MOZA POV.
Kehamilan ku sekarang sudah menginjak 36 minggu itu artinya aku tidak lama lagi akan bertemu dengan jagoan ku. Setiap aku memeriksakan kehamilan ku aku sangat bahagia karena mendengar semua jadoan ku sehat didalam sana dan kondisinya lengkap semua tapi aku dan Adit sepakat untuk tidak menanyakan apa jenis kelamin dari semua jagoan ku karena aku ingin menjadi kejutan nantinya.
Sudah 1 bulan aku tinggal di rumah yang di hadiahkan oleh Adit. Sebuah rumah yang sangat nyaman berukuran luas karena ada taman bermain di belakang nya. Adit memang sudah mempersiapkan segalanya untuk keluarganya. Dia memberikan hunian yang sangat layak dan nyaman untuk kita semua. Lokasinya tidak begitu di kota sehingga suasananya masih sangatlah asri, namun itu tidak membuat jarak ke kota menjadi jauh. Aku sangat senang tinggal disini.
Selama hamil sikap ku sangatlah berubah drastis. Aku menjadi Moza yang sangat manja, menyebalkan, posesif dan bahkan aku menjadi sangat pencemburu kepada Adit, sungguh itu bukanlah aku. Setelah ku renungkan semua sikap itu malah terkesan seperti sikap Adit kepadaku, mungkin semua jagoan ku akan mengikuti sikap Ayahnya karena dia selalu agresif jika sedang bercinta. Dari beberapa sumber yang aku dengar katanya kalau salah satu dari kita agresif dalam bercinta maka anak kita pun akan mengikuti sikap dari pasangan kita yang agresif itu, tapi entahlah aku tidak terlalu memikirkan kebenarannya toh yang terpenting anak ku mengikuti jejak dari suami sah ku bukan dari orang lain.
Ketika aku tahu diriku hamil hanya 1 yang aku takutkan, aku takut kehamilan ku disertai dengan anemia. Penyakitku itu bisa mengganggu pertumbuhan jagoan ku. Untunglah aku selaku rutin berkonsultasi pada Dokter Bram mengenai kehamilan ku dan aku sangat memperhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuhku. Meski memang setiap aku makan aku harus sepiring bersama Adit bahkan aku harus disuapi langsung dengan tangannya. Jujur itu menjadi membuat aku lebih nafsu makan, sepertinya ini kemauan jagoan ku. Mereka sangat manja kepada Ayahnya. Selama proses kehamilan juga aku tidak begitu parah mengalami morning siknes seperti ibu-ibu pada umumnya bahkan aku malah sangat nafsu makan dan itu membuat tubuhku menjadi sedikit gemuk. Adit tidak mempersalahkan kondisi ku yang seperti ini justru dia malah semakin sayang dan cinta dengan ku.
Hari ini hari weekend itu artinya Adit tidak berangkat kerja. Aku bisa bermanja sepuasnya kepada dirinya. Aku sangat menyukai harum tubuhnya, itu membuat diriku tenang dan nyaman bahkan bisa menjadi obat tidur bagiku. Aneh memang tapi itu nyatanya.
"Sayang. Perut ku kok sakit ya." Aku membangunkan Adit yang sedang terlelap dalam tidurnya.
"Eh, Sakit gimana Baby? Apa kamu udah ngerasa mules-mules gitu?". Tanya Adit panik dan langsung terbangun dari tidurnya.
"Sedikit, tapi aku lebih merasa lapar. Jagoan kita dari tadi aktif banget, dia nendangin perut aku terus."
"Yaudah kita pesen makan ya. Aku delivery aja enggak apa-apa kan?" Tanya Adit memandangku dengan mengelus lembut perutku.
"Enggak mau !! Aku mau nya makan telor mata sapi setengah matang sama salad tomat tapi mayones nya yang banyak banget. Uh pasti itu enak banget". Aku membayangkan bagaimana kelezatan makanan itu semua.
"Kamu kan enggak doyan telur setengah matang Baby. Nanti kamu muntah lagi." Balas Adit. Kemudian dia beralih mengecup perut buncit ku. "Jangan-jangan kamu ya Nak yang minta telur mata sapi setengah matang sama salad tomat ? Itu semua kan kesukaan Ayah mu bukan kesukaan Bunda mu".
"Emang jagoan kamu yang minta. Mereka mintanya beda-beda tapi sayangnya itu semua favorite Ayahnya. Yaudah sana Ayah bikinin buat kita yang enak ya". Pinta ku menyuruh Adit untuk segera melakukannya.
"Oke siap jagoan Ayah. Kalian tunggu ya." Jawabnya mencium perutku kemudian mencium kening ku lama.
Adit turun dari ranjang dan pergi ke dapur untuk membuatkan keinginan ku. Untung Adit bisa memasak jadi itu bukanlah hal sulit untuk dilakukannya. Aku menunggu masakan nya matang dengan menghampiri Adit dan melihat bagaimana hasilnya.
"Ayah udah jadi belum lama deh. Aku kan udah lapar." Gertak ku menghampiri Adit yang sedang sibuk dengan peralatan masaknya.
"Ini baru jadi Baby telurnya." Adit menunjukan hasil masakannya kepadaku.
Aku cemberut melihat hasil masakan Adit. "Kok pecah si Yang telurnya. Begitu mah bukan telur mata sapi. Aku enggak mau ah jelek."
Adit menggaruk belakang kepalanya dan menghela napas melihat aku kesal dengan hasilnya. Dia tidak banyak berkata-kata dan langsung membuat ulang telur mata sapi sedangkan yang tadi dia yang memakannya. Aku hanya memakan salad tomat yang sudah di buat Adit. Rasanya sangatlah nikmat aku sangat menyukainya.
"Aduh.." Aku mengaduh kesakitan karena perutku tiba-tiba mules dan perutku terasa kencang. Kadang-kadang perutku terasa kontraksi kemudian menghilang.
"Baby, kamu kenapa ?". Adit langsung menghampiriku dan mematikan kompornya.
"Perutku mules Yang. Kayaknya aku mulai ngalamin kontraksi deh. Mules nya kadang datang terus ilang. Pinggang ku pegel banget Yang." Aku menarik napas seperti apa yang telah di ajarkan oleh Dokter Bram. Pinggang ku terasa sangat pegal dan sepertinya pinggangku itu sangat kaku dan panas.
Adit yang melihat ku merasakan kesakitan sedikit panik dan bingung harus melakukan apa untuk membuat ku tenang. Dia hanya terus mengusap-ngusap pinggang ku dan memeluk ku.
"Ke rumah sakit aja ya Baby. " Ajaknya.
"Aku masih kuat kok lagian kontraksinya belum begitu sering dan lama nanti aja ya kalau udah sering Yang. Percuma ke rumah sakit sekarang pasti aku belum ada pembukaan nanti malah disuruh pulang. Udah kamu pijetin aja pinggang aku." Pinta ku terus menghela napas dan mengusap pinggang ku.
Semalam sebenarnya aku juga sudah merasakan mulas dan kontraksi seperti ini tapi semakin kesini rasa itu semakin sering. Kontraksi semakin sering dan durasinya cukup lama namun aku masih enggan untuk beranjak ke rumah sakit. Aku masih kuat menahannya ini belum seberapa sakitnya dan ketuban ku juga belum pecah jadi masih di bilang aman untuk berada dirumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...