91.

14.1K 267 3
                                    

"Baby, kamu benar-benar membuat ku gila. " Ucap Adit mengusap lembut pipiku.

"Ehmmmm..  Ahhhh" Desahku merasakan ciuman hangat di bibir dan remasan dari tangan Adit yang meremas payudara ku dengan penuh penekanan.

"Yang, udah ah". Aku mencoba melepaskan tautan tangannya pada payudaraku.

"Aku mau lagi, Baby. Aku masih kurang". Kata Adit menenggelamkan wajahnya pada leher ku. Mengendus-ngendus membuat ku geli.

"Yang, udah dari jam 9 malam loh kita tempur dan ini udah jam 3 pagi. Udah berapa ronde coba malam ini? Kamu si sok-sokan minum jamu kuat segala emang enak enggak bisa berhenti". Kataku melirik kesal kepadanya.

"Ya kan biar langsung jos hasilnya Baby. Jam nya aja yang cepet muternya. Aku kan belum puas." Kekeh Adit memandang dalam kepadaku.

" Kekeh Adit memandang dalam kepadaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jam 8 kamu ada meeting sayang. Sekarang tidur ya. Besok aku janji deh kita lagi, tapi ada syaratnya". Kataku mengusa lembut wajahnya.

Adit mendekatkan wajahnya kepadaku. "Apa ?".

"Enggak usah pakai jamu kuat segala ya. " Jawabku memencet hidung mancung Adit lalu menciumnya.

"Siap Baby. I Love You".

"I Love You Too." Balasku.

Jam saat ini sudah menunjukan pukul 3 pagi. Aku sangat merasa lelah semalaman bertempur hebat dengan Adit. Dia curang karena meminum ramuan jamu yang diberikan Ayah sehingga dia lebih kuat dan selalu meminta lagi dan lagi. Aku sampai kualahan meladeninya dan aku sangat merasa perih dan sakit.

Selama semalaman aku sama sekali tidak turun dari ranjang karena aku selalu bercinta dengan Adit. Setiap kita sudah merasakan klimaks secara bersama, kita memutuskan untuk istirahat sebentar dan mengumpulkan tenaga. Setelah kita sama-sama sudah kuat lagi, kita kembali bertempur hebat di atas ranjang hingga suasana ranjang ini seperti kapal pecah.

Setelah berdikusi dengan Adit dan akhirnya dia menyetujui untuk menyudahi kegiatan bercinta ini, aku dan dia memutuskan untuk tidur dalam dekapan pelukannya. Tentunya masih dalam keadaan tanpa sehelai pun yang menutupi. Hanya ada selimut lembut yang menutupi tubuhku dan tubuh Adit. Kami memejamkan mata bersama mengumpulkan tenaga untuk beraktifitas esok.

KRING KRING KRING

Suara jam weker yang nyaring membangunkanku. Tepat jam 5 pagi dan mata ku masih sangatlah mengantuk tapi aku harus bangun pagi untuk menyiapkan pakaian kantor Adit dan sarapan untuknya. Mulai hari ini statusku adalah seorang istri yang harus siap siaga meladeni suami baik dalam raga maupun jiwa.

Perlahan-lahan aku melepaskan pelukan Adit. Selama kita tidur tangan Adit tidak melepaskan pelukannya ke tubuhku dan juga wajahnya yang menempel lekat pada leher ku. Dengan sangat perlahan dan hati-hati akhirnya aku bisa melepaskan segala bentuk pelukan Adit. Aku turun dari ranjang dengan menggunakan kemeja putih tanpa dalaman. Aku menuju ke kamar mandi untuk membasuh diriku yang penuh dengan peluh keringat akibat pertempuran semalam. Selesai mandi aku menuju ke dapur untuk membuatkan sarapan untuk Adit.

Tepat jam 6 semua sudah beres dan aku membangunkan Adit. "Sayang, udah jam 6. Bangun, mandi terus sarapan!".

Adit masih saja tidur dan aku kembali membangunkannya. "Sayang, jam 8 kamu ada meeting loh. Bangun ah nanti kamu terlambat !".

Adit menggeliat dan perlahan membuka matanya dia menarik diriku hingga jatuh pada pelukannya. "Baby, aku malas. Aku mau dirumah aja sama kamu. Biarin meeting di urus sama Sani. "

Aku melepaskan pelukan Adit dengan paksa. "Aku enggak mau punya suami pemalas. Sayang, dengarin aku. Kita udah tinggal serumah, sekamar dan aku udah sah jadi milik kamu seutuhnya. Setiap hari kita selalu bersama dan kamu udah bebas mau ngapain aja sama aku jadi kamu enggak boleh jadi malas kerja dengan alasan pingin dirumah sama aku. Sekarang kamu bangun mandi terus sarapan. Semua udah aku siapin". Aku menarik Adit agar bangun dari ranjangnya dan segera mandi.

CUP CUP CUP

"Tuh aku kasih kiss morning biar kamu langsung melek". Aku mencium Adit dari kening, pipi hingga berakhir pada bibirnya.

"Ahh, masih kurang Baby. Mandiin ya" Pintanya yang merengek seperti bayi besar.

Aku memasang wajah dengan senyum paksa dan berkata. '' Ayo".

Pagi-pagi aku sudah dibuat pusing dengan kelakuan Adit. Harus extra sabar mempunyai suami yang menyebalkan dan sangat manja seperti dia. Baru 1 hari aku menjadi istri dari Aditya Tama Hermawan tapi aku sudah mengerti betul sifat dia yang sebenarnya dulu aku tidak begitu memahaminya, yaitu ternyata Adit sangatlah manja dan itu membuat ku harus terbiasa dengan sikapnya.

Sarapan pagi ini hanya sepiring nasi goreng spesial kesukaan Adit. Sebelum menikah dia pernah berpesan kepadaku kalau dia hanya ingin memakan nasi goreng buatan ku untuk sarapan. Jadilah sekarang aku membuatkan ini seperti yang dia minta. Sebagai istri yang baik aku membantu suamiku untuk merapihkan pakaian kerjanya.

"Baby, I Love You". Ucap nya mencium keningku.

"I Love You To''. Jawabku memeluk hangat dirinya.

Semua sudah rapi dan saatnya Adit untuk berangkat kerja. Aku mengantarkan sampai ke pintu. Sebelum berangkat Adit mencium keningku dan memelukku.

"Baby, maaf ya kalau semalam aku terlalu agresif dan maaf juga membuat mu merasakan sakit lagi pada selakangan mu." Ucap Adit.

Aku mengusap lengan Adit. "Enggak apa-apa kok. Aku juga enggak mau keluar kemana-mana hari ini jadi semua orang enggak akan tahu kalau aku kesakitan. Semoga aja cepat jadi ya Sayang." Balasku merapikan jas Adit.

"Amin".

Tepat jam 7 Adit berangkat ke kantor. Kini tinggalah aku sendiri di apartement. Aku memang tidak akan pergi keluar karena aku kembali merasakan sakit pada selakangan ku seperti waktu pertama aku bercinta bersama Adit. Aku tak mengapa asalkan suami ku bahagia. Aku hanya akan bersantai ria disini menunggu Adit pulang.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang