47

7.1K 359 50
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa menghela napasnya pelan, tadinya ia pikir bisa langsung pulang dan tidur di kamar yang sudah sangat ia rindukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vanessa menghela napasnya pelan, tadinya ia pikir bisa langsung pulang dan tidur di kamar yang sudah sangat ia rindukan. Bisa saja ia langsung pulang ke Hambalang jika ajudan Mas yang menjemput, tapi Vanessa hanya ingin Mas yang menjemputnya, karena mereka sudah lama sekali tidak bertemu intens atau Mas hanya sekedar mengunjunginya ke rumah sakit, mengingat Kakeknya yang beberapa minggu lagi akan dilantik, pekerjaan semakin padat dan tak ada waktu untuk menjenguk dirinya.

Mengingat hanya menghitung beberapa hari lagi sebelum Bapak dilantik, ia juga mengingat jika Mas akan kembali ke batalyon dan melanjutkan pendidikannya. Meninggalkannya sendirian entah berapa lama. Rasa tidak tenang dan rasa semakin gelisah menyelimutinya, hal yang Vanessa takutkan akan semakin mendekat. Keputusan atau pun omongan hal lanjut mengenai hubungan dirinya dengan Mas belum ada permulaan, entah itu dari dirinya atau pun Mas. Bukan belum ada permulaan, tapi karena memang mereka sibuk satu sama lain, bertemu saja sangat jarang, hanya bermodalkan video call atau mengirim pesan. Itu pun juga tidak intens.

Semakin Vanessa pikirkan, semakin membuatnya lelah dan tak menemukan solusi. Saat ini, lebih baik ia tidur sembari menunggu Mas yang akan menjemputnya nanti sore.

Vanessa merebahkan tubuhnya di kasur kamar koasnya, menatap langit-langit kamar itu dengan perasaan gusar. Walaupun kepalanya sangat berisik, akhirnya, ia bisa tertidur juga dengan keadaan ia masih memakai seragam koasnya, karena memang matanya sudah tak sanggup untuk menahan rasa kantuk dan tak ada tenaga hanya untuk sekedar mengganti baju.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang