---------------------------------------Rasanya, aku ingin meledakkan diri bersama kata-kata yang terkandung dalam mimpi. Kata-kata yang tak bisa kuungkapkan hingga memekik pikiran pada hujan di siang hari. Tiada wadah untuk meluapkan segala kata-kata–hanyalah sebuah laman biru yang dapat menampungnya. Kata-kataku berubah menjadi runtaian aksara yang dirangkai sedemikian rupa–kucoba menyelaraskan itu semua, namun tiada puas juga 'tuk menuangkannya.
Aku mengerti akan lelah yang kurasakan; lelah 'tuk bermalas-malasan pada hariku yang semakin berkurang. Menyesali diri tiadalah berarti–hanya saja kesal akan diri sendiri dari segala, pun dengan dramaturgi semua ini. Sepertinya, aksaraku dirancang untuk menjadi bom yang akan meledak sewaktu-waktu. Entah kapan, ku ingin kau menyaksikan dan terkena imbas dari ledakan itu.
Aksaraku,
Aksaraku hanyalah sebagai pelarian
pelarian menuju harapan
harapan dengan segala kekuatan
kekuatan dalam diri, hati, juga pikiran
Aksaraku merupakan sebuah kiat
kiat untuk melepas segala penat
penat dengan segala belenggu yang melekat
melekat melemahkanku hingga sekarat
Aksaraku layaknya seperti api
api yang berkobar membakar segala sepi
sepi senyap merasuki jasmani juga rohani
rohani yang kalut akan datangnya sebuah mati
mati dalam mata
mata dalam rasa
rasa dalam jiwa
jiwa dalam raga
raga dalam semesta
semesta gelap yang menghinggap hingga dibangunkan kembali menjadi kekal abadi
Aksaraku, kuminta kau jangan lebih dulu mati sebelum datang ketiadaanku nanti.
A. Dzaky W
Purwokerto, April 2017

KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak Liar
PoetryHanya sekumpulan sajak yang dapat mewakili semua isi hatiku yang tak dapat aku ungkapkan~ happy reading yaa :) rfrns: sajakliars@gmail.com