70.

9K 275 17
                                    

Hai kawanku ...

Hari ini gak nyangka aku up sampai 4 kali Maaf yaa up terlalu banyak.
Soalnya lagi senggang banget si waktunya mumpung lagi libur heheh ✌

.
.


Tak terasa sudah 3 hari aku terbaring dirumah dan selama itu juga aku ditemani Kak Sandi disini. Aku sungguh tidak enak hati merepotkan Kak Sandi seperti ini. Siang ini aku sudah diperbolehkan pulang. Betapa senangnya aku mendapat kabar baik ini. Semua barang bawaan ku sudah di bereskan dan aku bersiap untuk pulang.

Di dalam mobil aku hanya berdiam mendengarkan musik yang keluar dari radio. Kak Sandi sesekali melirik ke arahku dengan tatapan penuh curiga dan tanya. Aku tahu dia pasti penasaran atas apa yang aku rasakan sekarang.

"Dek. Kamu ada masalah kan sama Adit, makannya kamu gini. Jangan main kucing-kucingan sama Kakak sendiri deh." Ucap Kak Sandi.

"Masalah apaan si. Orang aku baik-baik aja kok. Aku lagi pingin fokus ujian makannya jarang ketemu. 2 hari lagi kan ujian Kak." Jawabku menyebunyikan rasa sakit selama ini dan tersenyum seakan semua yang ku ucapkan adalah suatu kebenaran. Maafkan adik mu ya Kak karena sudah membohongimu. Aku tidak mau Kak Sandi menghampiri Adit dan berkelahi dengannya. Aku tidak ingin kedua pria yang aku cintai terluka.

Setibanya dirumah, ternyata sudah ada yang menungguku. Dia adalah Nisa. Aku turun dari mobil dan langsung mendapat pelukan erat darinya. "Aww. Jangan kenceng-kenceng juga kali Nis meluknya. Sakit tahu". Aku mengusap tangan ku. Tubuhku masih belum sehat sempurna jadi masih ada rasa lemas yang menghinggapi tubuhku.

"Lu kok jahat si Za. Sakit enggak bilang sama gue. Lu bohong kan selama ini. Lu bilang kalau lu cari wangsit tapi nyatanya lu di rumah sakit kan?" Kata Nisa menerocos tanpa henti.

"Siapa yang bilang gue sakit?". Tanya ku polos.

"Eh bodoh. Ini si apa? Lu abis di infus kan. Udah deh pakai nutupin dari gue segala lu. Emang gue bego apa!" Nisa menunjuk tangan kiri ku yang terbalut plester bekas infus. Aku tidak tahu kalau Nisa akan datang kerumah sekarang. Kalau tahu dia datang aku pasti akan melepas plester ini. Semua sudah ketahuan untuk apa aku tutupi. Kak Sandi yang melihat diriku kedatangan Nisa pergi meninggalkan ku untuk menengok kantornya yang sudah ditinggalkan beberapa hari ini.
Aku dan Nisa beranjak ke dalam kamar. Aku merebahkan tubuh lemas ku diranjang. Nisa yang melihat ku lemas dan wajah yang sedikit pucat membuat dirinya mengkhawatirkan diriku. Namun aku memberikan penjelasan kepadanya kalau aku baik-baik saja.
Nisa menemaniku sampai malam tiba. Berhubung besok adalah hari tenang Nisa meminta kepadaku untuk menginap semalam disini. Aku membolehkan keinginannya, sekalian untuk menemaniku dirumah.

Disaat aku ingin tidur aku mendengar handphone ku berbunyi. Ku lihat apakah sebuah pesan atau panggilan telepon. Ternyata sebuah pesan.

'Honey. Lu kok enggak pernah keliatan si ? Lagi berantem sama Adit ya. Ketemuan dong, mumpung lagi libur. Gue kangen nih.'

Endra-

Pesan itu dari Endra. Malas aku membalasnya. Lebih baik ku hiraukan saja. Lebih baik tidur daripada meladeni Endra. Adit, yang aku harapkan untuk mengirimi ku pesan malah sampai saat ini tidak ada kabar. Daripada pusing memikirkannya lebih baik aku tidur

Siang ini terasa sangat terik. Kepala ku pusing dengan panas hari ini. Aku memilih untuk berada didalam rumah. Nisa sudah pulang sejak tadi pagi. Dia harus cepat pulang karena dia harus mengantarkan Mama nya ke airport. Kak Sandi pergi bekerja, aku merasa kesepian saat ini. Hanya berteman dengan beberapa tumpukan buku yang aku pelajari untuk ujian besok. Tak terasa hari H sudah ada didepan mata.

Disela waktu belajar ku. Aku mendengar suara ketukan pintu. Ku berjalan membukakan pintu dan melihat siapa yang datang. Ternyata ada dua pria yang berkunjung siang ini ke rumah ku.

"Kalian ada apa kesini?". Tanyaku

"Gue kangen sama lu Moza." Jawab serempak dari dua pria ini.

"Gue lagi belajar. Lebih baik kalian pulang. Oya Bayu, lu kan baru sembuh dan besok UN jadi lu balik aja ya." Kata ku memandang ke arah Bayu.

"Dan buat lu Ndra. Jangan deketin gue terus ya. Gue enggak mau ada salah paham antara gue sama Adit gara-gara lu". Aku berpindah memandang Endra.

Tamu siang ku ini adalah Bayu dan Endra. Kesialan apa yang menimpaku siang ini. Kenapa harus dua pria ini yang datang. Keduanya bukanlah yang ku harapkan. Awalnya Bayu dan Endra tetap kekeh berada di sini untuk ngobrol bersama ku tapi aku juga tidak kalah kekehnya untuk menyuruh mereka pulang. Akhirnya mereka pun mau pergi dari sini. Aku kembali merasa pusing karena kejadian siang ini.

*******

Setelah keluar dari rumah sakit 3 hari yang lalu aku masih suka merasakan pusing dan berkunang-kunang. Mungkin anemia ku kembali menyerang, mengingat aku tidak begitu nafsu makan karena terlalu fokus dalam belajar.

Hari ini adalah hari ujian nasional. Aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Kak Sandi mengantarkan ku ke sekolah. Di perjalanan ke sekolah, aku kembali membuka buku pelajaran dan membacanya kembali. Aku benar-benar memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Tak terasa aku sudah sampai di sekolah. Kak Sandi memeluk ku sebelum pergi meninggalkan ku. "Sukses ya Adik ku sayang." Ucapnya.

"Makasih ya Kak. Hati-hati dijalan." Aku melambaikan tangan ke Kak Sandi. Mobilnya pun semakin menjauh dari hadapanku.

Aku berjalam dengan santai membelah keramaian di koridor ini. Banyak siswa yang sedang mempersiapkan diri untuk menghadapi ujian ini. Bel berbunyi saatnya untuk memasuki ruangan masing-masing. Aku berbeda ruangan dengan Adit sehingga aku tidak bersamanya. Ya karena atas dasar nama absen yang memisahkan ku dengannya.

Aku sangat berkonsentrasi dalam mengerjakan soal satu per satu. Tak terasa waktu pengerjaan sudah habis. Pengawas mengambil kertas hasil jawabanku dan semua siswa di perbolehkan untuk keluar. Aku keluar kelas dan duduk di teras depan kelas bersama Nisa. Aku memandang ke ruangan dimana Adit berada. Aku melihat Adit yang sedang bercengkrama bersama teman-temannya. Terlihat canda dan tawa menghiasi wajah tampannya. Aku sangat merindukannya.

Kini waktunya untuk pulang. Aku melenggangkan santai kakiku ke arah gerbang sekolah untuk menunggu jemputan dari Kak Sandi. Tiba-tiba tangan ku ditarik oleh seseorang.

"ADIT ". Aku terkejut melihat siapa yang menarik tanganku. Dia membawa ku ke gudang belakang sekolah.

"Kemana aja kamu enggak pernah nghubungin aku? Sibuk pacaran sama Endra HAH? Apa sibuk sama Bayu?". Kata Adit ketus dan masih menggenggam tangan ku kencang.

"Apaan si Dit omongan mu itu enggak bener semua. Siapa juga yang pacaran sama mereka. Bukannya kamu yang sibuk pacaran sama Rista?" Balasku.

"Halah enggak usah bohong deh. Aku sering liat Endra main kerumah kamu kan. Kamu juga sering jalan sama dia. Kamu pernah ciuman kan sama Endra. JAWAB MOZA !!". Adit membentaku dengan sangat keras. Membuat ku terkejut mendengarnya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang