•••Senada butala, aku belukar angin segala nyawa
menabur dikara menuju Engkau yang Maha Esa.
Rendah tubuh, menjulang hakikat hikayat
khalis berjubel pasir menenun mayat.O, Allah. Maha Tunggal.
Aku merapai mula, menyibak lorong manunggal.
Gabas segala aku usaha jagal,
di mandala putih aku mencari tinggal.Sebatas sementung aku carik beruntung.
Mata merakit nyalang, sukma mengapit sayang.
Siang masuk malam, malam masuk siang.
Terseok-seok kata-kata merangsek menggunung.O, Allah. Maha Esa.
Di dalam puisi, gonggongan kata aku genggam berpuasa.
Merapikan pedalaman ruh, menghirup sedalam buana.PadaMu aku sujud.
PadaMu segala satu berpulang wujud.—Bhatarafana, 2018
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoetryHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com