Benar kata orang, Jeju memang memiliki tempat istimewa di hati siapa pun yang mengunjunginya. Pulau yang terletak di semenanjung Korea ini ternyata bukan hanya salah satu destinasi wisata terpopuler tetapi juga menjadi salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk yang cukup tinggi di Korea Selatan. Jeju dikenal karena keindahan alamnya yang memukau, pegunungan yang menjulang, pantai-pantai yang indah, serta lautan biru yang membentang luas.
Dalam perjalanan menuju rumah Kakek dan Neneknya, Vanessa menikmati setiap pemandangan yang tersaji di sepanjang jalan. Pegunungan hijau yang asri, ladang jeruk yang khas, hingga pantai-pantai indah yang memamerkan ombak besar membuat perjalanan terasa menyenangkan.
Rafa dan Naira juga tak kalah antusias. Setiap kali melihat ombak besar menghantam bibir pantai, mereka bertepuk tangan atau berseru penuh kegembiraan dari balik jendela mobil. Vanessa tersenyum melihat kegembiraan anak-anaknya, merasa perjalanan ini bukan hanya untuk reuni keluarga tetapi juga kesempatan untuk mengenalkan keindahan Jeju kepada Rafa dan Naira. Pulau ini benar-benar memiliki daya tarik yang unik, membawa ketenangan sekaligus kebahagiaan bagi semua orang yang melewatinya.
Sejujurnya selama hidup, ini pertama kalinya Vanessa pulang kampung ke Korea. Baru pertama kali ia mengunjungi rumah Kakek dan Neneknya disini, biasanya, Vanessa hanya sering pulang kampung ke Bayuwangi ketika orang tuanya masih bersama, kampung Nenek dari pihak Ayah. Namun, setelah beberapa tahun perceraian orang tuanya, Kakek dan Nenek dari pihak Ayah memilih tinggal di Korea Selatan, karena selama ini Kakeknya menuruti kemauan istrinya untuk tinggal di Indonesia karena istrinya itu ingin dekat dengan menantunya. Tapi, setelah anaknya bercerai dengan mantan istrinya, tidak ada alasan lagi untuk tetap di Indonesia walaupun awal kehidupan Nenek ada di Bayuwangi, ia harus mengikuti suaminya.
Vanessa gugup, karena bisa dibilang ini pertama kalinya ia akan bertemu beberapa sepupunya dari pihak Ayah. Selama ini, Vanessa juga hanya dekat dengan sepupu-sepupunya di garis keturunan Bundanya atau Bapak, karena Vanessa tidak pernah didekatkan dengan keluarga Ayah walaupun kedua orang tuanya bercerai.
"Kenapa, sayang?" Tanya Mas yang menyadari gerak-gerik istrinya itu, seperti biasa yang selalu mengopek-ngopek kulit jari tangannya.
"Aneh nggak sih aku gugup?" Tanya Vanessa.
"Hal yang wajar, kamu juga baru pertama kali, kan? Nggak usah takut, ada Mas sama anak-anak, ada Ayah juga." Mas menenangkan istrinya itu.
"Lagian, ada Kakek dan Nenek. Kamu dulu sering ketemu dan sering main sama mereka, kan?" Tanya Mas.
"Iya sih, tapi itu kan waktu aku masih SMP, Mas. Udah lama banget. Nggak mungkin mereka lupa sama aku, kan?" Tanya Vanessa lagi dengan rasa khawatirnya.
Mas tertawa, lucu sekali ekspresi istrinya ini kalau sedang gugup dan panik. "Vanessa, Kakek dan Nenek aja datang ke pernikahan kita, masa iya lupa?"
"Bahkan, kata Ayah, mereka kangen sama kamu. Udah nggak usah khawatir. Lihat deh Rafa dan Naira, mereka aja excited banget." Ucap Mas dengan lembutnya.
"Lucu banget kalian berdua, couple-an gitu bajunya." Mas salah fokus dengan outfit Vanessa dan Naira. Kedua perempuan di hidupnya itu sangat kompak sekali.
"HAHAHA LUCU, KAN?! Mas tahu, nggak? Impian aku dulu itu pengen punya baju couple sama anak perempuan aku. Aku nggak sabar nunggu Naira besar, biar kemana-mana bisa sama dia. Nge-mall, shopping, pergi ke salon, atau jalan-jalan ke luar negeri sebelum Naira nanti makin sibuk sama kehidupannya." Mas tidak bisa menyembunyikan senyumannya itu ketika mendengar Vanessa bercerita.
"Mas sama Rafa ditinggal?" Tanya Mas dengan akting sedihnya.
"Ya nggak gitu juga. Girls time, sayang." Vanessa memperjelas maksudnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Fell First and She Never Fell?
Fiksi Penggemar"Jadi, saya jatuh dan cinta sendirian ya?" Disclaimer! Ini fiksi nggak ada sangkut pautnya di dunia nyata, tolong bijak dalam membaca dan berkomentar. Ini cuma hiburan untuk para cegil. Love, penulis.