Kabut, di matamu

1K 13 2
                                    

Kabut mulai menebal,
menghalangi pandangan sebagian orang.
Dingin.
Pekat.
Tapi matanya, tak bisa sembunyi.
Ia masih menatapku; entah sudah berapa lamanya.
Seolah aku ini mangsanya, dan ia siap menerkamku.

Katanya, yang tertahan di antara kabut itu adalah kita.
Ya, sampai nanti.
Ia akan menahan perasaannya,
pun aku yang menahan perasaanku.
Bedanya, perasaan kita tak menemui titik temu.
Bahkan sampai kabut itu menjadi tetesan embun.
Dan gunung Arjuna kembali menampakkan keindahannya.

Ia mencintaiku, katanya.
Sedangkan aku,
masih mencintai si lelaki bermata sayu yang pagi ini kupandangi sedaritadi.

~cicikoeswoyo
12desember'16

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang