------------------
Lagi-lagi kamu mengutuk
mengatai bodoh diri sendiri
karna jatuh ke perangkap Kelinci
padahal sebenarnya kamu lihat lubang itu
dalam, kelam, tidak ada kehidupan
tapi ada bunga di bibirnya
tak cukup untuk satu buket
tetap elok untuk ditengokSepatu kecilmu melangkah
penasaran dengan lubangnya
dan tergoda pada Si Bunga
lalu kaki kiri berhenti
ada peringatan di sana
"Awas! Perangkap!"
kasat mata
namun otak bilang iya
hati tak seirama dengannya
tidak mau percaya
mana ada perangkap berhias indah?Kamu ikuti langkah sepatumu
bertanya-tanya, apa isi lubangnya
hewan buas atau jalan ke taman rahasia?
kini kaki kananmu yang berhenti
matamu berkeliling
tak sanggup menahan lengkungan bibir
wah, apa ini yang disebut orang-orang surga?Lalu tanpa aba-aba
kamu tiba-tiba buta
kilau bunga penuhi mata
hati tergila-gila
otak tak sanggup berontak
dan kamu
kamu lupa pada lubang itu
tamatlah riwayat kedua sepatumu
kakimu
hatimu
jiwamuKepalamu mendongak
rindu cahaya Sang Surya
namun apa daya
lubang ini tak punya tanggaPersetan!
bodoh!
sudah jelas-jelas tertulis di sana
"Awas! Perangkap!"- di tengah-tengah mengerjakan soal UAS Prakarya serta dilanjutkan di kamar dengan latar suara FTV Indosiar dan bisik pelan pendingin suara, 2 Desember 2016,
d. a.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoetryHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com