Hati-hati lupa belok

173 2 0
                                    

Pagi ini aku berjalan menelusuri jalanan ramai di sebuah kota. Kali ini aku hanya berjalan santai, tidak terburu-buru seperti biasanya. Aku memang masih jalan sendirian seperti biasanya. Tapi ini memang sudah jadi kebiasaan yang tak usah lagi dibingungkan.

Berjalan santai mungkin bisa mengeluarkan beban-beban yang selama ini aku pendam sendirian. Beban yang selama ini mengusik hidupku terus-terusan.

Sampai di ujung jalan, ironisnya aku bertemu kembali dengan seseorang yang pernah datang di masa lalu. Sontak aku dibuat terpaku.

Lagi-lagi sesosok yang mengingatkanku pada kesedihan mendalam, muncul kembali dalam kehidupan ku diam-diam. Otak dan hati ku mulai bertengkar. Ini permasalahan logika dan perasaan.

Kali ini aku berada di ujung jalan, yang mengharuskan aku berbelok ke kanan. Tapi kamu, kamu ada di depan.
Kamu datang kembali dan seakan membuatku lupa akan kesedihan mendalam yang pernah tercipta. Kamu membuat aku tetap berjalan kearahmu padahal kenyataan memaksaku untuk tidak mengarah padamu.

Kamu meruntuhkan dinding yang sudah susah payah aku bangun sendirian. Kamu membuat ujung jalan ini seperti fatamorgana yang menuntunku untuk tetap mengejarmu ke depan.

-librochocious

Sajak LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang