Sajakliar prt.34

147 1 0
                                    

Malam masih menyisakan beberapa jam lagi, sebelum nantinya gelap akan digantikan matahari. Perihal debar di dada yang tak terkendali, kuyakin nanti akan lebih cepat lagi.

Esok ialah hari di mana kau akan kembali, ke tempat di mana kisah kita diawali. Meski sekarang hatimu tak menjadi kepunyaanku lagi, sungguh tak ada satu detik pun dari masa lalu yang kusesali.

Justru saat ini degupku masih saja sama, seperti tak pernah ada jeda di antara kita. Mengapa sampai kini rasanya kita masih bersama, padahal nyatanya cerita kita sudah berlalu lama.

Banyak tanya yang selama ini menanti jawab darimu, yang pada akhirnya membuatku selama ini menunggu. Sebab setelah kau putuskan untuk pergi waktu itu, segala hal yang jadi bahagiaku juga ikut berlalu.

Kepulanganmu akan terlalu singkat untuk menjelaskan banyaknya kepedihan, sebab kurasa kau tak akan sanggup bila kuceritakan. Bagaimana dulu caraku tertatih tanpa kau di genggaman, biarlah itu jadi rahasiaku bersama Tuhan.

Sebaiknya kita tak membicarakan hal-hal menyakitkan, karena bertemunya kita nanti akan membahagiakan. Percayalah bahwa rindu ini sangat ingin menyambutmu dengan sebuah pelukan, meski pada kenyataannya tetap senyum yang berani kuberikan.

Terlepas dari banyaknya celotehan yang telah kutuliskan, itu hanyalah karena aku yang tak sabar menanti sebuah pertemuan. Semoga kegugupan ini hanya aku saja yang merasakannya, karena kembalinya kau nanti ialah untuk menenangkannya.

—Hanya ingin bilang
              "selamat sampai tujuan , Puan"

Irwanda
Batam, 2017

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang