Part 72

13.6K 345 4
                                    

El menggeliat begitu panjang dan merasakan dingin pada kakinya.

Dengan mata yang terasa lengket, ia berusaha meraih selimut di bawah kakinya.

Namun pandangannya malah tertuju pada seseorang di dekat jendela.

El mengusap kedua matanya untuk bisa terbuka dengan jelas.

"Ahh shit, berapa botol wine yang kuminum semalam hingga aku bisa berhalusinasi senyata ini," gumamnya sembari memijit pelipisnya membuat Lea yang tengah membaca buku menoleh sembari tersenyum tipis.

Lea menutup bukunya dan memandangi El yang masih fokus memijit pelipisnya.

"Apa aku mengejutkanmu?" tanya Lea pelan yang mana ia masih duduk tenang di dekat jendela mengamati dengan senang El yang masih tak percaya dengan kedatangannya.

"Bahkan aku bisa mendengar suaranya dengan begitu jelas," gumamnya sekali lagi membuat Lea tersenyum.

El berusaha bangkit dari baringnya dan duduk dengan kepala yang begitu berdenyut.

El mengacak- acak rambutnya membuat Lea beranjak dari kursinya.

"Maaf sudah membangunkanmu, aku hanya berniat untuk mampir tadi," serunya sembari menghampiri El di ranjang.

El yang melihat Lea berdiri di depannya sontak langsung menarik tangannya hingga tubuh mungil itu jatuh tepat di atas tubuhnya.

El yang melihat Lea berdiri di depannya sontak langsung menarik tangannya hingga tubuh mungil itu jatuh tepat di atas tubuhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lea menelan salivanya kala jarak mereka yang sangat intim.

"Ini nyata," gumam El kala Lea menangkup wajahnya.

"Maaf merepotkanmu, aku pergi tanpa pamit," ucap Lea dengan pelan dan sedikit sungkan pada El.

El hanya diam dan mengamati wajah cantik yang beberapa hari ini tidak ia lihat.

"Apa kamu baik- baik saja? Bagaimana dengan keadaan papamu?" tanyanya untuk kali pertamanya ketika mereka bertemu.

Lea yang mendapati pertanyaan tersebut ingin sekali menangis saat ini.

Namun Lea malah menempelkan bibirnya pada bibir seksi El.

El memejamkan matanya menikmati benda kenyal yang terasa manis tersebut.

Dengan sedikit geram juga candu dengan bibir manis Lea, El tak bisa menahan diri untuk tidak melumatnya.

Hingga Lea melepas pangutan itu lebih dulu membuat El sedikit kecewa kala ia sedang menikmatinya.

"Kata Ziko belakangan ini kondisimu sedang tidak baik- baik saja? Apa kamu merasa sakit pada bagian tertentu, kenapa tidak dirawat di rumah sakit?" tanya Lea dengan menggebu- gebu membuat El tersenyum sembari mengusap lembut punggung polos Lea.

"Sekarang semua penyakitku sudah sembuh setelah kamu datang," jawabnya membuat Lea berdecak mendengar hal itu.

"Bagaimana dengan keadaan baby Enzo? Apa ia sakit karena meminum susu formula?" El mengangguk lemah.

Wahh bukankah aku akan kembali mendapatkan susu sehat? Sepertinya aku tidak akan bisa sakit jika minum susu sehat langsung dari sumbernya, batin El dalam hati.

Akhirnya son, mamamu pulang. Kini kita bisa minum susu lagi, batinnya dalam hati sembari mengusap- usap lembut punggung polos Lea.

"Aku minta maaf untuk beberapa hari lalu, aku pergi tanpa memberitahumu," ucapnya sekali lagi.

El sedikit menarik tengkuk Lea agar wajahnya semakin dekat dengannya.

"Berhenti minta maaf karena aku akan memberimu hukuman," ujarnya sembari membalik posisi Lea.

Kini El sudah menindih sebagian tubuh Lea di mana kini waktunya ia memberikan hukuman padanya.

"Tunggu, apa yang akan kamu lakukan, aku akan memberitahumu semuanya tanpa terkecuali," ucap Lea dengan sedikit panik kala El sudah berada di atasnya.

El hanya tersenyum lalu mengecup begitu lama kening Lea.

"Aku tidak akan lagi memaksamu atau memintamu untuk menjadi ibu susu baby Enzo dan," El menjeda ucapannya sejenak.

"Aku akan sedikit menjaga jarak," lanjutnya membuat Lea menaikkan alisnya sembari melihat  El dan dirinya sendiri secara bergantian yang mana jarak keduanya tak hanya dekat namun menempel.

"Setelah ini," ujarnya yang paham dengan tatapan Lea.

Lea yang mendengar ucapan El barusan sedikit tersentuh dan terharu.

"Kamu tahu, aku sebenarnya tak keberatan untuk menyusui baby Enzo, sayang sekali aku sedikit risih dengan," Lea tak melanjutkan ucapannya membuat El tertawa kecil.

"Cara pumpingnya?" tebak El yang diangguki Lea dengan malu- malu.

El tertawa kecil sembari menempelkan hidungnya pada hidung Lea.

"Maaf membuatmu risih selama ini, aku akan mencarikan pumping nanti," ucapnya dengan begitu pelan sembari menyatukan keningnya pada kening Lea.

Lea yang mendengar perkataan El barusan bear- benar dibuat terharu dan tak bisa berkata apa- apa lagi.

Kini Lea baru menyadari jika El tidak searogan itu, ia berusaha memahami perasaan orang lain dengan begitu baik.

Lea yang melihat El tak seagresif dulu sontak ingin menggodanya.

Ia sengaja mengalungkan tangannya pada leher El sembari mengusap lembut kepalanya.

"Sepertinya ini bukanlah tuan El Zibrano yang kukenal dulu, ia tak mungkin membiarkan mangsanya semudah itu kala sudah di depan mata," ujarnya dengan pelan membuat El tersenyum tipis.

Lea lalu mendekatkan wajahnya pada telinga El untuk berbisik sesuatu.

"Kamu tak ingin mengisi eneri sebelum semuanya diminum baby Enzo?" tawarinya dengan berani pada El.

El yang mendengar hal itu kini langsung memalingkan wajahnya yang tampak bersemu merah sembari menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa saltingnya saat ini.

Ya Tuhan, bolehkah kasih aku umur yang panjang? Jantungku sedikit bermasalah karenanya, aku takut mati lebih dulu sebelum tua bersamanya karena serangan jantung, batinnya dalam hati.

"Oh enggak mau, yaudah sih enggak papa, lagian aku bisa memberikannya nanti pada baby Enzo," ucap Lea sembari melepas tangannya dari leher El.

Lea sedikit terkejut saat El tiba- tiba menyambar bibirnya.

Lea tersenyum di sela ciumannya kala El memangut lembut bibirnya dengan tangan yang mulai aktif membuka tali dressnya.

El menghentikan lumatannya dan menatap mata cantik Lea.

Lea hanya tersenyum membuat El paham dan langsung beraksi untuk melanjutkan aksinya.

"El nghh," panggil Lea sembari meremas rambut El kala ia merasa geli juga nikmat secara bersamaan kala tangan kekar itu menyentuhnya.

Lea dibuat mabuk kepayang hanya karena sentuhan dari El.

Rasanya ia bagai terbang ke awan dan lupa akan segalanya.

Beberapa kali Lea membusungkan dadanya kala El begitu bersemangat dalam meminum ASI nya.

Bahkan ia enggan untuk melepasnya ditambah tangan satunya begitu asyik memainkan squisynya.

Setelah lama memadu cinta untuk saling menyalurkan rasa rindunya, kini keduanya berbaring bersama di ranjang untuk menikmati pagi yang cerah ini.

Dengan Lea yang sudah berganti dengan memakai kemeja El.

"Sekarang cepat ceritakan semuanya dari awal hingga akhir, sampai kamu kembali ke sini lagi," pinta El sembari menggenggam erat tangan Lea dan sesekali menciumnya.

Lea hanya tersenyum tipis dan bersiap untuk bercerita.

"Jadi."

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang