Kita pernah membicarakan ini, dan aku masih ingat betul ketika kau berjanji untuk selalu bersama. Saat itu aku hanya tersenyum, dengan harapan yang semakin membesar di hatiku.Aku tidak pernah menyangka bahwa kehilangan selalu dekat, mengintai setiap waktu dan menjatuhkan setiap setiap.
Aku yang terlanjur jatuh-cinta kepadamu tidak menyadari ketika kehilangan mulai mendekat saat aku sedang cinta-cintanya.
Aku tidak bisa menahanmu saat kau ingin pergi, berlalu dari sisiku. Katamu, bukan aku yang pantas.
Jika bukan kamu, lantas siapa? Bukankah cintaku kepadamu sudah jelas adanya. Aku bisa saja pergi lebih dulu, pamit lebih awal, tapi nyatanya aku tidak melakukan hal itu. Kenapa? Karena aku mencintaimu. Begitu mencintaimu hingga aku harus melawan ketakutan dalam diriku. Aku takut kehilanganmu.
Sepertinya ketakutanku bukan hanya sekadar ketakutan, melainkan firasat agar aku tidak menggenggammu terlalu erat.
Sulit rasanya belajar mengiklaskan, bahkan hingga mendapati dirimu dengan yang lain, perasaanku masih tetap sama. Jujur, aku ingin kau kembali, aku ingin kau di sini, tidak pergi dan tidak kemana-mana. Aku masih menyimpan mimpi yang pernah kita rajut bersama, tulusnya doaku membuatnya semakin rapi dalam ingatan.
Aku mencintaimu, sangat!
Waktu berkali-kali ingin membawa lari kenanganku. Tapi aku tak bisa melepasnya begitu saja. Aku ingin meyakini apa yang sudah sepantasnya aku yakini. Selama masih ada harapan, mengapa aku harus menyerah?Kepada kamu;
Jika suatu hari nanti kau ingin pulang, kabari aku. Aku masih menunggu di tempat yang sama. Jika kau lupa arah menujuku, ikuti saja petunjuk semesta; ia akan membawamu kembali kepadaku.
-Andi D
Makassar, 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoesieHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com