Tak terasa senja sudah menyambut diriku. Adit masih saja setia menemaniku disini. Kak Sandi akan pulang larut malam, karena dia ada pertemuan klien di Malang. Setelah kejadian tadi pagi aku sedikit merasa canggung berhadapan dengan Adit, tapi malah sebaliknya dia semakin gencar menggoda diriku. Membuat ku tersipu malu, aku harus butuh tenaga extra untuk.menutupi rasa canggung dan malu ku di hadapan Adit.
Jam sudah menunjukan 7 malam. Adit pamitan untuk pulang. Sepulangnya Adit aku kembali merasa kesepian, meskipun dia sangat menyebalkan tapi membuat hidup ku menjadi ramai dan berwarna. Aku merasa sangat mengantuk menunggu kepulangan Kak Sandi jadi aku putuskan untuk tidur duluan.
********
Tik Tok Tik Tok . . . .
Suara detikan jarum jam berbunyi dengan sangat jelas menggema di kamar ku. Ku buka mata ini dan melirik ke arah jam yang terletak didepan ku.
06.30 Pagi
Aku langsung merapihkan tempat tidur, bergegas mandi dan turun untuk sarapan dengan menu seadanya. Di dalam rumah yang cukup luas ini hanya aku dan Kak Sandi yang menempatinya. Sengaja memang tidak diadakan Pembantu, alasanya karena Ayah ingin semua anaknya hidup mandiri tanpa bergantung dengan orang lain.
"Moza. Kamu kan sekarang udah jadi model, terus manager kamu siapa?. Enggak mungkin kan pake Mama." Kak Sandi membuka percakapan pagi ini.
Aku berpikir sejenak dengan meletakan jari telunjuk tepat di pelipisku. "Iya ya, ehmm mungkin aku urus sendiri dulu deh Kak, lagian job nya kan baru dari Tama Mode doang. Kalau udah banyak baru cari manager."
Kak Sandi hanya mengangguk setuju. Dulu karena job ku di Jakarta banyak, jadi aku di bantu Mama dalam mengurus jadwal pemotretan ku, tapi disini tidak ada Mama jadinya ku urus sendiri. Toh belum terlalu ribet karena aku masih mengambil 1 job disini. Selesai sarapan dan urusan meja makan sudah beres aku dan Kak Sandi berangkat menuju tempat masing-masing.
30 menit perjalanan akhirnya aku sudah sampai di sekolah ku. Aku langsung menuju ke kelas 3 MIPA B. Pagi ini sudah terlihat ramai dikelas dan yang membuatku senang yaitu Nisa sudah kembali berangkat sekolah. Artinya aku tidak sendirian dan tidak akan duduk berdampingan dengan Adit.
Pelajaran pertama dimulai dengan pelajaran Biologi. Bab kali ini akan mengajarkan mengenai hewan, tentang perkembang biakan dan sistem pernapasan. Karena pelajaran ini menyangkut dengan hewan, maka semua siswa-siswi belajar ruang laboratorium.
"Anak-anak semuanya, kali ini kita akan bajar tentang perkembang biakan dan sistem pernapasan dari salah satu hewan yang sudah disiapkan oleh saya. Kalian semua tentu sudah mengenal hewan ini. Ini namanya katak. Sekarang kalian berpasang-pasangan karena jumlah kataknya terbatas. Segera lakukan." Perinta Bu Indah.
"Baik Buk.." Seru semua siswa-siswi menjawab.
Aku langsung memilih Nisa untuk menjadi patner kerja ku. Saat ini sudah ada penampakan seekor katak berukuran sedang yang akan menjadi bahan penelitian diriku dan Nisa. Aku tidak takut atau geli bermain dengannya, tetapi Nisa sangat kelihatan takut dan jijik melihat katak ini. Sepertinya kerja sama dengannya akan terasa sulit. Pertama yang akan aku lakukan adalah membagi tugas dengan Nisa. Aku memintanya untuk memegangi katak ini agar tidak lari tapi nyatanya dia ketakutan untuk melakukannya. Sungguh payah. Kesal sekali rasanya bekerja sama dengan orang yang payah, pekerjaan ini akan menjadi lama selesainya. Akhirnya aku memaksa Nisa untuk memberanikan diri memegang katak ini tapi sialnya katak ini malah kabur melompat kesana-kemari mengelilingi ruangan laboratorium.
Aku menatap sinis ke arah Nisa. "Nisa, kok lu lepasin si kan jadinya lompat deh ".
