91

4.3K 290 68
                                    

Sesuai ucapan Bapak tadi siang di hotel, semua rombongan pada liburan kali ini sudah berkumpul di lobby hotel dan siap siap mendengarkan tujuan destinasi yang diinginkan Bapak dan Ibu. Semua rombongan sudah siap dan penasaran destinasi apa yang ingin dituju.

"Jadi kita kemana?" Tanya Vanessa langsung membuka suara ketika semuanya sudah berkumpul.

"Nenek mau ke Shibuya Sky, setelahnya kita dinner di Restoran Shibuya Blue Bird. Masih satu gedung dengan Shibuya Sky." Celetuk Ibu dengan suara lembut dan keibuannya.

"SERIUS?!" Vanessa girang sekali.

"Kenapa malah kamu yang girang?" Ledek Mas melihat istrinya yang tengah jingkrak jingkrak disebalahnya.

"Mati lah gue." Ucap Lino dengan lesu.

"Mati juga gue." Bisik Agung.

"Ih itu spot terbaik lihat Kota Tokyo 360 derajat, Mas. Impian aku tahu!" Sahut Vanessa berbinar binar sedangkan Mas menatap istrinya dengan kelewat gemas.

"Iya, Ibu mau lihat sunset dari atas sana." Celetuk Ibu lagi.

"Ini Ibu gabut banget apa gimana ya jauh jauh ke Jepang mau lihat sunset." Bisik Lino.

"Ya beda vibesnya goblok." Deril menggeplak topinya.

"Saya dengar loh, Lino." Tegur Ibu dengan tatapan tajamnya.

"Hehehe bercanda, Ibu cantik." Lino cengengesan.

"Bapak ngikut saja, biarkan Ibu yang ngurus semuanya." Sahut Bapak tanpa protes.

"YES!!" Ati juga ikut girang.

Sedangkan anak anak mereka bingung karena tidak tahu harus bereaksi seperti apa karena tidak tahu tentang tempat tersebut.

"Anjing itu tinggi banget cok, di lantai 47!!" Ucap Lino dengan paniknya.

"Phobia ketinggian No?" Tanya Mas dengan ledekannya. Lino mengangguk cemas.

"Cupu emang si warga ini." Ledek Rajif.

"Serem dah, Bu saya kalau nggak ikut gimana?" Tanya Lino.

"Sama Bu, saya juga." Lanjut Agung.

"Loh kenapa?" Tanya Ibu heran.

"Lutut mereka gemetaran Bu kalau kesana." Tawa Deril.

"HAHAHAHA NGAKAK." Tawa Rizky.

"Bacot Der!" Sikut Lino.

"Ih Om Lino penakut." Ledek Naira yang kini ikut ikutan.

"Nanti kamu juga ketakutan, Nai." Sahut Lino.

"Ngakak si Lino, lo diledekin anak kecil." Tawa Rajif.

"Malu sama tatto kamu, Lino. Masa gitu aja takut?" Ibu kini semakin meledeknya.

"Y-ya nggak gitu, Bu. Itu tinggi banget." Ucap Lino pelan.

"Sudah nggak papa, nanti kamu pegangan saja sama yang lain. Rugi dong udah jauh jauh ke Jepang masa nggak kesana?" Kata Ibu.

"Saya nggak percaya sama mereka, Bu. Yang ada saya bisa didorong dorong sama mereka. Saya udah tahu akal busuk mereka, Bu." Lino menunjuk teman temannya.

"Fitnah aja anying." Toyor Deril.

"Sakit hati mungilku kau ngomong gitu, No." Agung dramatis.

"Tahu ya, suuzon aja parah banget." Lanjut Rizky.

"Nanti kita dorong Agung dan Lino sama sama guys." Ancam Nando dengan tengilnya.

"Kan kan, saya aja udah diancam Bu." Lino mengadu.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang