65.

8.7K 244 5
                                    

HallooHaii Kawan ✋
Sorry kalau banyak typo maklum ngerjainnya sambil dinas haha. Selagi sepi kerjaan nulis aja deh daripada bengong.

Happy Reading
.







MOZA POV.

Semalam aku merasa sangat nyenyak dalam tidur malam ku. Hari ini masih jadwal Try Out setelah itu aku ada pemotretan dengan majalah gadis jam 3 sore. Aku bangun untuk mandi pagi dan bersiap berangkat sekolah. Aku mendengar handphone ku berdering. Ternyata itu pesan baru dari Nisa, dia bilang kalau dirinya akan menjemput ku. Tumben sekali Nisa menjemputku mungkin dia sekaligus ingin bercerita tentang masalah pribadinya.

Jam set 7 pagi aku menunggu Nisa di teras depan rumah. Kak Sandi keluar dengan setelan jas yang membuat dirinya terlihat cool dan tampan. Dia berjalan menuju mobilnya kemudian pergi meninggalkan ku sendiri. Aku masih menunggu kedatangan Nisa namun sudah hampir jam 7 dia belum juga datang. Ku telepon handphonenya namun tidak diangkat-angkat. Adit juga biasanya pagi-pagi menelpon ku tapi kali ini tidak, entah lah mungkin dia kesiangan.

Bunyi suara mobil memasuki halaman rumah ku dan berhenti lah sebuah sedan hitam didepanku. Aku sepertinya mengenali mobil ini. Dia membuka pintu mobil dan menghampiriku. "Pagi, Bidadari Hatiku. Cantik banget kamu"

"Endra. Ngapain lu kesini ! ". Aku terkejut dengan kedatangannya pagi ini. Ku sambut dengan mimik kesal namun dia malah senyum-senyum kepadaku.

"Ayo berangkat nanti kamu telat. Adit enggak jemput kamu kan?." Menarik tangan ku untuk segera masuk kedalam mobil. Aku menepisnya dengan keras. "Apaan si gue enggak mau berangkat sama lu. Gue udah janji sama temen."

Endra memaksa ku dengan mencengkram erat tangan ku dan mendorong tubuhku untuk masuk dan duduk di sampingnya. Dia memaksa ku untuk memakai safet belt. Pemakasaan benar apa yang dilakukan Endra. Handphone ku berdering sepertinya ada telepon masuk mungkin itu dari Nisa tapi dengan lancangnya Endra mengambilnya dari genggaman ku dan mematikan panggilan itu. Saat ini aku sudah cukup jauh dari lingkungan rumah ku. Aku ingin keluar tapi Endra melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sampainya disekolah aku langsung turun dari mobil dan berjalan meninggalkan Endra. Dia menarik ku dan berkata "Jangan buru-buru kasih lah gue ciuman hangat dipagi ini, honey."

"Sialan lu ! Gue enggak sudi ya !!! ". Aku melepas genggaman tangan Endra kemudia pergi darinya. Dia hanya tertawa geli kepadaku.

Saat aku berjalan di koridor aku melihat Adit dengan santai berlenggok menuju kelas. Aku memanggilnya namun dia hanya melirik ku sesaat kemudian melanjutkan langkahnya. Pagi-pagi Adit sudah bersifat aneh kepadaku.
Bel masuk berbunyi, saatnya untuk mengerjakan soal try out di hari ke-2.
Tak terasa 2 jam sudah ku lewati dengan berkonsentrasi mengerjakan soal kimia ini. Saatnya untuk istirahat. Biasanya kalau jam istirahat tiba Adit langsung menghampiriku namun kali ini tidak. Dia sama sekali tidak menghampiriku bahkan dia langsung pergi keluar kelas bersama teman-temannya. Aku malas untuk mengejarnya.

Nisa menghampiriku dan duduk disebelahku. Bermain dengan handphone nya, sedangkan aku hanya menyandarkan kepalaku di atas meja. "Tadi kok lu berangkat duluan si Za. Gue sampe rumah lu udah enggak ada. Lu dijemput Adit?". Tanya Nisa.

Aku masih pada posisi ku. "Gue nunggu lu kelamaan. Keburu ada si Endra dateng dan maksa gue buat berangkat bareng sama dia. Jadi yaudah karena kepaksa gue akhirnya mau daripada telat." Jelas ku.

Aku menikmati waktu isitirahat di dalam kelas dan memilih untuk memejamkan mata daripada mengobrol dengan Nisa. Aku menunggu Adit kembali ke kelas tapi sampai bel masuk berbunyi dia belum juga datang. Pak Anto adalah guru yang bertugas menjadi penjaga Try Out pelajaran ke -2. Sudah hampir 10 menit waktu pengerjaan soal Adit baru kembali masuk ke kelas sendirian. Dia terus saja berjalan ke arah tempat duduknya tanpa menoleh ke arahku.

Sikap Adit dari pagi aneh kepadaku. Aku tidak tahu kenapa dia seperti itu. Mungkin efek kerjaan yang menumpuk. Try Out hari ini selesai, waktunya pulang. Aku membereskan semua perlengkapan sekolah ku dan bersiap meluncur ke redaksi majalah gadis untuk melakukan pemotretan.

Adit berjalan di depan ku dengan santai. Aku menghentikan langkahnya dengan menarik tanganya. "Kenapa diem ? Lagi PMS ? Anterin aku yuk ke redaksi."

"Aku ada meeting, kamu jalan sendiri aja ya." Balasnya dingin. Aku menatap wajahnya dalam, menembus ke iris mata cokelat miliknya. Mencari celah kebohongan darinya namun itu tidak kudapatkan.

"Pak Aditya lagi sibuk sepertinya ya ? Baiklah. Aku jalan dulu ya." Aku mengecup pipi kanan nya dan berlalu meninggalkannya. Sifat Adit hari ini sangat dingin kepadaku. Biasanya kalau aku menciumnya dia pasti akan membalasnya tapi kali ini dia menjadi patung, berdiam diri tanpa membalas. Di karenakan Adit yang katanya ada meeting jadi aku berangkat ke redaksi naik taksi.

Sebenarnya mood ku sedikit memburuk karena sikap Adit yang dingin dan dari pagi dia sama sekali tidak menghubungiku padahal kalau dia lagi waras sehari bisa lebih dari 50 pesan dan panggilan darinya. Setiap aku menghubunginya pasti nomornya sedang sibuk. Aku berniat setelah kerjaan ku selesai aku akan ke kantor Adit.

3 jam sudah segala pekerjaan ku di redaksi majalah ini selesai. Aku melihat jam tangan ku masih menunjukan pukul 5 sore, biasanya jam segini Adit belum pulang dari kantor. Aku akan kesana dengan membawakan makanan untuk dirinya. Berhubung tempat redaksi kundengan kantor adit tidak terlalu jauh jadi aku bisa segera sampai. Sebelum menuju ruangannya aku menelpon Adit tapi tidak ada jawaban. Aku menghampiri bagian recepsionist.

"Permisi Mbak, Pak Aditnya masih ada diruangan?". Tanya ku sopan.

"Pak Adit masih ada diruangannya Nona Moza. Silahkan langsung saja ke ruangannya." Jawab recepsionist dengan ramah.

Mendengar Adit masih ada diruangan aku langsung saja menaiki lift untuk ke ruangan Adit. Ku ketuk pintu ruangan Adit. Terlihat Adit yang sedang sibuk dengan berkas-berkas yang berserakan di atas meja. "Hai Sayang." Sapaku.

"Hai Baby. Udah selesai kerjaannya?". Balas Adit dengan tetap menatap berkas didepannya.

"Udah kok. Ini aku bawa makan buat kamu. Makan dulu ya" Aku meletakan box makanan yang ku beli sebelum sampai di kantor Adit. Aku berjalan ke bar kecil disamping meja kantor Adit. Ruangan kerja ini memang cukup lengkap karena selain meja kerja ada bar kecil-kecilan di sini. Aku membuatkan lemon tea untuk menyegarkan pikiran Adit.

Adit terlihat lelah hari ini. Pekerjaannya menuntut dirinya untuk bekerja keras meskipun ujian nasional sudah didepan mata tapi Adit bisa dengan baik dalam membagi waktu antara sekolah dan pekerjaan kantornya. Adit membereskan berkas-berkasnya dan berniat untuk pulang bersama ku. Dia tidak memakan makanan yang aku belikan untuknya karena dia mengajaku makan malam di luar sebelum pulang kerumah. Pastinya aku mengiyakan ajakannya.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang