Kini, hari-hariku hanya dipenuhi dengan angan-angan, khayalan, dan harapan semata.
Hanya mampu menatap dunia dari balik jendela yang ada dikamarku, luasnya pun tak seberapa apalagi jikalau dibandingkan dengan luasnya dunia, tentu takkan ada 1/4 nya.
Ingin sekali memecah jendela itu, lalu berjalan pergi jauh walaupun kakiku melangkah tak tahu arah, tapi setidaknya akan sedikit lebih baik bukan? sedikit bisa merasakan dunia diluar sana.
Tapi hatiku malah berkata lain, ia memintaku untuk tetap tinggal, ya disini. Dibalik jendela diruang kotak ini.
Rasanya ia belum siap untuk merasakan dunia yang sebenarnya, kenyataan yang tak akan sama dengan harapan dan khayalan yang aku ciptakan sendiri apalagi dengan masa lalu yang aku miliki haha serasa ingin mati.Entahlah, aku pun tak tahu mau sampai kapan. Hidup terisolasi sampai lupa caranya bersosialisasi. dasar si penyendiri.
Ya, aku ini si penyendiri yang masih mencari jati diri tapi dengan caraku sendiri. Berbeda memang bahkan terdengar aneh bukan?
Tapi mau bagaimana, jendelaku tertutup rapat untuk aku lewati bahkan pintu yang selalu menanti pun tak sangup aku lewati. Hanya untuk melihat indahnya dunia, merasakan dinginya hujan, panasnya mentari, lelahnya berlari dan tentu saja aku ingin tahu rasanya bertemu dengan pelipur hati.15desember '16
varis
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoetryHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com