MOZA POV.
Karena kejadian di perpustakaan aku, Rista dan Adit di minta Pak Bowo untuk ke ruang BK. Disana aku mendengar Pak Bowo tak henti-hentinya memarahi Adit karena memukul Bayu sampai dia harus dilarikan ke rumah sakit. Bagian pelipis kananya tidak berhenti mengucurkan darah, Adit begitu kuat memukul Bayu sampai dia terkapar tak berdaya. Aku menjelaskan secara detail kejadian barusan agar Pak Bowo mengerti dan Adit tidak terlalu disalahkan oleh kejadian ini. Sementara Rista, dia masih saja menangis karena tamparan dari Adit yang membuat sudut bibirnya berdarah. Mungkin bisa dikatakan Adit itu kejam dan kasar terhadap Rista, tapi itu semua karena dia terselimuti rasa amarah yang begitu besar.
Setelah mendengarkan penjelasan dari ku, Pak Bowo mengerti. Namun tetap saja Adit tidak luput dari hukuman. Dia di skorsing selama 7 hari, dimulai dari hari ini. Aku merasa lega karena setidaknya Adit tidak di bawa ke pihak kepolisian karena kasus pengeroyokan siswa. Sedangkan Rista dia hanya di ceramahi akan perbuatannya yang mencoba menjerumuskan diriku ke pelukan nafsu bejat Bayu.
Semua perkara sudah selesai, dan semua kembali ke kelas masing-masing, kecuali aku dan Adit. Aku membawa Adit ke ruang UKS untuk mengobati luka Adit yang tidak begitu parah seperti Bayu, hanya ada luka lebam.
Aku mengompres luka di bagian pipi sebelah kanan tepatnya dekat rahang. "Sok jagoan !!."
"Aku emang jagoan Baby. Bukannya sok hahaha.." Jawabnya dengan cengeesan.
"Aku minta maaf ya, udah diemin kamu selama ini." Ucapku.
Adit membisikan sesuatu ditelingaku. "Aku mau maafin kamu, tapi ada syarat nya, Baby"
Aku sedikit menjauh dari Adit. Tapi Adit kembali mendekat dan membisikan ku kembali. "Aku kangen sama kamu, malam ini kamu temenin aku di apartement ya".
"ADIT !!!!!! Dasar modus. " Aku memukul tangan Adit karena kesal.
"Aduh.. Tambah sakit Baby di pukul gini. Aturan tuh kalau kesel di cium bukannya di giniin.." Adit mengusap tangannya yang sakit.
"Mau nya. Aku mau nemenin kamu tapi kamu harus ceritain semuanya tentang Bayu sama Rista ya!. Janji." Aku mengajak Adit untuk janji kelingking.
"Janji" Balasnya.
Aku menghabiskan jam pelajaran kedua hanya di UKS bersama Adit. Nanti malam aku akan menginap di apartement Adit dan akan mendengarkan cerita tentang masa lalunya. Hari ini aku resmi baikan dengan Adit dan kembali bercanda gurau, bermanja-manja dengannya. Aku sangat merindukan suasana seperti sekarang ini.
*******
Hari ini terik matahari menyengat dengan begitu panasnya. Membuat orang-orang sungkan untuk melakukan aktifitas diluar rumah. Jam 2 siang, waktunya untuk pulang sekolah. Aku menelpon Kak Sandi agar tidak menjemputku karena aku akan pulang bersama dengan Adit. Seperti biasa kalau pulang dengannya, pasti ya mampir ke kantor tidak langsung ke apartement.
Adit memang terbiasa pergi ke kantor setelah jam pulang sekolah, dia akan meminta ijin tidak berangkat sekolah jika ada meeting mendadak atau hal yang sangat penting mengenai pekerjaan dan itu sama sekali tidak bisa di wakilkan oleh Sani. Selama menjalani hubungan dengannya aku belum pernah di ajak ke rumah nya atau bertemu dengan orang tuanya. Meskipun dulu aku pernah bertemu dengan Ayah dari Adit tapi itu kan jaman nya belum pacaran.Orang tua Adit tinggal di Jogja tepatnya daerah Kaliurang, sedangkan Adit dia lebih memilih tinggal di apartement sendiri karena menurut dia tinggal berjauhan dari orang tua itu bisa membangun jati diri agar lebih mandiri dan bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya. Kurang lebih seperti itu lah Adit. Pria yang sangat aku cintai, Aditya Tama Hermawan pria songong yang selalu membuat ku kesal karena kejahilannya.
Syukurlah pekerjaan Adit dikantor tidak terlalu banyak hari ini jadi aku tidak begitu jenuh menunggunya bekerja. Sepulang dari kantor aku mampir ke sebuah kafe untuk mengisi perut ku yang keroncongan. Memandangi Adit yang sedang makan adalah sebuah kesenangan tersendiri bagi ku sekarang ini. Entahlah dia terlihat lucu dan menggemaskan ketika berkutik dengan makanan.
Aku memandangi Adit yang sedang asik dengan dunia makannya. "Kamu lucu ya, besok kalau aku punya Baby, aku mau bikin biar sama kaya kamu ah ."
"Jangan besok, bikin aja abis ini. Kan kita udah makan jadi aku bisa kuat main sama kamu. Nanti kita bikin yang cantik biar kaya kamu. Kalau cowok jangan ah nanti aku kesaing lagi." Balasnya dengan mengedipkan mata nakalnya kearahku.
"Kamu mau bikin aku susah jalan lagi HAH?. Enggak untuk sekarang !!. Kalau kamu mau minta jatah dari aku, sana minta surat ijin dulu sama Ayah kalau di ijinin baru aku mau." Aku mencubit Adit yang sedari tadi tak hentinya memandangku.
"Oke. Besok kan minggu kita ke jakarta ya. Aku mau minta restu dari Ayah mu biar cepet bisa dapet jatah dari kamu."
Aku yang mendengar ucapan Adit hanya bisa menggelengkan kepala, pusing mendengar ocehan nya yang keluar dengan seenak jidatnya.
Dulu aku tidak pernah berpikir untuk menikah muda, apalagi di usia yang masih terhitung belia ini. Tapi setelah bertemu dengan Adit semua pikiran buruk ku mengenai nikah muda hilang, sepertinya aku sudah siap untuk menaungi bahtera rumah tangga bersama Adit. Tentunya tidak sekarang, mungkin habis lulus sekolah atau setelah umur ku menginjak 22 tahun. Rencana kan bisa kapan saja, yang terpenting aku dan Adit bisa menjalani hubungan ini dengan baik dan tetap menjaga keharmonisan hubungan ini.
Aku tahu tidak mudah menjalani suatu hubungan jika kita akan memulainya ke tingkat yang lebih serius, karena semakin kita serius dalam suatu hubungan tentunya cobaan dan masalah akan datang silih berganti menguji cinta kita.
"I Love You, Baby." Adi mengecup tangan ku.
"I Love You to, sayang."
Acara makan sudah selesai, saatnya untuk beristirahat di apartement. Adit menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sepanjang perjalanan aku dan Adit hanya menghabiskan waktu dengan bernyanyi bersama mengikuti alunan lagu yang diputar di radio dan menikmati senja di langit Jogja yang begitu indah dan romantis.
Masalah kemarin dan kejadian tadi membuat ku dan Adit berbaikan kembali. Pastinya membuat hubungan ku dengannya menjadi lebih romantis dari sebelumnya. Aku belajar dari kesalahan ku kemarin, seharusnya aku tidak bersikap berdiam kepadanya namun justru sebaliknya aku harus menemui dirinya untuk mendergarkan penjelasanya. Setiap ada masalah sebaiknya harus segera di selesaikan bukannya di hindari seperti aku kemarin. Karena semakin kita menghindar akan semakin lama waktu untuk berbaikan dengan orang yang kita cintai dan akan timbul masalah baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...