Sesampainya di mansion El langsung membopong tubuh Lea masuk ke dalam.
Lea yang baru tahu sifat marah El kini entah kenapa ia tak bisa berkutik sedikitpun.
Bahkan sangat takut untuk buka suara.
Dengan pelan El mendudukkan Lea di tepi ranjang.
Ia melepas jasnya dan pergi ke walk in closet.
"Saat serius ia lebih seperti pria, bukan berandalan yang mesum," gumam lirih Lea sembari menatap keranjang baby Enzo.
Tak lama El kembali dengan kotak obat kecil di tangannya.
El langsung duduk di samping Lea dan menyibakkan rambutnya ke belakang agar ia bisa dengan mudah dan jelas mengobati leher Lea.
Lea beberapa kali menelan salivanya membuat El diam-diam tersenyum.
"Kutanya sekali lagi, apa Oliv yang melakukannya?" tanya El untuk memecahkan keheningan di antara mereka berdua.
"Tidak," jawab Lea dengan cepat dan tegas.
Sesekali El meniup leher Lea yang mana hal itu membuat dirinya merasa ngilu dan perih melihatnya.
"Jangan sampai aku tahu kau berbohong hanya untuk menutupi sikap jahat sahabatmu. Kau ingat ucapanku, sekalipun keluargamu yang menyakiti, akan kubantai habis mereka semua," ucap El kembali mengingatkan Lea.
Lea memainkan jarinya dan berusaha setenang mungkin untuk tidak menimbulkan kecurigaan pada El.
Hingga Lea menyadari sesuatu yang baru saja El katakan.
"Bagaimana kau bisa tahu jika aku dan Oliv sahabatan?" tanya Lea yang tiba-tiba menoleh di mana hidungnya hampir bersentuhan dengan hidung El.
El menatap Lea dengan napas yang terdengar sangat berat.
"Kamu lupa dia mamanya siapa? El Zibrano Alemannus. Dua orang yang berbeda dengan sifat yang sama, apapun bisa kami dapatkan sekalipun itu tentang hal kecil," jawabnya dengan suara seraknya.
Lea tersenyum miring lalu menepuk pundak El.
"Lalu kenapa kau tidak bekerja saja dengan BIN, dengan begitu keahlianmu mencari tahu tentang informasi seseorang sedikit berguna, bukan untuk mencari tahu berapa ukuran pakaian dalam wanita, dasar pria cabul," oloknya di akhir kalimat membuat El menyunggingkan senyum manisnya.
"Asal kamu tahu, selama ini hanya pakaian dalammu yang membuatku sangat penasaran, karena itu aku sengaja mencarinya, bagaimana bukankah ukurannya sangat tepat," goda El yang mana hal itu membuat Lea memicingkan matanya pada El.
"Yaaa! Kenapa kau begitu mesum," teriak Lea yang langsung beranjak dari ranjang dan mundur menjauhi El.
El tertawa puas membuat Lea kini langsung menyilangkan tangannya di depan dada.
El langsung beranjak dari ranjang sembari membereskan kotak obatnya.
"Tidak perlu malu, aku sudah pernah melihat semuanya," ucap El sembari menatap Lea dengan senyuman manisnya.
"Tanpa terlewatkan satu inchipun," lanjutnya sembari mengedipkan sebelah matanya.
Lea langsung melepas high heelsnya dan melemparkan pada El.
Sayang sekali El begitu gesit dalam menghindar membuat kepalanya selamat dari lemparan high heels Lea.
Kringgg
El berhenti di dekat almari untuk melihat ponselnya.
"Sayang mandilah lebih dulu, akan kususul nanti," godanya sembari balik arah untuk menerima telepon dari seseorang yang penting.
KAMU SEDANG MEMBACA
ASI untuk Bayi Mafia
Fiksi RemajaEl Zibrano Alemannus, duda muda beranak satu dengan paras yang begitu rupawan dan mempesona. Menjadi miliarder di usia muda membuat wanita manapun mengantri untuk menjadi ibu susu putranya. Sayang sekali, tuan muda El yang tampan nan bejat bersumpah...