ia kembali teringat akan Lea lagi.

Tatapan El tak sengaja tertuju pada kalender.

Di mana bulan Desember ini tanggal 25 usia baby Enzo genap satu tahun.

El menciumi wajah baby Enzo dengan mata yang sedikit berkaca kala ia teringat akan Lea.

"Tenanglah son, papa akan mencari mamamu sampai ketemu dan mengajaknya pulang, kau akan memiliki keluarga yang utuh nantinya," ujarnya pada baby Enzo.

Tok tok

Pintu diketuk membuat El emngusap kasar dan cepat air matanya.

"Masuk," serunya membuat pintu terbuka dan menampilkan Tesa.

"Mama," gumamnya yang terkejut akan kedatangan Tesa.

Tesa langsung menghampiri El dan menatapnya dengan mata yang berkaca- kaca.

El yang melihat hal itu langsung merengkuh mamanya ke dalam pelukannya.

"Mama kenapa?" tanyanya dengan pelan dan lembut sembari menepuk punggung Tesa.

"Ziko bilang pergi, apa kamu sudah menemukannya?" tanya Tesa yang ikut prihatin dengan El.

El berdeham sekilas sembari mencium sekilas puncak kepala mamanya.

"El akan mencarinya," jawabnya dengan mantap dan sagat yakin.

Tesa menguraikan pelukan putranya dan mengusap air matanya.

"Sekarang biarkan mama yang mengurus putramu, cari Lea sekarang, ia adalah wanita yang baik, ia sangat tepat untukmu, mama akan merestui kalian dan menikahlah setelah kau menemukannya nanti, cepat," suruhnya pada El.

El yang mendengar restu dari mamanya sontak tersenyum lebar dan manis.

"Mama tenang aja, El akan mencarinya sampai ketemu," ucapnya sekali lagi menyakinkan Tesa.

Tesa hanya mengangguk dan mengambil alih baby Enzo.

Kringgg

El mengambil ponselnya di bawah bantal dan terlihat nama Glen di sana.

"Halo Glen," jawabnya dengan hati yang sedikit terhibur karena restu mamanya pada Lea.

"Cepat ke markas, ada sesuatu yang penting saat ini," ucapnya pada El.

El mengerutkan keningnya dan menatap sekilas Tesa.

"Apa?" tanya El yang sedikit menjauh dari mamanya.

Glen terdiam sejenak membuat El merasa penasaran.

"Archellio membunuh seseorang," jawabnya membuat El sedikit terkejut dengan hal itu.

El lalu mematikan ponselnya dan bergegas ke kamar mandi untuk membasuh mukanya.

Tak lama ia keluar dari walk in closet dengan penampilan segarnya.

"El tinggal dulu ke markas ya?" pamitnya pada Tesa.

Tesa hanya mengangguk sembari menimang baby Enzo.

"Hati- hati ya nak," pesannya yang diangguki oleh El.

•••
Sedangkan di tempat lain yang jauh sekali, ada Lea yang tengah melakukan latihan dengan beberapa pengawal.

Brugh

Buk

Dugh

Lea bergerak begitu cepat dan cakap membuat Nico sedikit kewalahan.

Hap

Nico menahan tangan Lea untuk memberitahunya sesuatu.

"Jangan terlalu gegabah, kamu akan gagal jika hanya melampiaskan amarahmu," beritahunya pada Lea yang terlihat begitu berkaca- kaca.

Lea hampir meneteskan air matanya namun untungnya bisa ia tahan.

"Aku hanya ingin membalaskan dendamku pada orang itu, karena dia aku kehilangan satu persatu orang di dekatku," jawab Lea yang memberikan alasan kenapa ia tak bisa fokus dan lebih bersemangat hanya karena melampiaskan amarahnya.

"Bersabarlah, di masa depan nanti kau akan bisa menangkapnya dan menghukumnya untuk sahabatmu. Berlatihlah dengan benar dan fokus, aturannya kau kuat kau menang, kau paham?" beritahu Nico pada Lea.

Brugh

"Arghhh," ringis Nico kala Lea membantingnya dengan sekali pukulan.

Lea lalu melenggang pergi dan keluar dari ruang latihan membuat Nico yang tergeletak di lantai menatap sendu Lea.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang