Menetaplah Sejenak

195 5 0
                                    


Menetaplah sejenak, mari bicara tentang semi pada Maret yang menuju akhir sehingga cherry blossom begitu digilai. Mari bicara tentang Helen Keller yang buta dan tuli namun mampu mendapatkan gelar sarjana seni, atau tentang Nick Vujicic yang terlahir dengan tetra-amelia, tidak memiliki tangan, hanya memiliki satu kaki yang kecil namun cukup lihai bermain golf.

Menetaplah sejenak, mari berkhayal tentang kita yang menemani matahari dengan Hanami ketika April baru terlahir, lalu kita lewati malam dengan Yozakara tanpa takut akan gigil. Mari berkhayal tentang hari esok yang tiada, sehingga hari ini harga mati adalah berbahagia.

Menetaplah sejenak, aku ingin kita sibuk menggelar percakapan; membayar diam di hari-hari lalu ketika perpisahan berhasil mengajak kau dan aku setuju. Aku ingin hanya untuk sekali lagi, merasakan mata kita berpelukan sebelum esok segalanya akan terbaca sebagai kenangan.

Menetaplah sejenak, mari lakukan kebiasaan kita; hal-hal bodoh yang melahirkan tawa, percakapan-percakapan yang kita tidak pernah tahu kata apa yang menjadi ujungnya. Sebab jujur saja, aku ingin sekali lagi merapikan ponimu yang kerap berantak diacak angin, dan memelukmu yang sedang dibekap dingin.

Kemudian setelahnya, ketika hari telah berganti, kau boleh pergi, membiarkan Kita berada dalam pusara yang akan kita ziarahi dengan membaca pesan-pesan lama, dan mendengar lagu-lagu kesukaan.

- Jimniawan
#daurlebur

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang