Sajakliar prt.27

153 0 0
                                    

Kau tidak akan pernah tahu sekeras apa usahaku menahan rindu. Setelah kepergianmu, aku harus berjuang setengah mati mengobati luka di hati. Luka yang kutahu tidak akan pernah disembuhkan oleh waktu ataupun cinta yang baru.

        Aku berusaha sangat keras untuk tidak menangis saat memandang fotomu atau kembali ke tempat di mana pernah ada kita di sana. Kau tidak pernah tahu sesesak apa dadaku menahan rindu dan duka yang menjadi satu. Kau hanya pergi begitu saja. Kepergian tiba-tiba yang membuatku murka, sekaligus berduka di saat yang sama.

        Sudah lewat tiga purnama dan aku masih belum bisa menerima fakta bahwa kini kita tak lagi bersama. Aku memang tak tahu malu menginginkan kau untuk kembali bersamaku. Meminta Sang Maha Kuasa menyatukan kembali cintamu dan cintaku.

        Tapi tak ada yang bisa kuperbuat. Doa satu-satunya yang kini bisa memelukmu erat. Sebelum kaupergi, kaubilang aku akan sangat mudah melupakanmu jika hatiku menemukan tuannya yang baru. Tapi bagaimana bisa aku menemukan cinta yang baru jika hatiku masih teramat mencintaimu.

        Kutahu kau tak peduli seruntuh apa aku saat ini. Kau tak pernah tahu bahwa pergimu hanya sebatas mataku, bukan hatiku. Aku membenci pergimu. Terlebih pada nisan dan kenangan; dua hal yang kini kau tinggalkan.


--NonaUnguMuda

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang