ADINDA

145 2 0
                                    



Setiap malam aku melukis wajah dan senyuman,
membentuk rasi bintang di langit metropolitan
Sayang, kau sempurna dengan nur netra yang kutitikkan
Kau gemintang paling benderang
Tidak akan terurai sampai pagi datang

Sayang, rindu ini bukan lagi noktah
Ia menjalar, menggumpal menjadi desah
Entah aku atau ego yang lebih bersalah,
rasanya godam rindu ini membuatku bernafas tanpa celah

Sudahilah amarah
Atas nama rindu dan cinta aku mengaku kalah
Mohon jangan menjadi lakuna untuk jiwa yang sengasara
Kembalilah sebelum purnama kedua tiba

Balaslah pesanku yang kau tunda
Agar benak gila ini bisa ditenang oleh kata-kata
Jangan membuatku menunggu dengan paksa
Sebuah pesan tidak akan sempurna jika tidak dibaca

Sayang, sudahilah
Kembalilah
Kini dekapanku hanyalah angin yang singgah

—chrs // nid

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang