Sajakliar prt.26

145 3 0
                                    

Sebenarnya, jauh di dalam lubuk hati telah ku simpan ketakutan yang tumbuh bertahun-tahun.
Yang lambat laun kian menyubur sampai untuk benar-benar percaya rasanya sulit.
Bukan dalam urusan hati aku ini pelit. Tidak. Sama sekali tidak.

Jujur saja, aku orangnya mudah percaya. Entah dibutakan asa yang dipermanis aksara atau entah apa. Yang jelas, kadang-kadang aku memang buta.

Dengan mudah meletakkan harapan padahal tidak tahu tangan mana yang pantas untuk digenggam.
Dengan mudah merasakan kebahagiaan padahal tidak tahu mana yang tulus dan mana yang modus.
Dengan mudah mencintai sepenuh hati, tanpa sadar jika lelaki kadang-kadang suka kesana kemari. Inikah hati?

Otak yang suka memanipulasi, atau memang hati yang mudah sekali?

Aku bukan ingin mengatakan bahwa aku perempuan baik-baik. Tapi bukan juga mendeklarasikan diri bahwa aku tidak baik. Soal sifat, laku dan diriku yang paling tahu hanya aku. Sisanya terserah.

Mau menganggap aku perempuan laknat yang sering mengucap bangsat atau menganggap aku suci karena terutup balutan busana yang rapi, atau bahkan hanya menganggap apa yang kalian lihat itu pencitraan aku tidak peduli sama sekali.

Intinya, aku tahu bahwa sebenarnya manusia kadang hanya ingin membenarkan apa yang mereka ingin lihat. Manusia hanya ingin memastikan bahwa yang mereka pikirkan itu benar. Karena mereka pikir, mereka makhluk yang tidak pernah salah.

Kadang tidak jarang aku bermimpi menjadi seorang istri, yang saling menggantungkan hidup pada diri masing-masing dengan sang suami. Tapi tidak jarang juga aku berpikir, tidakkah itu adalah hal mustahil? Hidup kita tidak mungkin kita serahkan pada orang yang tidak bisa dipercayai, kan?

Sedangkan percaya manusia sama saja mengingkari diri sendiri.
Mengingkari kata hati bahwa manusia adalah insan keji yang hanya memikirkan dirinya pribadi.

Katanya, manusia adalah insan yang penuh penderitaan. Sekalipun hidup dalam keramaian, tetap saja akan merasa kesepian. Lantas, jika aku ingin menemani, menghapus perasaan sepi, apa bisa aku dapat kepercayaan? Membina rumah tangga yang ku khayal-khayalkan sebagai tujuan dari segala cobaan dunia percintaan.

Ah khayalan! Persetan dengan tujuan! Nyatanya sampai sekarang aku masih ketakutan. Masih takut memberikan kepercayaan pada makhluk Tuhan yang tidak beraturan.

Manusia
Setan!

Fourteen
27 Jun 2017

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang