Teruntuk hati yang telah patah.
Masih inginkah kau bertahan?—walau kenyataannya, sosok itu tidak akan kembali pulang. Ia sudah memiliki rumah baru, yang jauh lebih nyaman dibanding dirimu.Teruntuk hati yang telah rapuh.
Masih inginkah kau berharap?—meskipun dirimu telah disia-siakan, meskipun harapmu tidak pernah dipedulikan.Teruntuk hati yang telah penuh luka dan sayatan.
Masih inginkah kau berjuang?—meskipun dirimu tak pernah terlihat, meskipun dirimu tak pernah ternilai, meskipun dirimu tak pernah dianggap ada olehnya.Teruntuk hati yang telah jatuh kedalam jurang kehancuran.
Dirimu harus sadar.
Ia telah pergi—pergi menjemput kebahagiannya.
Sekarang adalah tugas dirimu, untuk menyusun kembali puing-puing hati yang telah hancur berkeping-keping—dengan sisa tenaga yang ada—tanpa bantuan si pemakai yang tidak pernah bertanggung jawab.—thrisa, phosphenous
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoetryHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com