* * *
datang dari bulan purnama yang kesekian
hujan yang diiring harap harap cemas seorang rentan
dia yang berseteru dengan bosan
menutup ketidakmungkinan membiarkan angan
* * *
dia datang kembali penat yang teramat sangat
terngiang untuk hijrah dan memutuskan untuk berangkat
dari seluruh penantian yang diimingi kebahagian sesaat
tapi hanya fana yang didapat.
* * *
impiian yang muncul pun makin tipis
memper sulit hati untuk memaparkan strategi
berdialog dengan senja sore di taman,
berinteraksi dengan seluruh sudut agar bisa berbagi
* * *
bahwa seluruh nya telah mati dan sulit
berlari di antara duri yang siap menusuk dengan pahit
mempersilahkan istirahat namun berbaring di ribuan jarum
beranjak dan memaksa, berharga untuk masa yang datang.
* * *
cinta yang abadi hanya ada di fiksi
opini pikiran puitisi yang tak kunjung terealisasai
oleh ciptaan sosialis yang amat sangat basi
yang ujung nya hanya mempermasalahkan materi
* * *
beribu kata sastra yang memaparkan cinta
hanya sedikit tercerna di kalangan remaja
nyatanya merka hanya gemar membaca
bukan mengupas esensi perkata
* * *
memeluk angin menatap dengan mata tertutup
hati merasakan yang gemulai melewati hamparan pipi
yang senantiasa melengkapi manis yang ada di bibir
yang mengiringi langkah menuju negosisasi perihal hati.
* * *
bercanda gurau dari ujung bukit yang berembun
berpagi subuh yang menyambut mentari beraksi
aku hanya sedaunan yg berharap jatuh di embun
embun yang basah dingin lalu hilang dan bereinkarnasi.jakarta, 12/05/17
#BertandaFiksiDiatasJemari.-anang
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoetryHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com