92

3.2K 269 45
                                    

Hari terakhir di Jepang, Bapak dan Ibu memutuskan mengajak keluarganya dan para mantan Staffnya ke Osaka. Tepatnya ke Universal Studio Jepang dimana tempat ini merupakan salah satu tempat wahana bermain terbesar yang ada di dunia. Beberapa hari ini mereka sudah mengikuti keinginan Bapak dan Ibu mengunjungi tempat tempat bersejarah, tempat wisata, dan tempat populer lainnya yang ada di Jepang.

Kali ini waktunya cucu cucunya serta para cicit dan mantan Staffnya bermain dan berpetualang. Sedangkan Bapak dan Ibu cukup menunggu mereka bermain sepuasanya di sebuah tempat yang masih berada di lingkup Universal Studio bersama anak anaknya, Mas Didit dan Mbak Yanti.

Semuanya girang dan histeris, karena ini salah satu tempat yang diinginkan mereka selama berada di Jepang. Apalagi cicit cicitnya yang jingkrak jingkrak bahagia tak sabar ingin menaiki wahana dan taman bermain impian yang mereka idam idamkan.

Jangan salah jika cucu Bapak dan Ibu, Vanessa dan trio kembar tidak kegirangan. Walaupun sudah punya anak dan sudah menjadi orang tua, tidak menjadi penghalang mereka untuk menelusuri dan mencoba segala wahana dan taman bermain yang belum pernah mereka coba.

Memang heran dan terdengar aneh mereka berempat belum pernah ke Universal Studio Jepang, apalagi mereka punya segalanya dan tidak perlu mikir panjang untuk pergi sekedar liburan ke Jepang.

Tapi faktanya memang begitu.

"Mas, kok kamu nggak happy sih?" Tanya Vanessa dengan kerutan dahinya karena melihat ekspresi suaminya yang hanya datar ketika mereka sudah memasuki kawasan taman bermain yang pertama. Berbeda dengan mantan Staff Bapak yang kegirangan, bahkan mungkin mereka lupa dengan status mereka yang seorang politikus atau pengusaha dan juga seorang kepala keluarga.

Berbeda dengan suaminya, Mas bahkan hanya biasa biasa saja. Tidak menunjukkan raut wajah tertarik dan euphoria.

"Happy kok." Ucap Mas yang menggendong Kai sedari mereka tiba.

"Terus kok biasa aja? Lihat tuh mereka malah lari lari kayak anak kecil. Kamu kenapa nggak?" Tanya Vanessa yang menunjuk Lino, Agung, Deril, dan yang lainnya sangat heboh.

Mas tersenyum. "Mas happy kok, apalagi lihat kamu dan anak anak senang diajak Bapak dan Ibu kesini dan juga Mas yang harus jagain kalian disini. Ini tanggung jawab Mas untuk perhatiin kamu dan anak anak ditempat seperti ini. Mas mana suka wahana dan tempat bermain kayak gini, sayang."

"Tapi aku boleh ikut main kan? Hehehe.." Vanessa cengengesan.

"Boleh, sayang. Main aja sepuasnya dan sebahagia kamu. Anak anak biar urusan Mas, nanti kalau mereka mau main sama kamu juga, nanti Mas kasih tahu. Main aja gih sama trio kembar." Ucap Mas yang membenarkan posisi ransel istrinya itu.

Vanessa menggeleng. "Ih bukan gitu, masa aku ninggalin anak anak? Maksudnya aku juga ajak mereka, Mas."

"Tapi itu Mbak Ati udah bikin list wahana apa aja yang mau dinaikin sama kamu dan yang lain." Sahut Mas.

"Iya, tapi aku mau juga sama anak anak, sama kamu juga." Ucap Vanessa.

"Iya deh ibu peri cantik." Mas tertawa kecil.

Tiba tiba Naira menarik tangan Mas.

"PAPA AYO KESANA!!" Ucap Naira dengan teriakan khasnya.

"Eh jangan lari lari, sayang. Sebentar dulu." Mas menahannya.

"Ih kenapa lagi? Papa lama." Naira cemberut.

Mas menurunkan Kai dari gendongannya dan Rafa menggandeng Adiknya itu. Lalu, Mas berlutut dihadapan Naira, memasang tali sepatunya yang lepas.

He Fell First and She Never Fell?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang