40.

11.4K 374 6
                                    

ADIT POV.

Hari- hari ku sepi karena aku sudah 5 hari bertengkar dengan Moza. Sifat Moza yang menjauhi diriku membuat ku tersiksa. Pagi ini aku sudah mencoba menelpon Moza tapi tetap saja dia tidak mengangkatnya, betah sekali dia marah kepadaku.

Pagi ini disekolah, aku melihat dia diantar Sandi. Ketika tatapan kita saling bertemu Moza malah membuang muka tidak mau menatapku. Sampai dikelas aku melihat Moza duduk sendiri, karena Nisa hari ini tidak masuk. Jadi, aku  duduk disebelahnya. Aku tetap berusaha dan bersemangat untuk menjelaskan apa yang terjadi kemarin dan mendapatkan maaf darinya. Ku sapa dirinya namun tetap saja aku di cukein olehnya. Frustasi rasanya mendapatkan maaf darinya, tapi aku tidak akan menyerah mengejar Moza. Dia sangat berarti untuk diriku.

Waktu istirahat sudah tiba, aku berinisiatif untuk mengikuti Moza kemana dia pergi. Meski aku tahu dia pasti akan menghindariku. Saat keluar dari kelas, aku melihat Bayu berbicara dengan Moza. Dia mengajak Moza untuk ke kantin namun ditolak dengan halus oleh Moza. Aku mendengar Moza akan pergi ke perpustakaan dan Bayu tetap saja mengekor di belakang Moza. Bayu tahu kalau aku juga mengikutinya. Aku mempunyai firasat buruk kalau Bayu terus menempel dengan Moza.

Aku mengikuti mereka dengan jarak yang tidak begitu jauh.

"Adit.." Panggil Andi berlari menghampiriku.

"Apaan?" Jawabku.

"Lu di panggil Pak Bowo buat urusan futsal, buruan lu udah ditunggu di lapangan. Ayo!. Moza enggak bakal kenapa-kenapa. Buruan Adit !!". Andi menarik ku menuju ke futsal. Aku berharap Bayu tidak melakukan hal buruk ke Moza.

Perasaan ku terus dilanda ke khawatiran. Aku tidak berfokus untuk mendengarkan ucapan Pak Bowo. Andi yang melihat ku gelisah mencoba menenangkan ku. " Yaelah Dit. Moza udah gede dia enggak bakal kenapa-kenapa. Selow aja bro!!". Andi menepuk bahuku.

"Dia emang udah gede tapi ada setan yang ngintilin dia mulu. Ah kampret gue harus cabut, percuma gue enggak konsen dengerin". Aku mengacak-acak rambut dan menemui Pak Bowo untuk ijin keluar dari rapat mendadak ini. Pikiran dan perasaan ku mengatakan kalau akan terjadi hal buruk dengan Moza.

Aku langsung berlari menuju perpustakaan. Suasana disini terlihat sepi karena hanya ada penjaga perpustakaan, Moza dan Adit. Aku mencari dimana posisi Moza. Aku mendengar ada suara berisik dari arah belakang. Ku dekati dan benar saja dugaan ku sesuatu yang buruk menimpa Moza.

Aku langsung menarik Bayu dari posisinya yang memeluk Moza dan memaksa untuk menciumnya. Ku hajar tanpa ampun sampai Bayu terkapar  di lantai.

"BANGSAT lu Bay. Lu apain Moza KEPARAT !!. Kali ini gue bakal nghabisin lu, kalau perlu gue bakal bikin lu enggak bisa napas lagi ! " Aku meninju habis Bayu sampai dia berdarah pada bagian pelipis dan sudut bibirnya. Aku tidak peduli hukuman apa yang aku terima atas perbuatan ku. Sekalipun aku harus di penjara, aku akan siap menerimanya. Aku tidak sudi Moza di sentuh cowok brengsek macam Bayu dan aku tidak ingin kejadian menyakitkan ini terulang 2 kali dalam hidupku.

Disaat aku sedang menghajar Bayu, aku mendengar suara Rista menghina Moza dengan ucapan yang sangat tidak pantas. Rista menyebut Moza jalang. Hatiku semakin marah karena mendengar Rista berkata seperti itu kepada gadis yang ku cintai. Aku meninggalkan Bayu yang sudah terkapar lemah dan menghampiri Rista.

Entah setan apa yang merasuki diriku hingga aku lepas kontrol sampai melayangkan sebuah tamparan keras ke Rista hingga bibirnya berdarah. Aku muak dengan perilaku Rista kepadaku dan dia membuka masalah ku dengannya dulu. Rista berkata kalau sampai saat ini dia tidak tahu alasan ku memutuskan hubungan dengannya. "Rista jangan pernah lu sebut Moza itu jalang, karena sebenarnya lu yang jalang. Tega nya lu selingkuh di belakang gue. Lu inget Ta, di hari ultah lu, gue sengaja mau kasih surpise tapi lu enggak ada. Gue cari di belakang tepatnya di gudang dan lu tahu pemandangan apa yang gue liat disana ?" Aku mengepal keras tanganku.

Aku mencoba menenangkan diriku sebelum melanjutkan ucapanku. "  Gue lihat dengan jelas kalau pacar yang gue sayangi di saat itu lagi making love sama cowok lain dan  dengan lantangnya lu bilang kalau lu tuh cinta sama Bayu. Gue disaat itu ada di jendela . Gue bener-bener kecewa sama lu. Sengaja selama ini gue diem dan putusin lu dengan alasan enggak jelas, karena biar lu sadar tapi nyatanya lu sampai saat ini tetap aja enggak sadar dan mau rusak hubungan gue sama Moza dengan jadiin dia umpan ke Bayu." Jelas ku dengan nada marah dan kesal, sedangkan Rista yang mendengar penjelasanku hanya bisa menangis dan tak berhentinya meminta maaf kepadaku.

Aku menghampiri Bayu yang masih terkapar dilantai sambil memegangi bagian kepalanya yang menjadi sasaran pukulan ku tadi. " Gue enggak akan rela dan enggak akan tinggal diem liat cewek gue buat mainan lu lagi ! Cukup sekali aja cewek gue direbut sama sahabat macam lu. Gue lebih memilih untuk diam disaat lu sama Rista pacaran di belakang gue
karena gue tahu Rista ternyata lebih cinta sama lu daripada gue tapi untuk sekarang jangan harap lu bisa rebut dan rusakin hubungan gue sama Moza. Sahabat macam apa lu Bay tega nusuk sahabatnya sendiri dari belakang !. BANGSAT emang lu Bay! " Aku meninju perut Bayu lagi.

"STOPP !! Apa-apan kalian ini di sekolah pada berantem gini. Kalian semua ikut sama saya ke kantor kecuali Bayu. Biar di bawa ke RS ". Seru Pak Heru yang melihat kegaduhan diperpustaakan dan menyuruh menghadap ke ruang BK.

Moza menghampiriku dan dia menarik ku dari hadapan Bayu agar aku tidak lagi menghujaninya dengan pukulan dan tendangan. Selama di koridor menuju kantor aku tidak melepaskan rangkulan ku kepadanya.

"Baby, aku minta maaf ya. Maafkan aku juga karena membuat mu masuk kedalam masalah ku." Ucapku.

"Iya, aku enggak apa-apa kok. Nanti aku obatin luka mu di UKS ya". Jawab Moza yang terlihat menghawatirkan diriku karena tubuhku juga penuh dengan luka lebam akibat beradu dengan Bayu.

Sampainya di ruang BK. Pak Heru memarahi ku habis-habisan karena ulah ku yang membuat Bayu babak belur. Moza membelaku dengan  menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Alhasil Pak Heru menghukum ku. Hukaman yang ku terima adalah skrosing selama 7 hari. Ini karena aku menyerang Bayu sampai dia harus dilarikan ke RS akibat luka pada bagian pelipisnya yang tidak berhenti mengeluarkan darah. Aku benar-benar kalap menghajar dirinya.

Semua emosi ku luapkan saat itu juga kepada Bayu, emosi yang ku pendam selama 1 tahun saat dia merebut Rista dariku dan emosi ketika aku melihat dia akan mengulangi kesalahan yang sama kepada Moza, gadis yang sangat aku cintai saat ini dan rasa cintaku kepadanya melebihi rasa ku kepada Rista dulu. Aku sangat mencintai Moza lebih dari segalanya, aku tidak rela jika ada pria lain yang akan merebutnya dari ku. Jika itu terjadi aku tidak segan akan memberi pelajaran kepadanya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang