Sajakliar prt.4

768 24 0
                                    

Semua ada waktunya, dan mungkin inilah waktunya untukku tak lagi peduli, tak lagi penasaran, tak lagi mencari, dan tak lagi berharap.
Karena aku sudah lebih bisa menghargai waktu, bahwa tak seharusnya ku buang masa hanya untuk hal-hal menggelikan seperti ini. Masih banyak yang bisa dilakukan, yang dapat membuatku lebih bahagia; tak seharusnya aku disini terus, menikmati resah yang tak kunjung reda.

Biar saja mimpi tetap hadir, ingatan tetap tak beranjak, dan kenangan sulit dihapus; biar saja. Aku menikmati semuanya, sampai dimana titik lelah diriku bertahan, aku akan terus menikmatinya.
Biar saja, rindu terus menghantui; aku telah temukan cara mengatasinya. Jadi bisa ku tegaskan bahwa kini aku sudah benar-benar mencoba untuk pergi menjauh.

Agar sekiranya aku dapat merasakan bagaimana mati rasa, bagaimana kosong nya jiwa, bagaimana arti kesendirian yang sesungguhnya.
Aku tak ada masalah dengan mati rasa atau semacamnya, asalkan tak sepedih menaruh harap.

Tak ada lagi yang ku sesalkan, yang telah terjadi biarkanlah mengalir sesuai dengan kodratnya.
Keadaan? Tentunya aku tak ingin menyalahkan keadaan, karena bukan keadaan lah yang salah; melainkan cara ku menanggapi yang salah.
Biarkan saja keadaan berubah, aku tak peduli.

Lupa? Tidak, belum.
Untuk lupa, aku belum yakin apakah aku bisa atau tidak. Karena melupakan itu sulit. Selama aku hidup di dunia, belum ada yang mengajari ku tentang melupakan; jadi bagaimana bisa aku melakukannya?
Maklumi saja jika aku masih sering bercerita tentang hal yang pernah ku suka. Karena memori nya tak mudah untuk ku hapus, masih sering bermunculan di fikiran ku. Tetapi akan ku usahakan untuk tak sering menceritakannya.

Jika nanti aku berhasil untuk lupa, itu tandanya aku telah menemukan sesuatu yang lebih berharga.

14desember'16
-Syafitri Dwi Putri

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang