39.

11.4K 345 21
                                    

MOZA POV.

Sudah 5 hari aku selalu menghindar dari Adit. Entah lah aku masih merasa marah kepadanya karena kejadian waktu itu. Setiap aku bertemu dengan Adit kejadian itu selalu teriang. Aku tak tahu keputusan ku untuk menghindar darinya benar atau tidak, hanya ini yang bisa ku lakukan untuk mengurangi rasa sakitku.

"Za, ngelamun mulu kamu!. Udah jam 7 kurang buruan sana berangkat!." Gertak Kak Sandi yang melihat ku melamun dimeja makan.

"Anterin ya, Moza males berangkat bawa mobil." Aku memohon belas kasih Kak Sandi agar mau mengantarku.

Kak Sandi berpindah ke samping tempat duduk ku dan mengusap ujung kepala ku. "Masih marahan sama Adit? Mau sampe kapan Moza? Masalah tuh di hadapin bukan di hindari!"

"Sampe dia nyerah. Aku lagi males sama Adit. Udah ya jangan bikin mood ku jelek. Ayo buruan berangkat!". Aku mengajak Kak Sandi untuk segera berangkat. Aku tidak ingin membahas masalah ku dengan Adit karena itu membuat ku sakit.

Tepat jam 7 pagi aku sudah berada dikelas. Semenjak aku mengenal Adit aku jadi jarang terlambat ke sekolah. Setidaknya Adit membawa pengaruh baik di kehidupanku. Hari ini terpaksa aku duduk sendirian, karena Nisa tidak masuk. Dia mewakili lomba cerdas cermat tingkat provinsi.

"Pagi Baby." Sapa Adit yang tiba-tiba duduk disampingku.

Aku hanya meliriknya sesaat dan kembali berkutik dengan handphoneku.

Adit mengambil handphone ku dan memandangku. "Udahan dong Baby marahannya. Udahan ya ya ya ?".

"Ngomong dong Baby jangan diem gini. Stress aku di diemin sama kamu, udah hampir seminggu kamu selalu nghindarin aku. Kalau kamu nghindar gini gimana aku mau jelasinnya ke kamu." Jelas Adit.

Aku menatap dalam iris mata Adit. Terlihat jelas dia merasa frustasi akan masalah ini. Aku masih malas berbicara dengannya. Biarlah dia terus mengejarku, sebentar lagi dia juga akan memyerah karena lelah mengejarku.

Adit mencengkram kuat pundak ku dan berkata. "Moza. Aku enggak bakal nyerah buat ngejar kamu!. Aku cuman cinta sama kamu bukan Rista.!"

"Up to you". Jawab ku dengan memalingkan wajah ke depan menghadap papan tulis.

Adit mengacak-acak rambutnya tanda dia frustasi dan kesal karena kelakuan ku yang masih meras kepala karena tidak mau berbicara kepadannya. Meskipun aku tidak menggubrisnya tapi dia tetap duduk di sebelah ku dan berbicara kepadaku.

Jam istirahat telah tiba. Aku malas untuk pergi ke kantin jadi aku putuskan untuk pergi ke perpustakaan. Ketika aku keluar untuk meninggalkan kelas, aku melihat Bayu sudah bertengger di ambang pintu. Dia mengajak ku untuk pergi ke kantin, namun aku menolaknya. Bayu tetap saja mengekor dibelakangku. Aku merasa Adit juga mengikuti ku dari kejauhan. Dia pasti curiga Bayu akan bermaksud buruk kepadaku.

Setibanya di perpustakaan aku memilih untuk duduk di pojok belakang karena konsentari yang aku dapat pasti akan lebih daripada duduk di bagian depan. Ternyata suasa perpustakaan hari ini sepi hanya ada aku, Bayu dan penjaga perpustakaan. Bayu ikut duduk disampingku, tapi dia tidak mengambil buku, Bayu hanya memandangiku. Aku merasa risih dilihatnya. Sesekali aku melihat ke seluruh ruangan perpustakaan ini mencari keberadaan Adit tapi hasilnya nihil. Mungkin dia berbelok ke arah lapangan futsal atau bertemu dengan Rista.

"Moza, kamu cantik banget. Gue suka sama lu Za. Mending lu bubaran aja sama Adit. Lu jadian sama gue. Gue enggak kalah cakep dan tenar kok dari dia." Ucap Bayi dengan mengelus-elus rambutku.

Aku menepis tangan Bayu yang dari tadi menggangguku." Bay. Lepasin. Apaan si lu risih tau!!"

"Halah enggak usah munafik deh lu Za. Lu sebenarnya terangsang kan bukan risih. Lu kan biasa ke clubbing sama mabuk ya kan. Lu tahu enggak setiap lu ke club, lu terlihat sangat sexi, bikin gue on Za. Gue pingin lu." Bayu menggenggam erat tangan ku dan mengapit kedua kaki ku dengan kakinya, membuat ku sulit untuk bergerak.

Aku meronta dengan sekuat tenaga ku, namun tetap saja aku kalah darinya. "Bangsat lu Bay!. Mau lu apa hah?. Lepasin!!"

"Gue mau ngrasain bibir lu dan semuanya yang ada diri lu. Lu kemarin liat kan Rista ciuman sama Adit. Gue tahu kalau lu sakit hati liat pacar lu dicium sama mantanya?". Bayu tersenyum licik kepadaku.

"Najis Lu!!" Umpatku.

Bayu semakin kuat menahan ku, membuat diriku semakin sulit bergerak. Bayu mendekatkan tubuhnya kepadaku. Kini hanya jarak beberapa inci saja wajah Bayu dengan wajahku. Dia ingin mencium ku. Aku merasa takut dan semakin kuat meronta mencoba menjauhkan Bayu dari hadapanku.

"Terus Bay, jangan lu sia-siain santapan pagi lu." Terdengar suara gadis dari belakang ku. Dia menyemangati kelakuan bejat dari Bayu yang ingin menciumku.

Dengan sekuat tenaga aku mencoba melepaskan genggaman Bayu dan menutup rapat bibirku. Bayu semakin genjar mendobrak pertahanan ku. Bibir Bayu mendarat di bibirku, dia memaksa ku untuk mau membuka bibirku agar dia bisa bebas menjelajahi bibir ku, namun aku masih menutup rapat bibirku. Aku hanya bisa meneteskan air mata dengan perlakuan Bayu yang memaksaku untuk mau memenuhi hasrat bejatnya.

BHUKKK..BHUKKK!!!..

"BRENGSEK, KEPARAT, BAJINGAN LU BAY!!". Ucapan kasar dan pukulan keras menyerang Bayu.

Ketika aku terus dipaksa untuk dicium Bayu, tiba-tiba Adit datang dan langsung menghujani Bayu dengan pukulan dan perkataan kasar. Aku merasa gemetar dengan perilaku Bayu barusan.

Aku melihat dengan jelas bagaimana Bayu dihabisi oleh Adit yang saat ini sangat merasa marah kepadanya. Luapan emosi terlihat dengan jelas di iris mata Adit. Sedangkan di sebelah kanan ku, aku melihat Rista berdiri santai di sana memandang kecut kejadian ini. Aku tidak tahu apa maksud dari semua ini. Bayu, Adit dan Rista semua itu adalah masa lalu Adit. Rista tertawa puas memandang ku.

Rista berjalan menghampiriku "Moza, gadis metropolitan yang biasa main ke club malam, ngrokok dan mabuk baru dicium sama cowok macam Bayu aja nangis HaHaHa. Sok suci lu! Dasar jalang sok polos!!."

PLAK!!

Aku melihat Adit menampar dengan keras pipi Rista.

Rista mengusap pipi merahnya dan menangis. " Kamu kenapa nampar aku Dit?".

"Jaga ya mulut lu. Moza bukan jalang, tapi lu yang jalang. Dikira gue enggak tahu lu sama Bayu selingkuh di belakang gue HAH?". Jelas Adit.

"Maksud kamu apa Dit. Aku enggak kayak gitu. Kamu yang mutusin aku tanpa sebab, kenapa kamu nuduh aku selingkuh." Rista mendekat ke arah Adit.

Aku mendengar ucapan Rista barusan. Ternyata sampai saat ini Rista tidak mengetahui alasan dia putusi dengan Adit. Setahu Rista, Adit memutuskan dirinya karena sebab yang tak jelas. Aku jadi semakin bingung dengan 3 orang ini. Aku yakin semua ini pasti ada sebab akibat antara Adit, Bayu dan Rista.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang