He Fell First and She Never Fell?

46

Dunia terus berputar tanpa henti, membawa setiap manusia dalam perjalanan hidupnya yang tak terduga. Setiap orang memiliki garis takdirnya sendiri, langkah awal yang menentukan arah dan tujuan, sekaligus langkah akhir yang menyudahi perjalanan. Waktu terus berjalan, tidak peduli suka atau duka, kaya atau miskin, hidup atau mati. Kita, sebagai manusia, hanya mampu melanjutkan hidup dari satu hari ke hari berikutnya, menjalani berbagai tantangan, ambisi, dan tuntutan dunia yang tak pernah surut.

Namun, di balik semua itu, ada kelelahan yang sulit diabaikan. Tuntutan hidup sering kali menjadi beban yang tak kasat mata, namun begitu terasa di hati dan pikiran. Kita seolah berlari dalam roda tanpa ujung, mencari makna dan tujuan yang kadang hanya samar. Tapi, meski lelah, kita tetap berjalan, karena itulah hakikat hidup. Menghadapi segala yang datang dengan kekuatan yang kita miliki, sambil berharap esok membawa harapan baru.

Waktu terus berjalan, bulan berganti bulan, dan hari juga berganti hari. Di sepanjang tahun ini, semua rasa sedih, bahagia, kecewa, dan tangisan jalan beriringan. Seakan-akan alam semesta mengatakan, apapun ketetapan Tuhan, akan selalu berjalan berdampingan.

Vanessa dengan rentetan kesibukan sepanjang tahun ini dengan dunia koasnya, dari stase satu ke stase lainnya, dari laporan stase ke laporan stase berikutnya, dia jalani dengan segala rasa bahagia dan rasa syukur. Begitu juga dengan Mayor Teddy, laki-laki cekatan, berpendidikan, berintelektual, berwibawa, mapan, visual nan indah, memiliki aura maupun pesona tersendiri hingga tanpa dia sadari menciptakan fenomena yang ternyata belum kunjung berakhir.

Di akhir purna tugasnya menjadi seorang ajudan Menteri Pertahanan RI, sosok yang sangat diidolakan dan dikagumi oleh seluruh masyarakat. Ia bersyukur karena menjalani satu demi satu titik kehidupannya kini menjadi penuh warna, tidak hanya tentang kesibukan pekerjaan yang monoton, tidak hanya memikirkan kelanjutan karirnya. Namun, kini kehidupannya menjadi sangat berwarna karena ia jatuh cinta, tidak hanya sekali saja, tapi berkali-kali ke sosok gadis yang tak pernah ia duga.

Banyak yang bilang bahwa hidup tanpa cinta terasa datar, seolah ada sesuatu yang kurang. Cinta memberikan warna, gairah, dan kehangatan dalam hidup kita. Namun, cinta juga membawa konsekuensi. Memilih untuk jatuh cinta berarti membuka hati, menyisakan ruang bagi seseorang untuk masuk, meskipun ada dua kemungkinan: kebahagiaan atau luka.

Jika beruntung, cinta akan berbalas, memberikan kebahagiaan yang tak terhingga, dan dunia pun terasa lebih indah. Namun, jika sebaliknya, cinta bisa mengarah pada rasa sakit akibat dikhianati atau tidak dihargai. Walaupun begitu, banyak yang memilih untuk tetap mencoba, karena cinta bukan hanya tentang hasil, melainkan tentang keberanian dan kerelaan membuka diri. Terlepas dari resikonya, cinta mengajarkan kita untuk menjadi kuat, belajar menerima, dan terus tumbuh dalam perjalanan hidup.

Mas setuju dengan hal itu karena apapun di dunia ini tentu ada resikonya. Setelah menutup hati beberapa tahun belakangan ini, setelah melewati kehidupan yang tertatih-tatih, setelah melewati badai dan hujan yang selalu hinggap di hidupnya, setelah rasa sakit hatinya, setelah melakukan perayaan mati rasa, Mas bisa kembali meraih hidupnya dan itu semua berkat gadis berusia 22 tahun yang dulu sangat ia harap untuk bisa jauh dari bocil kematian yang sangat menyusahkannya.

Namun, siapa sangka? Ternyata laki-laki kaku, dingin, tegas, cuek, dan cool tersebut luluh hanya karena gadis yang memiliki banyak tingkah aneh, yang sangat berbanding terbalik dengan kepribadiannya. Namun ternyata sangat memikat.

Menjelang hari bersejarah ketika Bapak akan dilantik sebagai Presiden ke-8 Indonesia, Mayor Teddy, yang sudah setia mendampingi, kini semakin terfokus dalam tugasnya. Saat pelantikan semakin dekat, jadwal Bapak kian padat. Sebagai tokoh yang sangat dihormati, Bapak memiliki serangkaian pertemuan penting, persiapan acara, dan berbagai urusan negara yang memerlukan perhatiannya.