93

3K 271 39
                                    

Dua minggu setelah liburan keluarga usai, Mas dan Vanessa kembali ke aktivitasnya masing masing. Vanessa dengan rangkaian operasi, piket ugd, dan perawatan lainnya yang semakin padat di rumah sakit sedangkan Mas yang semakin sibuk di Mabes, bahkan tak jarang ia sering dinas ke luar kota bersama komandannya. Meninggalkan anak anaknya di rumah setelah dijemput seusai pulang sekolah.

Mungkin bagi Rafa dan Naira, kedua anak kembar mereka sudah mengerti pekerjaan Papa dan Bundanya yang memang jarang berada di rumah, yang jarang pulang dan memiliki sedikit waktu bersama anak anaknya.

Tapi bagi Kai, anak kecil berumur 6 tahun itu belum mengerti. Tak jarang ia selalu merengek tantrum minta dijemput Papanya di sekolah. Namun terkadang, Mas memang berada di luar kota. Jadi mau tidak mau Vanessa yang harus berbesar hati menggantikannya.

Sejarang pulangnya Vanessa ke rumah dan menenui anak anaknya, lebih jarang lagi Mas. Vanessa dalam seminggu bisa beberapa kali pulang, walaupun sore atau malamnya ia harus kembali ke rumah sakit. Tapi berbeda dengan suaminya yang mulai semakin memperlihatkan dirinya yang tidak bisa memprioritaskan keluarga dan anak anaknya.

Vanessa mengerti, bahkan sangat mengerti walaupun ia terkadang masih berat hati.

Kini, di rumah mereka hanya ada Rafa, Naira, dan Kai yang sedang tidur setelah Magrib. Kabarnya, kedua orang tuanya hari ini pulang. Tidak tahu hanya sementara atau tidak.

"Raf.. kira kira Papa sama Bunda bisa datang ke sekolah nggak ya besok?" Tanya Naira kepada Kakaknya yang tengah bermain dengan Jojo.

"Aku nggak tahu juga, Nai. Kayaknya nggak?" Ucap Rafa dengan bingung.

"Padahal besok perpisahan sama teman teman sebelum kita lulus." Ujar Naira sambil memainkan kukunya.

Saat ini Rafa dan Naira hampir menyelesaikan pendidikan sekolah dasar nya. Setelah melakukan ujian nasional beberapa waktu yang lalu, acara perpisahan di sekolah mereka akan diadakan besok. Digelar di aula sekolah mereka dengan berbagai acara, tentu mengundang orang tua atau wali murid.

Akan seperti apa jadinya jika Rafa dan Naira hadir ke acara perpisahannya tanpa kedua orang tuanya?

Suara mobil masuk ke halaman rumah mereka, Rafa dan Naira mengintip dari jendela. Itu mobil Bundanya, selang beberapa menit ketika Bundanya tengah mengambil barang barang di kursi belakang, mobil Papanya ikut terparkir disebelah mobil HRV SE putih milik Bundanya.

Dari balik jendela, Rafa dan Naira mengintip kemesraan kedua orang tuanya, dimana Bundanya menyalami Papanya dan sebaliknya Papanya mencium seluruh wajah Bundanya. Memang pemandangan khas kedua orang tuanya ketika pulang.

Papanya juga membantu mengambil barang barang Bundanya dan mereka sempat tertawa entah karena apa. Mungkin karena tiba tiba pulang diwaktu yang bersamaan?

"PAPA!!!!" Itu Naira, siapa lagi sosok yang akan selalu meneriaki Mas selain Naira.

Mas langsung meletakkan barang barang Vanessa di sofa, langsung berjongkok dan merentangkan kedua tangannya menyambut pelukan Naira di depan pintu.

"Papa, aku kangen banget!!" Ucap Naira dipelukan Papanya itu.

"Papa juga kangen sama Naira." Balas Mas dengan pelukannya. Rafa yang berada disebelahnya juga ikut berpelukan. Rasanya energi Mas kembali terisi, rasanya jiwa Mas kembali tenang ketika ia pulang, menemui anak anaknya, dan istrinya.

"Sama Bunda nggak kangen?" Tanya Vanessa sembari melepas jas dokternya.

"Bunda kan sering pulang, kemarin juga pulang. Kalo Papa nggak pulang pulang." Ucap Naira dengan santainya.

"Kata siapa Papa nggak pulang pulang? Ini Papa pulang." Sahut Mas yang mencubit hidung mancung Naira dengan gemas.

"Iya, tapi jarang." Sindir Naira.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang