84.

9K 246 3
                                    

Lima hari lagi menuju hari dimana menjadi paling berkesan dan berharga di hidupku. Hari pernikahan ku bersama Moza yang akan diselenggarakan beberapa hari lagi. Semua persiapan sudah 98%. Semua itu berkat Moza yang di bantu Bunda dalam mengurusinya, sedangkan aku hampir tidak pernah membantu atau sekedar menemani Moza mengurusnya.

Aku selalu disibukan dengan pekerjaan dan jadwal meeting yang  padat. Setelah aku lulus dari bangku SMA aku mulai fokus dalam urusan kantor sehingga mulai sekarang aku berangkat ke kantor dari jam 7 pagi dan pulang sampai jam 6 sore bahkan tak tanggung-tanggung aku selalu lembur diakhir pekan membuat waktu ku bersama Moza sedikit merenggang. Aku beruntung karena Moza sangat memahami keadaan ku dan dia tidak pernah menuntut yang macam-macam.

Pagi ini aku sudah berada dikantor sejak jam 06.30 pagi. Pagi hari ku dimulai dengan agenda meeting bersama klien ku untuk membahas peluncuran brand terbaru. Tahun ini permintaan dari konsumen melonjak naik sehingga banyak busana yang harus di produksi lagi, selain itu aku juga mengeluarkan brand terbaru yang bekerja sama dengan salah satu desaigner dari negara prancis. Meeting ini cukup lama karena aku benar-benar mendetail segala sesuatunya, aku tidak ingin gagal dalam peluncuran brand baru. Selama 4 jam aku berada di ruangan meeting dan aku merasakan otak ku yang berputar karena memikirkan siasat-siasat bisnis.

Disaat aku sedang konsentrasi meeting handphone ku bergetar, sengaja aku silent karena sekarang aku masih dalam kondisi meeting dan serius. Aku meminta waktu sebentar kepada klien ku untuk melihat pesan dari siapa ini. Ternyata itu adalah pesan dari Moza.

Baby-.

'Semangat cari recehan buat nikah ya Sayang. Nanti siang aku kesana. Love You CEO SIBUK !".

Aku tersenyum membaca pesan dari Moza, karena aku sedang meeting jadi aku tidak membalas pesanya. Moza tidak akan marah hanya karena aku tidak membalas pesannya. Moza sudah tahu kalau aku tidak membalas pasti aku sedang sibuk. Aku kembali pada rutinitas meeting ku.

4 jam sudah ku lalui dengan berkutik pada berkas-berkas ini dan akhirnya meeting ku selesai tepat pada jam makan siang. Klien ku pun pergi meninggalkan kantor sedangkan aku kembali pada ruang kerjaku. Aku duduk pada kursi kebanggaanku. Aku mengambil handphone ku untuk menelpon Moza. Ternyata Moza sudah ada di lobby kantor, langsung saja aku menyuruhnya untuk masuk keruangan karena aku sudah sangat merindukannya.

"Hai istri ku yang paling cantik, sexy dan paling aku cintai. Aku kangen banget sama kamu Baby." Aku menghampiri Moza yang masih berdiri di ambang pintu dan langsung mencium bibir merah merona miliknya.

"Kebiasaan langsung deh nyosor !. Aku belum jadi istrimu loh ya, sembarangan manggil istri segala. Udah selesai meetingnya?". Jawab Moza melepas kenikmatan ini dan berjalan ke sofa diruang kerja ku.

Aku duduk disampingnya dan merebahkan kepalaku pada pangkuannya. " Ya ampun Baby, kita kan tinggal 5 hari lagi jadi suami istri. Ah aku enggak sabar deh. Aku udah selesai meeting, hari ini juga enggak ada jadwal meeting lagi tapi masih banyak kerjaan yang harus diselesaian hari ini biar nanti abis kita nikah bisa langsung cus bulan madu." Jawab ku menatap ke arah Moza.

"Terserah deh kamu mau bilang gimana yang penting kamu jangan telat makan ya ! Yaudah sekarang makan ya abis ini aku mau pergi sama Bunda liat gaun aku. " Balas Moza menyuruhku duduk dan menghidangkan makanan yang dibawanya dari rumah.

Aku langsung melahapnya dengan nikmat tanpa menyisakan sedikit pun. Aku sangat beruntung mendapatkan Moza karena dia menurutku adalah paket komplit. Selain cantik dia adalah seorang model yang pintar, sexy dan dia pandai masak, kelak jika aku sudah resmi menjadi suaminya dan memiliki banyak anak aku yakin keluarga ku akan makmur karena selalu makan masakan yang nikmat dan bergizi. Aku semakin tidak sabar untuk segera menikah dengan Moza.

Selesai makan siang Moza ijin pergi meninggalkan ku. Dia akan ke butik bersama Bunda untuk fitting gaun pernikahannya sedangkan untuk baju ku biar menyusul setelah selesai mengerkan pekerjaan ini.

"Aku pergi dulu ya, Sayang. Love You" Ucapnya mencium pipiku, namun aku tidak pernah puas jika Moza hanya mencium area pipi. Aku langsung menyambar bibir halusnya dan mengulumnya dengan nikmat.

Aku merasa Moza mendorong diriku agar aku melepaskan tautan ciuman ini."Adit udah. Lipstiknya bisa luntur kalau dicium terus. Mahal tau !".

"Abis enak. Besok enggak usah pakai lipstik ya !" Ucapku mengusap bibi lembut Moza.

Moza keluar dengan wajah cemberut karena aku telah merusak lipstiknya. Semenjak lulus SMA Moza sering menggunakan benda itu pada bibirnya, katanya biar telihat lebih cantik. Padahal tanpa polesan make-up sedikitpun itu tidak mengurangi kadar kecantikannya. Setelah Moza pergi aku kembali pada rutinitas ku yaitu mengerjakan pekerjaan ku dan menyelesaikan secepatnya.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 6 sore, aku terlalu serius dalam bekerja sehingga tidak terasa waktu berputar lebih cepat. Aku mengemasi barang bawaan ku dan menuju ke lobby. Aku menghubungi Moza kalau aku sudah selesai dan aku akan menjemputnya. Moza saat ini berada di gedung tempat dimana aku akan melangsungkan pernikahan. Aku akan menuju kesana.

Tidak membutuhkan waktu lama karena jarak yang ku tempuh tidak begitu jauh. Aku memasuki gedung ini dan melihat dua wanita yang sangat aku cintai dan sayangi.

Aku menghampiri Moza dan Bunda. Ku cium tangan Bunda dan memeluknya. " Maafin Adit ya Bun, gara-gara sibuk terus jadi ngerepotin Bunda buat urusan pernikahan begini."

"Bunda senang kok Adit. Udah kamu kerja aja yang benar dan fokus ya. Sebagai gantinya besok kamu harus bikinin Bunda cucu yang banyak ya." Bunda mencubit pipiku, tersenyum indah kepadaku dan Moza.

"Siap Bunda, besok Adit sama Moza kasih cucu 10 ya." Ucapku yang langsung mendapat pukulan sayang dari Moza.

"Di kira aku kucing apa lahiran sebanyak itu. Emang enggak sakit apa lahiran ! Kamu mah ngarang kalau ngomong ih." Kata Moza cemberut.

"Jangan ngomel-ngomel gitu ah Baby nanti kamu tambah cantik loh. Ya ya enggak 10 tapi 5 ya ?" Balasku memeluk erat Moza didepan Bunda.

"ADIT !". Moza kembali memukul ku tapi kali ini cukup kencang membuat ku mengaduh kesakitan. Bunda yang melihat hanya bisa tertawa bahagia.

Selapas itu aku dan Moza yang ditemani Bunda melihat dan mendengar penjelasan dari pihak gedung dan pihak yang mendekor ruangan ini. Semua sudah siap dan semua bahan sudah ada. Tinggal menghiasnya saja dan itu akan mulai dilakukan di hari sebelum pernikahanku.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang