Aku duduk di dekat perapian ruang tamu, angin malam berhembus melalui celah-celah jendela rumahku, ku-eratkan dekap selimut tebal hadiah ulang tahun dari ibu-ku. Ku sesapi kopi hangat seduhan-ku sendiri.Aroma tanah kian menyeruak menusuk hidung. Kugosokkan kedua telapakku seperti yang diajarkan oleh ayahku, saat kota hujan melulu diguyur. Kuingat betul, betapa manisnya percakapan kedua kakak-beradik di tengah padamnya listrik.
Mataku perlahan menitikan, haru berhasil menguasai seisi ruang tamuku. Kurindukan sudut-sudut rumah masa kecilku. Kuingin menginjakan kaki di tanah kelahiranku.
Namun, cita-cita dan harapanku mengalahkan segalanya. Kuingat tangan keriput yang menggenggam tanganku, membisikkan sepatah kata yang membuaku sendu tak karuan, "Banggakan kedua orang tuamu".
[dilahida]
#karyaselasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
Thơ caHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com