"Maaf gue geli Moza!". Balas Nisa dengan raut wajah memelas.
Belum dimulai penelitiannya, katak ku sudah kabur entah kemana. Aku harus mendapatkanya kembali, kalau tidak bisa habis aku di marahi Bu Indah. Lelah rasanya berjongkok dan kejar-kejaran menangkap katak yang terus saja melompat. Sampai akhirnya aku menabrak sesuatu yang kenyal.
"Aww.." Aku mengelus puncak kepala ku.
Aku mengangkat pandangan ku ke atas dan ku dapatkan sesuatu yang tadi ku tabrak. Pantas saja terasa kenyal ternyata benda yang ku tabrak itu adalah bokong milik Adit. Kesialan kembali menimpa diriku.
Aku hanya memandang sekilas, tidak berniat untuk berdebat dengannya."Adit menarik tangan ku ketika aku hendak kabur darinya. "Eh. Mau kemana Baby. Lu harus tanggung jawab ya. Katak gue jadi kabur kan."
"Katak gue juga kabur berisik. Enggak penting lu. Awas deh!". Aku menepis tanganya dan kembali melanjutkan pencarian katak ku yang kabur.
suara kelas tiba-tiba bergemuruh dan ramai. Semua itu karena ulah dari si katak yang berhasil kabur dan dengan senang hati melompat kesana-kemari membuat teriakan di laboratorium ini histeris. Aku melihat katak miliku ada di atas meja Ninda , dengan penuh kehati-hatian aku mencoba mengambilnya namun gagal. Filling katak sepertinya kuat kalau mereka dalam bahaya, alhasil dia kabur lagi. Adit juga berlomba-lomba menangkap katak miliknya yang juga kabur. Aku dan Adit di sibukan dengan kegiatan lomba menangkap katak. Benar-benar menjadi rusuh kelas ini hanya karena 2 ekor katar badung yang sulit di tangkap.
"Aaaaaaaaaa" Teriak histeris dari Bu Indah yang diatas kepalanya bertengger seekor katak milik ku.
Aku yang melihat keberadaan katak ku disana segera mengambil ancang-ancang untuk mengambilnya. Sedikit lagi ku tangkap katak itu tapi di gagalkan oleh Adit karena dia menabrak tubuhku hingga terjatuh. Bukannya kembali menangkap katak malah aku dan Adit berantem dengan sengit. Sorakan teman sekelas justru memperparah keadaan, bukannya melerai ini malah membuat aku dan Adit berantem dengan beradu mulut dan sesekali aku memukul tangannya. Katak-katak tadi merasa bebas dan gembira karena lepas dari incaran diriku.
"STOPPPPPP!!!!!!!!!!". Teriak Bu Indah mengheningkan susana ini.
Semua siswa-siswi diam serentak, begitu juga diriku dan Adit. Tatapan sengit antara aku dan dia saling bertemu. Aku sangat sebal kali ini dengan dirinya.
Bu Indah menghampiri ku dan dengan raut wajah yang sangat memerah penuh amarah. "Moza. Adit. Kalian ini biang keributan di kelas ini. Karena kalian pelajaran saya kacau balau dan lihat kondisi lab saat ini benar-benar kacau. Kalian harus mendapat hukuman."
"Bu, ini bukan sepenuhnya karena saya. Ini kan juga karena si cowok kampret ini. Dia tadi nabrak saya sampe jatuh, padahal saya kan mau nangkep katak di kepala ibu." Bela ku
Adit dengan merapihkan rambutnya yang berantakan dan menatap ku sinis."Eh. Gue kan juga mau nangkep katak gue yang ada di bawah lu. Enggak sengaja malah nabrak lu Moza!".
"Ah lu mah alasan aja. Emang kampret kok lu Dit." Aku memukul Adit berkali mengunakan gulungan buku yang ada di tanganku.
"Diam kalian berdua. Kalian memang benar-benar biang kerok dikelas ini. Sekarang ikut saya ke ruang BK!". Bu Indah menarik ku dan juga Adit.
Menyebalkan sekali dia. Adit yang salah karena telah menabrak malah aku juga terkena imbasnya. Hanya karena katak aku dianggap menjadi biang kerok oleh Bu Indah. Memang tidak bisa dipungkiri aku dan Adit jika bersama di kelas selalu saja ada keributan yang ku buat sampai para guru sudah hafal dengan kelakuan kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...