Whatsapp buat Ibu

189 4 2
                                    

Tak usah menungguku, Bu
Nasi yang sudah kau tanak hangat-hangat makanlah dulu
Aku pasti pulang
Meski harus bersusah payah mengais nafas di antara wewangian purba yang kian lancip menguliti paru-paru

Sudah pulang dari musola kah Ayah, Bu?
Tolong sampaikan aku sudah belikan wedang jahe yang ia pesan tadi subuh
Katakan juga nanti tak perlu sisakan untukku
Aku sudah terlalu kenyang meneguk peluh sendiri
Sebab di mana aku berpijak kini, Bu, bumi terasa makin keruh
Betisku melepuh, atau memang usiaku saja yang sudah kelewat rapuh?

Sungguh, Bu, tak usah menungguku
Bila mengantuk kau tidurlah dulu
Kunci rapat pintu-pintu
Andai ada suara ketukan, itu pasti berasal dari mimpimu

Oh bukan aku tak ingin segera pulang, Bu
Tapi kalau ternyata setelah sekian lama keretaku masih saja terhenti di pintu Manggarai, apa dayaku?

21Juni2k17
-Bimo LP-

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang