86.

9.2K 235 3
                                    

Aku sekarang berdiam diri di dalam mobil. Aku hanya bermain handphone ku tidak memperdulikan Adit yang dari tadi merengek minta maaf kepadaku. Aku benar-benar kesal hari ini dibuatnya.

"Udah ah diam. Aku tuh capek tahu kamu nya malah bercanda terus kayak gitu. Kamu kan tahu pernikahan kita itu bentar lagi dan kamu tahu semua persiapan harus deal sebelum hari H tiba. Bisa enggak si kamu tuh serius. Capek aku tuh." Aku mengeluh kesah menatap Adit.

Sebenarnya aku tidak ingin memperlihatkan kekesalan ku karena aku letih dengan semua urusan ini, tapi disaat emosi ku terpancing aku merasa diriku tidak stabil dan semuanya terucap begitu saja.

"Maaf, Baby. Aku tahu kamu pasti capek ngurus ini sendirian. Aku emang enggak berguna karena aku selalu enggak pernah bisa bantuin atau sekedar nemenin kamu ngurusin semua keperluan nikahan kita. Aku minta maaf, aku janji enggak bakal bercanda lagi. Pliss, maafin aku ya. Jangan ngambek lama-lama dong, Baby. Aku enggak betah". Rayu Adit dengan mengedipkan matanya dan mengelus lembut pipiku.

Aku menghela napas mencoba menetralkan suasana hatiku. " Iya. Aku maafin. Yaudah sekarang kita serius fotonya aku males kalau banyak bercanda".

"Iya, yaudah aku gendong ya. Kamu kan capek abis marah-marah" Adit membungkukan tubuhnya menarik tangan ku pelan agar mau digendongnya.

"ADIT JANGAN BIKIN ULAH DEH. Aku bisa sendiri!" Balasku memukul tangan Adit.

Adit hanya tersenyum miring merasa tak bersalah. Adit yang menyebalkan kini kembali lagi, padahal kemarin dia sudah menjadi pria yang baik tapi sekarang dia kembali pada tingkah aslinya. Aku kembali pada sesi foto preweding, karena hari sudah mulai siang dan terik matahari sudah semakin diatas kita pun menyudahi sesi foto ini. Aku dan Adit memang tidak menginginkan foto yang banyak karena aku dan dia sudah terlalu banyak foto berdua didalam studio foto dikantor.

Setelah selesai aku pergi bersama Adit ke sebuah tempat dimana aku memesan catering. Lagi-lagi akunm tidak bersama Adit dalam mengurusi hal ini melainkan bersama Bunda. Kesibukan yang menguras waktu Adit membuat diriku harus extra kuat mengurusinya sendiri tapi aku bersyukur masih ada Bunda yang membantu. Ketika sudah sampai ditempat catering dan aku sudah bertemu dengan Bunda, Adit meninggalkan ku. Dia ada meeting di kantor.

Aku dan Bunda mengecek semua keperluan catering untuk hari pernikahan ku dan syukurlah semua sudah siap seperti apa yang aku harapkan.

"Moza sayang, bentar lagi kamu jadi anak Bunda juga. Bunda senang sekali punya anak gadis cantik, baik hati dan juga pintar." Belai Bunda.

"Ah Bunda bisa aja. Moza enggak sesempurna itu kok. Moza juga senang bisa jadi anak dan calon istri dari Adit. Semoga Moza bisa jadi istri yang baik dan taat pada suami ya Bunda." Balasku memeluk Bunda.

"Iya sayang." Jawab Bunda yang juga membalas pelukanku dan mencium lembut pipiku.

Seusai mengurus catering aku dan Bunda pulang kerumah Adit. Sekarang sudah jam 5 sore dan sebentar lagi Adit akan pulang. Dia tahu kalau aku ada dirumah Bunda jadi dia akan kemari. Sambil menunggu kepulangan Adit aku bersantai di taman belakang rumah Adit. Aku mengirim pesan ke Kak Sandi.

'Kak, Moza ada dirumah Adit. Nanti malam mungkin Moza baru pulang. Maaf ya jarang ada dirumah. Miss you Kakak Sandi jelek '.

Moza'-

Tak begitu lama handphone ku berdering. Sepertinya Kak Sandi membalas pesan ku.

'Iya enggak apa-apa. Kakak juga jarang dirumah soalnya meeting keluar kota terus si. Kamu jaga kesehatan ya jangan sampai jatuh sakit. Miss you to adik Kakak yang paling badung!'.

Kak Sandi'-.

Aku sudah lega karena sudah memberi kabar kepada Kak Sandi. Semenjak aku tinggal bersamanya dia sangat sayang dan peduli kepadaku. Sebenarnya sejak dulu juga Kak Sandi sudah bersikap seperti itu, cuman mungkin karena kita yang sangat jarang bertemu membuat diriku dan Kak Sandi setiap bertemu selalu saja berantem. Tapi aku tahu dibalik sikap itu Kak Sandi sangat sayang kepadaku.

Posisiku saat ini sedang rebahan pada ayunan milik Adit. Suasana senja di rumah Adit dan angin yang berhembus sejuk membuatku mengantuk sehingga tak terasa aku memejamkan mata.

ADIT POV.

Sebelum pulang kantor aku mendapat pesan dari Moza yang memberitahu kalau dia sekarang ada di rumah ku karena setelah mengurusi catering dia diajak Bunda pulang kerumah.

Aku keluar dari mobil dan langsung masuk untuk menemui Moza.

"Bunda, Moza dimana ?". Aku menghampiri Bunda menanyakan keberadaan Moza karena selama diperjalanan aku menelpon dirinya namun tidak ada jawaban.

"Sekarang kalau dirumah yang langsung ditanya Moza ya bukan Bunda lagi. Sedih deh" Balas Bunda menepuk pipiku.

"Jangan sedih dong. Kan Bunda tetap no.1 dihati aku. " Jawabku.

"Iya-iya. Moza tadi ada taman belakang Nak. Kayaknya lagi istirahat deh." Jawab Bunda menujuk ke arah taman belakang. Aku pun menghampiri Moza yang ada disana.

Aku memanggil-manggil namanya namun tidak ada jawabannya. Aku takut sesuatu terjadi pada Moza. Aku melangkahkan kaki ku ke ayunan di sebalah gazebo. Ternyata Moza ada di ayunan drngan posisi mata terpejam.
"Baby, bangun sayang. Pindah ke kamar aja yuk".

Aku melihat Moza menggeliat dan memandang ke arahku. "Kamu udah pulang, sayang ? Maaf ya aku ketiduran nungguin kamu pulang. Kamu udah makan?"

Aku duduk disebelah Moza berada pada ayunan yang sama dengan Moza. Memeluk hangat dirinya. "Kamu keliatan capek banget, Baby. Abis ini aku anter pulang ya. Aku belum makan kok, aku mau makan sama kamu aja."

"Yaudah sekalian jalan pulang kita mampir makan ya. Aku ambil tas dulu sekalian pamit sama Bunda." Ujar Moza bangun dari ayunan dan melangkahkan kaki jenjangnya menghampiri Bunda.

Moza menunggu ku sebentar, karena aku mandi dulu untuk menghilangkan lelah di tubuhku. Selepas itu aku akan mengantar Moza pulang. Hari menjelang pernikahan membuat ku sangat merasa lelah. Pekerjaan bukannya sedikit tetapi semakin banyak. Aku sangat merasa bersalah kepada Moza karena aku selalu sibuk dengan urusan dikantor dan jarang sekali ada waktu lebih banyak untuk dirinya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang