Aku ciut, malu.
Tak kuasa melihat bola matamu yang berbicara padaku.
Tatapanmu, bagai seluruh semesta menujukan pusat perhatiannya padaku.Aku merunduk, malu.
Saat pertemuan tak sengaja kita di lorong itu.
"Hai," katamu.
Diam, tak kubalas sapamu. Bibirku kelu.Aku takluk, malu.
Saat diam-diam kuamati gerakmu di seberang.
Sibuk, tak enak rasanya jika kuganggu.
Lagi pula, aku tak sanggup. Malu.Cinta?
Mungkin.Biarlah, aku seperti ini.
Tak pantas rasanya jika aku berkhayal untuk jadi pasanganmu.
Ya, meski itu mimpi terbesarku.Tak apalah,
Memandangimu biar jadi hobiku mulai saat ini.Diam-diam tahu lagu favoritmu,
Makanan kesukaanmu,
Apa kesibukanmu,
Dan siapa gadis yang kau tuju.Biar kupertahankan jarak ini,
Dan berharap suatu saat nanti,
Kamu sadari ada aku di sini.—q.ppa
#goresanqppa
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoetryHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com