Pagi yang begitu cerah. Sinar mentari bersinar menyambut semua insan dengan pelukan yang hangat. Kicauan burung bernyanyi dengan merdu. Embun perlahan menghilang meninggalkan jejak pada dedaunan segar.
Mataku sangat susah untuk kubuka. Rasa kantuku begitu mendalam. Semalam aku pulang larut malam. Untung saja dirumah sedang tidak ada Ayah. Kalau ada bisa habis aku di ceramahi. Suara handphone ku berdering menandakan ada telepon masuk.
"Ya halo." Jawabku malas
"Za, kamu nanti jemput gue ya. Gue mau nebeng." Suara gadis dengan nada memohon agar aku mau mengiyakan permintaanya.
"Iya. Tunggu sepuluh menit lagi, gue baru mau pakai seragam." Balasku ketus.
Ku tutup sambungan teleponnya. Saat ini jam dinding sudah menunjukan 06.10. Waktu masuk sekolah tinggal dua puluh menit lagi, sedangkan aku masih sibuk mengenakan seragam sekolah ku. Segera aku berangkat sekolah tapi sebelumnya aku harus menjemput Sandra dirumahnya. Dia adalah sahabat baik ku. Kami sudah bersahabat sejak usia lima tahun. Sandra dulu tetangga ku tapi sekarang dia sudah pindah. Aku satu sekolah dengannya jadi aku sering berangkat bersama.
"Ibu, aku berangkat ya. Udah telat soalnya.". Aku meminum segelas susu dan mengambil setangkap roti untuk mengganjal perutku dipagi ini.
"Sayang. Hati-hati !! Jangan ngebut dijalan." Suara Ibu yang terdengar berada di dapur.
Aku menjalankan mobil ku dengan kecepatan tinggi agar segera sampai di rumah Sandra. Setibanya dirumah Sandra aku langsung membunyikan klakson sebagai tanda kalau aku sudah didepan. Tidak butuh waktu lama Sandra sudah memasuki mobil ku. Kembali mu jalankan mobil ini dengan kecepatan tinggi. Lima menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.
"Alamat telat lagi deh kita Za. Ah lu si bangunya kesiangan." Sandra menggerutu kesal memandangku.
"Udah si selow aja, orang udah biasa telat kok masih takut aja." Ku jawab dengan santai.
Sesampainya di sekolah. Benar dugaan ku kalau aku kembali telat. Aku turun dari mobil dan meminta tolong kepada Pak Andi sebagai satpam disini untuk membukakan pintu gerbangnya untukku.
"Kalian ini sudah telat maksa Pak Andi buat bukain gerbang lagi. Cepat kalian parkirin mobilnya terus menghadap bapak dikantor". Gertak Pak Agus yang terkenal guru killer seantero sekolah ini.
Aku pun memakirkan mobil ku dan menuju ke kantor untuk menemui Pak Agus. Beliau sangat hobi kalau memarahi siswa yang terlambat masuk sekolah.
"Za. Kamu tahu aturan masuk sekolah jam berapa kan ?". Tanyanya memandangku sinis.
"Iya saya tahu Pak. Saya sudah terlambat masuk." Aku menjawab dengan santai.
"Kamu ini anak perempuan tapi bangunnya siang terus ya. Sekolah hobinya terlambat. Kamu sudah berapa kali terlambat Za? Saya sampai bosan menegurmu terus."
"Selama enam hari sekolah baru lima kali Pak saya terlambat."
"Lima kali dalam enam hari kamu masuk sekolah dan kamu selalu terlambat kecuali hari jum'at. Moza!! Itu keterlaluan. Bapak akan panggil Ayah mu untuk urusan ini." Bentaknya dengan nada tinggi.
Aku hanya diam mendengar gertakannya. Aku sudah terbiasa dengan situasi ini. Ayah selalu dipanggil oleh Pak Agus selaku guru BK di sekolah ku ini karena masalah aku yang selalu terlambat. Memang ku akui aku selalu terlambat. Aku memang perempuan yang tidak bisa untuk bangun lebih pagi sebelum berangkat sekolah.
Selesai mendengar ocehan dari Pak Agus. Aku diperbolehkan untuk masuk kelas karena pelajaran kimia sudah dimulai. Saat ini aku duduk dikelas satu SMA di salah satu sekolah di bilangan jakarta selatan. Sekolah yang cukup favorit.
Jam istirahat akhirnya tiba. Saatnya untuk istirahat. Aku menuju ke kantin dengan Sandra dan juga Bayu.
Mengisi perutku yang keroncongan dengan sepiring batagor yang lezat bikinan Mang Kosim adalah menu favorit ku dikantin. Aku menghabiskan waktu istirahat ku dengan berbincang-bincang riang bersama dua sahabat ku ini. Sandra dan Bayu, mereka adalah sepasang kekasih yang usia hubungan masih dua bulan. Sedangkan aku sendiri masih sendiri. Belum ingin rasanya menjalin hubungan atau mungkin karena belum ada pria yang mengetuk pintu hatiku. Ah entahlah, aku tak pernah mengambil pusing urusan ini.Bel istirahat berbunyi tandanya telah selesai jam istirahat pertama. Siswa-siswi kembali pada rutinitas mendengarkan penjelasan mata pelajaran dari guru.
Arah jam berjalan dengan begitu cepat, hingga tak terasa waktu sudah menunjukan di angka dua. Artinya ini adalah jam pulang sekolah. Kali ini aku langsung pulang karena mataku terasa sangat mengantuk, sepertinya dia membutuhkan istirahat karena pusing menatap banyak rumus dan tulisan di papan tulis hari ini.
Sampai di rumah aku langsung menuju kamar ku.
"Moza!. Kesini sebentar, Ayah ingin bicara kepadamu." Suara Ayah dengan nada dingin menyambut kepulanganku.
Dalam hatiku berkata, biasanya kalau Ayah jam segini sudah pulang pasti dia akan menceramahi ku. Pastinya tentang masalah ku tadi pagi yang terlambat masuk sekolah.
"Ada apa Yah?" Aku menghampirinya dan duduk di samping Ibu.
"Kamu suka sekali terlambat. Kapan kamu akan berubah?".
"Besok Moza akan berubah Yah. Moza enggak bakal ulangin lagi kok. Janji deh." Aku mencoba mencairkan suasana yang tegang ini.
"Kamu enggak bakal berubah kalau masih berada dirumah ini. Kamu harus Ayah pindah ke Jogja bersama Kakak mu disana."
"HAH? Moza tidak mau Ayah. Kakak lebih galak daripada Ayah. Lagian kenapa harus dipindah? Moza janji akan berubah beneran deh." Rengek ku kepada Ayah agar membatalkan perpindahan ku ke Jogja.
"Keputusan Ayah sudah bulat. Besok kamu berangkat diantar Mama." Ayah menegaskan setiap kata-katanya lalu pergi meninggalkan aku.
Aku tidak bisa menolak keinginan Ayah. Kalau Ayah sudah dilevel marah dia akan melakukan apa saja untuk membuat anaknya merasa jera atas perbuatannya. Nasib ku akan dipindahkan ke Jogja untuk tinggal menetap disana bersama Kak Sandi.
---------------------------------
Cerita ke-2
Selamat membaca ya kawan. Cerita ini hanya cerita sederhana, tapi mampu membuat emosi kalian naik turun seperti cerita ku sebelumnya.
Ayo! Masukan cerita ini kedalam list bacaan kamu dan Jangan lupa untuk selalu VOTE & COMENT.!!!
Tunggu kelanjutan dan kejutan yang akan datang ya...-------------
Ay ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...