ADIT POV.
Sekeluarnya diriku dari gedung belakang sekolah, aku kembali menuju ke ruang kelas. Aku hanya bercanda dan tertawa selama dikoridor menuju kelas bersama Moza. Aku sudah tidak mengambek lagi kepada Moza, rasanya sangat sulit jika harus berdiam diri terlalu lama darinya.
Ketika aku sedang asik bercanda, aku mendengar ada yang memanggil Moza dari arah belakang. Aku pun ikut menoleh ke arah sumber suara. Ternyata yang memanggil adalah Rista. Raut wajah ku berubah menjadi benci dan penuh dengan amarah, bagaimana tidak Rista dulu sudah pernah menghkhianati ku. Aku paling benci dengan orang yang sudah membuat ku kecewa.
Aku tidak tahu Moza mengetahui hubungan ku dengan Rista atau tidak. Saat ini aku melihat Moza bertegur sapa dengan sikap yang wajar tanpa dibumbui rasa cemburu. Sontak tatapan ku dan Rista bertemu. Matanya menyorotkan tatapan memelas dan seakan meminta ku untuk kembali, tapi aku malah menatap dia dengan penuh kebencian.
Ku tarik Moza menjauh darinya." Ayoo Baby."
Moza seperti biasa dia menurut demgan apa yang aku lakukan. Rista sendiri hanya melihat apa yang ku lakukan kepada Moza.
"Rista duluan ya.." Sapa Moza dengan melambaikan tangan.
Rista hanya merespon dengan melambaikan tangannya juga.
Ku percepat langkahku agar segera sampai dikelas. Moza terlihat biasa saja dengan kejadian barusan. Mungkin dia mengetahui cerita tentang hubunganku dengan Rista.
Moza duduk bersandar dengan raut penuh tanya. " Kenapa si Dit, main kabur aja enggak sopan tau?".
"Aku malas Baby. Jangan deket-deket sama dia ya. Aku mohon." Ku genggam tangannya dan membawanya ke dada. Moza pun mengerti dan menurutinya.
Didalam lubuk hatinya Moza pasti dia bingung dengan sikap ku yang melarang dia dekat dengan Bayu dan Rista. Itu semua aku lakukan karena aku mencintai Moza. 2 orang itu adalah jenis manusia keparat yang bisa membuat aku dan Moza berjauhan. Aku sangat mengenal mereka.
Sampai di kelas, aku langsung mengikuti pelajaran. Ku lihat sekilas ke arah Moza. Terlihat dengan jelas kalau Moza sangat penasaran dengan sikap ku kepada Rista. Suatu saat aku akan menjelaskan semua mengenai Rista dan Bayu.
MOZA POV.
Setiap bertemu dengan Rista dan Bayu sikap Adit selalu berubah dingin dan dia menatap mereka dengan penuh rasa kebencian. Aku tidak tahu ada masalah apa diantara mereka bertiga. Aku akan meminta penjelasan dari semua sikap Adit barusan atau jika dia tidak bersedia becerita aku akan mencari tahu sendiri.
Hari ini sekolah akan di bubarkan karena ada rapat guru tadi tidak sampai siang.
"Za, hangout yuk. Temenin gue belanja!". Ucap Nisa.
"Boleh, yaudah langsung cus aja. Tapi gue nebeng mobil lu ya!." Jawab Ku.
Pulang sekolah aku akan pergi dengan Nisa, menyalurkan hobi shopping ku. Sebelum pergi aku memberi tahu Adit kalau akan pergi dengan Nisa, tentunya dia mengiyakan. Adit harus kembali ke kantor seperti rutinitas biasanya.
Nisa melajukan mobilnya ke sebuah mall di daerah Jl. Laksada Adisucipto. Sampainya di sana aku langsung menuju ke dalam untuk memborong semua yang ingin aku beli dari pakaian, sepatu bahkam make up. Kira-kira sudah 1 jam aku berbelanja bersama dengan Nisa, tapi rasanya aku belum puas. Aku melangkahkan kaki ku sebuah store make up ternama disini.
"Bayu?". Aku melihat ada Bayu berdiri tidak jauh dari posisiku.
"Hai Moza. Kamu shopping juga disini?". Sapanya.
"Iya Bay, gue sama Nisa. Lu sendirian apa sama cewek lu?". Tanya ku dengan mengedarkan pandang ke sekeliling.
"Gue sendirian kok. Eh nonton yuk ada film baru bagus. Mau ya?"
Aku memandang ke arah Nisa yang sedang sibuk memilih make up. "Boleh deh, sekalian sama Nisa ya".
Bayu mengangguk setuju. Aku memanggil Nisa untuk ikut menonton bersama Bayu. Film bergenre romance adalah pilihan Bayu, sebenarnya aku tidak terlalu suka hal-hal yang berbau romantis. Aku lebih suka film bergenre action atau komedi.
Bayu mencuri kesempatan dalam kesempitan, dia mencoba menggenggam tangan ku. "Moza, kamu cantik. Aku suka."
"Makasi Bay." Aku melepas genggaman tangan Bayu. Aku merasa risih dengannya.
Kalau Adit melihat Bayu bersikap seperti ini kepadaku bisa habis dia diremuknya. Oh Tuhan cobaan apa ini?.
Akhirnya film sudah selesai di putar, kini saatnya aku untuk segera keluar dan pergi meninggalkan Bayu. Aku harus berpisah dengan Nisa disini karena dia harus me jemput Mamanya di bandara jadi aku terpaksa pulang sendiri. Mendengar kalau aku akan pulang sendiri Bayu menawarkan tumpangannya kepadaku, namun aku menolaknya. Dia tetap kekeh memaksa ku untuk pulang bersamanya.
Handphone ku berdering dan aku mengangkat panggilan ini. Aku sangat bersyukur bisa terlepas dari jeratan Bayu. Adit saat ini sudah berada di mall dan akan menjemputku. Sekarang sudah jam 6 sore itu artinya sudah jam pulang kantor jadi Adit bisa menjemputku.
"Hai Baby." Adit mencium keningku didepan Bayu.
"Hai sayang. Ayok pulang aku capek." Aku menerima dengan senang hati ciuman sayang dari Adit, sedangkan Bayu terlihat mengepalkan tangannya dan memandangku tersenyum kecut.
Aku berpamitan dengan Bayu kalau aku akan pulang meninggalkan dia. Sebenarnya kasihan melihat Bayu, tapi aku tidak suka dengan sikapnya yang terasa sangat agresif mendekatiku. Jujur aku tidak suka cowok agresif, sangat menakutkan.
Diperjalanan Adit terlihat biasa. Aku tidak tahu sebenarnya dia marah atau tidak. Aku langsung menuju ke apartement Adit, aku sudah membawa pakaian ganti yang aku beli barusan bersama dengan Nisa.
Kali keduanya aku menginjakan kaki ku di apartement milik Adit. Ruangan yang besar, bernuansa warna putih dan hitam memberi kesan elegant. Tidak terlalu mewah isi dari ruangan ini karena Adit tidak terlalu menyukai kemewahan. Meskipun dia bergelimang harta di usia muda tapi dia sangat sederhana. Satu point yang membuat ku semakin jatuh cinta kepadanya.
Sudah tiba saatnya makan malam. Adit melarangku untuk menyiapkan hidangan makan malam karena dia tidak ingin aku kelelahan. Dia akan mengajak ku untuk.makan malam diluar. Aku berganti pakaian dan bersiap untuk pergi dengannya.
Kafe ini tidak terlalu mewah namun terasa nyaman. Adit memesan hidangan malam ini.
Adit duduk bersandar dengan santai menunggu makanan datang.
"Baby, I Love You." Ucapnya.
"Love You To, sayang" Balasku.
Kata itu, setiap hari bahkan setiap menit selalu terucap dari bibir Adit keluar dengan ketulusan yang murni. Aku dapat melihat ketulusannya dari tatapan Adit. Begitu dalam ketika dia Adit menguangkapkan kata itu. Aku juga sangat mencintai dan menyayanginya. Setiap hari aku selalu merasa lebih jatuh hati kepadanya. Sifat konyolnya, sifat kedewasaannya, kejahilannya dan kesederhaan itu semua membuat aku benar-benar jatuh hati pada seorang Aditya Tama Hermawan pria yang ada di depan ku saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...