Weekend ini terasa lebih santai bagi Mayor Teddy, karena jadwalnya tidak terlalu padat dan tidak ada pekerjaan yang menyita waktu. Dia merasa lega bisa menikmati waktu berkualitas bersama keluarganya. Pagi itu, setelah mengurus hewan peliharaannya, Mayor Teddy bersiap untuk menjemput Vanessa di Kertanegara. Keluarga Bapak sedang menghabiskan waktu weekend di sana, menikmati kebersamaan sebelum anak-anak Bapak kembali ke aktivitas masing-masing.
Berkumpul di Kertanegara menjadi pilihan yang tepat, terutama karena anak-anak Bapak masih berada di Indonesia untuk beberapa hari ke depan. Suasana hangat dan ceria menanti mereka, dengan berbagai kegiatan yang sudah direncanakan. Ditambah lagi, setelah pengesahan oleh KPU, Bapak tidak memiliki jadwal mendadak yang mengganggu waktu bersama keluarga di akhir pekan ini.
Semalam, Mayor Teddy merencanakan hari yang penuh aktivitas bersama Vanessa. Dia telah mengajaknya untuk mengunjungi beberapa tempat, seperti rumah sakit dan bandara. Awalnya, Mayor Teddy ragu untuk mengajak Vanessa, karena dia tahu bahwa keesokan harinya gadis itu akan mengikuti pembekalan koas. Namun, Mama Mayor Teddy memiliki rencana lain, Mamanya ingin mengajak calon menantunya, dan tentu saja, Mayor Teddy tidak bisa menolak permintaan Mama.
Ketika Mayor Teddy menjelaskan rencananya kepada Vanessa, gadis itu langsung menunjukkan semangatnya. Dia merasa senang bisa menghabiskan waktu bersama Mayor Teddy dan keluarganya, meskipun tahu bahwa hari-harinya ke depan akan padat dengan kegiatan. Keterlibatan Vanessa dalam aktivitas tersebut membuatnya merasa lebih dekat dengan keluarga Mayor Teddy, dan dia pun antusias untuk menjelajahi tempat-tempat yang sudah direncanakan.
Dengan suasana hati yang positif, Mayor Teddy dan Vanessa pun bersiap untuk memulai petualangan mereka hari itu. Semangat dan rasa ingin tahunya membuat Vanessa merasa lebih bersemangat meskipun harus menghadapi pembekalan koas di hari berikutnya.
"HAHAHAHA, MAS, KOK BISA OUTFIT KITA SAMA GINI?" Vanessa histeris kaget ketika ia membuka pintu mobil dan salah fokus dengan pakaian Mayor Teddy yang senada warnanya dengan dirinya.
Walaupun ada hijau lucu yang menempel dalam warna outfit gadis itu, tetap saja Mayor Teddy dan dirinya memakai outfit warna putih dan coklat. Bedanya kalau Vanessa coklat muda dan Mayor Teddy coklat tua.
"Lucu banget kamu pake outfit itu. Jodoh banget deh kita, sayang." Goda Mayor Teddy. Gadis itu sudah duduk di sampingnya dengan senyum khas salah tingkahnya.
"Kayaknya bakal ketahuan deh sama cegil-cegil kamu, Mas. Apalagi tanpa janjian outfit kita sama banget lagi." Sejujurnya ada rasa takut karena ini pertama kalinya mereka jalan berdua setelah jadian.
"Nggak papa, sayang, nggak usah takut." Mayor Teddy mengusap puncak kepalanya, mereka sudah meninggalkan komplek Kertanegara.
Mayor Teddy mengenggam tangan kanan Vanessa dengan lembut, sementara tangan kanannya digunakan untuk menyetir mobil dengan sigap. Dia mengenakan kacamata hitam yang bertengger di antara hidungnya, memberikan kesan gagah dan tampan yang membuat penampilannya semakin menarik. Dalam perjalanan itu, suasana terasa hangat dan penuh romantis.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Fell First and She Never Fell?
Fanfiction"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar. Untuk readers baru, supaya nggak bingung, lebih baik baca dulu "The Qonsequences" baru cerita...