Part 62

14.1K 328 0
                                    

CITTT

Deritan ban mobil pada basement parkiran benar- benar memekakkan telinga siapapun yang mendengarnya.

Glen turun dari mobil dan berlari begitu kencang untuk sampai ke lantai atas tepat pada apartemennya.

Disusul oleh yang lainnya, mereka berlari dengan tergopoh- gopoh dan selalu menepis pikiran buruk yang selalu muncul pada Flo.

Karena tak ingin mengulur waktu, Glen menggunakan tangga darurat untuk bisa sampai di apartemennya tanpa peduli jika ada lift.

Sedangkan El dan yang lainnya sengaja menaiki lif tberjaga- jaga jika kurir itu turun ke bawah menggunakan lift.

Glen mengatur napasnya, masih kurang satu lanttai lagi.

Ia dengan cepat kembali menaiki tangga untuk cepat sampai di apartemennya.

Glen berlari begitu cepat menuju apartemennya kala ia sudah sampai di lantai paling atas.

BRAKK

Glen menendang pintunya membuat Flo yang tengah makan pizza di ruang tengah hampir tersedak.

"Flo," panggilnya yang langsung menghampiri Flo.

Brugh

Glen langsung memeluk Flo bersamaan dengan El dan yang lainnya datang.

El dan yang lainnya segera memeriksa seluruh ruangan Glen.

Flo yang bisa mendengar betapa cepatnya detak jantung Glen dan napas yang terengah- engah membuat Flo percaya  dan yakin jika Glen secemas itu padanya.

Flo menguraikan pelukan Glen dan melihat Glen yang tampak terengah- engah.

"Kamu tidak apa- apa? Apa ia melukaimu? Apa ia mengancammu? Apa ia mengatakan sesuatu?" tanya Glen yang membrondongi Flo dengan segala pertanyaan cemasnya.

Flo menggelengkan kepalanya pelan di mana tangan Glen kini menggenggam erat tangan Flo.

Dan Flo bisa merasakan betapa dinginnya tangan Glen.

"Bukankah sudah kukatakan untuk tidak membukakan pintu pada seseorang yang tidak kamu kenal, kenapa kamu tidak medengarkanku, bagaimana jika tadi ia melukaimu, apa kau tidak tahu jarak markas kemari itu sangat jauh, bagaimana jika tadi aku terlambat datang, meski kau bisa menjaga diri kau tetap perempuan yang harus dilindungi, apa kau tak paham dengan ucapanku?" omel Glen panjang lebar membuat Flo begitu girang dalam hatinya namun ekspresi wajahnya benar- benar flat sekali.

El dan yang lainnya yang menyaksikan Glen yang tengah mengomeli Flo hanya bisa diam dan terheran- heran.

"Bukankah ia begitu pantas sekali menjadi bapak- bapak?" tanya Ziko yag diangguki oleh Sarvel.

"Meski ia selalu kocak dan Somplak sepertimu, jika menyangkut Flo ia mendadak jadi bapak- bapak yang serius," Ziko berdecak kala Sarvel mengatakan jika dirinya koplak dan somplak.

"Tapi Glen lebih waras dari dia," tambahi Alvino dengan singkat namun sangat panas di telinga.

El hanya tertawa kecil.

"Semua pria pasti akan melakukan hal itu jika menyangkut wanitanya," tambahinya yang diangguki setuju oleh Zen.

"Beruntungnya aku jadi wanitamu," godanya pada El sembari menoel dagunya.

El langsung menodongkan pistol ke arah Zen.

"Sekali lagi kau sentuh wajahku kutembak kepalamu," ancamnya membuat Zen langsung berdiri tegak layaknya sedang baris.

Ziko dan yang lainnya yang melihat hal itu hanya bisa tertawa.

Glen kembali memeluk erat Flo di mana ia benar- benar sangat mencemaskannya.

ASI untuk Bayi MafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang