105.

17.5K 294 28
                                    

"Good morning Sayang". Aku mengecup bibir Adit agar dia bangun di pagi ini.

"Morning Baby." Balasnya yang sudah puas mencium bibir ku secara agresif.

Semalam adalah malam yang sangat melelahkan. Bagaimana tidak, aku bertempur hebat dengannya menghabiskan beberapa ronde sejak pukul 9 malam sama pukul 3 pagi. Aku tidak tahu seberapa kuat energi Adit sehingga dia bisa bermain selama itu. Untuk kali ini aku tidak takut akan hamil karena Adit memperbolehkan diriku untuk menggunakan alat kontrasepsi. Awalnya dia tidak menyetujui karena cita-cita Adit adalah mempunyai 5 anak tapi untungnya setelah dia mendengar penjelasan dan rengekan ku dia menyetujuinya.

Sampai saat ini aku masih tetap tinggal di Jogja dan tidak akan pernah meninggalkan kota indah ini karena disini lah kehidupan ku bersama Adit bermula. Di usia ku yang sudah menginjak di kepala 3 aku sekarang semakin sibuk dalam mengurusi rumah tangga dan pekerjaan ku. Setelah Jingga dan Senja beranjak remaja aku dan Adit melanjutkan pendidikan ku yang sempat tertunda karena setelah menikah tak lama aku mempunyai anak jadi aku dan Adit belum bisa langsung melanjutkan pendidikan ku namun setelah kedua jagoan berusia 2 tahun aku dan Adit memutuskan untuk kuliah.

Sekarang aku mempunyai pekerjaan baru di butik ku yaitu sebagai pemilik dan sekaligus menjadi desaigner sedangkan Adit dia masih tetap bertahan menjadi CEO di TAMA MODE. Sampai sekarang aku bersyukur karena apa yang aku dan Adit jalani semakin berjalan lancar sehingga kami bisa merambah ke bisnis lainnya. Kehidupan ku semakin berwarna meski tak luput juga dari liku-liku kehidupan namun aku dan Adit senantiasa bersama dan bersikap dewasa untuk menyelesaikannya.

Usia Jingga dan Senja sekarang sudah 16 tahun dan sudah beranjak menjadi gadis dan pria remaja dan itu artinya usia ku dan Adit sudah mulai menua. Kedua jagoan ku sekarang duduk di kelas 2 SMA dimana aku dan Adit dulu bersekolah. Mereka tumbuh menjadi pribadi yang baik dan menyenangkan tapi mereka lebih seperti Ayahnya hampir setengah dari kepribadiannya adalah kepribadian Adit yang salah satunya adalah menyebalkan, cemburuan dan masih ada beberapa lagi. Tapi aku bahagia dengan mereka.

"Baby, nanti kamu ke kantor kan,? Sani udah telpon kamu buat bilang kalau kita ada pemotretan jam 11 siang? " Tanya Adit kepadaku yang masih terselimut hangat diatas ranjang.

"Iya, yaudah kamu mandi sana. Udah jam 5 aku mau siap-siap bikinin kalian sarapan. I love you" Balasku beranjak dari ranjang menuju ke kamar mandi.

"Baby, pakai baju mu ! Atau aku akan perkosa lagi !!". Ucap Adit yang melihat ku berjalan santai tanpa mengenakan pakaian sama sekali.

"Perkosa aja". Aku menjulurkan lidah ke Adit kemudian masuk meninggalkannya ke kamar mandi.

Jam tak terasa sudah menunjukan pukul 6, semua sarapan sudah siap dan aku menuju ke kamar Jingga dan Senja untuk membangunkan mereka. Kebiasaan setiap mau berangkat sekolah aku selalu membangunkannya agar mereka tidak terlambat masuk sekolah seperti aku dan Adit dulu.

Semua sudah berkumpul di meja makan. Saatnya untuk sarapan.

"Bagi dong Dek !". Kata Jingga kepada Senja. Jingga menggoda Senja agar dia mau berbagi sarapannya.

"Enggak mau ! Kamu kan udah punya sendiri ngapain ngerebut punya aku!". Senja kesal karena tingkah Jingga yang menyendok nasi goreng miliknya tanpa ijin dari Senja.

"Jingga kamu kenapa si suka banget godain Adik kamu lagi sarapan?". Tanya ku kepada Jingga.

"Kan Jingga sayang sama Senja makannya aku godain aja Bun." Jawab Jingga tanpa dosa yang kembali menyendok nasi goreng milik Senja. Aku hanya menggeleng kepala melihat tingkah kedua jagoan ku yang setiap pagi selalu berebut sarapan.

"Ayo berangkat udah jam setengah 7 nanti kalian terlambat". Kata Adit menyuruh kedua jagoan kami agar segera menyelesaikan sarapannya dan bersiap untuk berangkat sekolah.
"Kalau terlambat kan sama kayak Ayah Bunda hahah". Jawab kompak dari Senja dan Jingga.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang