Akhirnya aku keluar kelas dan mengerjakannya di perpustakaan. Adit selalu saja mengikuti ku kemana pun aku pergi. Seperti itik yang tidak mau kehilangan induknya.
"Ngapain si ngintilin gue mulu " Aku melirik ke arah Adit yang selalu mengintiliku.
"Gue suka sama lu jadi gue ya ikut terus sama lu." Adit mengedipkan matanya sebelah.
"Aihhh.. !". Ku getok kepala Adit menggunakan gulungan buku yang kupegang.
"Aww Baby. Kamu jangan kasar gitu dong sama pacar mu." Adit mengelus kepalanya.
Rasanya malas mendengar ocehan Adit, daripada ku ladeni dia lebih baik aku pergi menjauh darinya. Ruangan perpustakaan ini sepi, ya karena sekarang masih jam pelajaran jadi para siswa tidak pergi ke perpustakaan.
Ku daratkan bokong ku di salah satu bangku perpustakaan dekat jendela. Kembali ku pusatkan pikiran ku untuk mengerjakan soal ulangan ini. Suasana hening mampu membuat konsentrasi ku kembali fokus dalam soal ini.
"Moza!."
Aku menoleh ke arah suara yang menyebut nama ku. " Ya. Ada apa?".
Orang itu mendekat ke arah ku dan mengulurkan tangan hendak bersalaman. "Kenalin gue Bayu. Lu moza kan? Anak pindahan dari Jakarta."
"Oh Bayu. Iya gue Moza." Jawab ku dengan menarik sudut bibirku.
Aku dan Bayu resmi berkenalan. Selesai mengerjakan soal ulangan aku menghabiskan sisa waktu ku dengan mengobrol dengan Bayu. Dia anak yang asik, selain asik dia juga tampan, tinggi, hitam manis, tutur katanya pun sopan tidak seperti cowok sialan itu, ya Adit. Bagaikan langit dan bumi Adit dan Bayu. Perbandingan mereka sangat jauh.Percakapan ku harus terhenti karena bel pergantian pelajaran sudah berbunyi, itu artinya aku harus kembali ke kelas untuk mengumpulkan soal ulangan ini kepada Pak Wandi.
Pelajaran berikutnya adalah pelajaran olah raga. Aku pergi ke toilet untuk berganti pakaian olah raga. Berhubung Nisa tidak ada jadi aku pergi ke toilet sendiri. Aku terlalu malas untuk bergaul pada teman baru ku di kelas, karena menurutku para teman ku dikelas termasuk dalam golongan siswi yang rempong dan banyak gaya. Aku tidak suka itu.
Selesai berganti pakaian aku langsung menuju ke lapangan out door. Kali ini adalah olah raga futsal. Aku tidak terlalu menyukai olah raga ini, tapi aku harus mengikutinya demi mendapatkan nilai. Semua siswa sudah berkumpul di lapangan. Pak Agung selaku guru olah raga segera memulai pelajaran ini dengan menyuruh untuk melakukan streching terlebih dahulu.
Seperti biasa si tukang terlambat datang belakangan. Aneh, dia kan kapten futsal seharusnya kalau pelajaran futsal dia itu datang lebih dulu ini malah terlambat. Pak Agung membagi dua tim, yaitu tim putri dan tim putra. Tim putri di ketui oleh Ima dan tim pria pastilah si Adit. Permainan pun dimulai. Tim putri lah yang bermain dulu. Aku mengikutinya dengan tidak semangat karena aku paling malas kalau bermain futsal. 30 menit sudah permainan dari tim putri selesai, saatnya untuk tim putra bermain.
Aku bosan melihat permainan ini, jadi aku akan pergi ke kantin saja untuk mengisi kembali energi ku. Saat berjalan menjauhi lapangan tiba-tiba aku merasakan hantaman yang cukup keras mengenai tepat di kepalaku.
"Aduh.." Aku merintih sambil memegangi kepalaku yang terasa pusing. Sebuah bola telah menghantam kepala ku.
Aku langsung merebahkan bokongku ke tanah karena rasa pusing ini yang membuatku tidak bisa menahan kaki ku untuk lama berdiri. Kesialan apa lagi ini. Kehidupan ku berubah drastis menjadi lebih buruk selama tinggal disini.
"Moza. Kamu baik-baik saja?" Tanya Pak Agung yang mengkhawatirkan ku.
Aku menggeleng pelan " Tidak Pak cuman pusing."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...