ADIT POV.
Sejak semalam aku tidak bisa tidur karena terus membayangkan pernikahan ku esok pagi. Aku tidak sabar untuk memiliki Moza seutuhnya. Semalaman suntuk aku belajar mengucapkan ikrar suci agar besok aku langsung lancar dalam menyampaikannya. Ku lihat jam dinding ku sudah menunjukan pukul 1 pagi. Aku tidak tahu kenapa malam ini aku tidak bisa tidur padahal acara pernikahan ku dimulai jam 8 dan aku sadar kalau aku sulit sekali untuk bangun pagi. Aku mencoba menelfon Moza namun tidak ada jawaban darinya, sepertinya Moza sudah tidur. Aku putuskan untuk memaksa mata ku agar terpejam.
TOK TOK TOK !
"ADIT... Ini hari pernikahan mu Nak. Jangan telat. Ayo bangun udah jam 7" Ketukam pintu berulang-ulang terdengar diiringi suara lembut milik Bunda.
Aku melangkahkan kaki ku untuk membuka pintu. "Adit udah bangun dari jam 4 Bunda. Adit enggak bisa tidur."
"Segitu semangatnya ya yang mau nikah sampai enggak bisa tidur segala. Awas nanti pas ijab kabul kamu malah ngantuk. Yaudah buruan pakai jas nya. Papa sama keluarga semua udah nunggu di bawah." Kata Bunda memberikan jas kepadaku dan mencium pipiku kemudian pergi keluar kamar.
Saat ini sudah jam 7 dan aku hatus segera bersiap-siap karena 1 jam lagi pernikahan akan dimulai. Aku dan keluarga harus sampai terlebih dahulu sebelum Moza dan keluarganya. Sesampainya di gedung pernikahan yang sudah dihiasi dengan hiasan cantik dan menciptakan suasana romantis serta wangi khas dari bunga-bunga segar yang membuat ruangan ini menjadi segar menyambut kedatangan ku. Aku melihat sudah banyak rekan bisnis, sahabat dan para undangan yang hadir di sini. Aku tinggal menunggu kedatangan Moza beserta keluarga.
Aku menunggu kedatangan Moza dengan suasana gugup dan aku selalu saja merapihkan pakaian ku yang sebenarnya sudah rapi.
"Bos. Premaisuri lu udah datang tuh. Bused dah cantiknya ". Ucap Sani memberitahuku akan kedatangan Moza yang berjalan memasuki gedung dengan digandeng kedua orang tuanya dan di iringi oleh keluarga yang datang.
"Cantiknya istri gue. Enggak salah gue milih dia buat jadi Nyonya Adit." Umpatku dengan membenarkan posisi dasiku dan berjalan menghampirinya.
Karena pihak dari mempelai wanita sudah datang aku pun bersiap-siap untuk melakukan ijab kabul karena pihak penghulu tidak bisa berlama-lama. Aku duduk di antara kedua saksi, penghulu dan wali nikah Moza yaitu Ayahnya dan disampingku sudah ada permausuri cantik yang menambah rasa gugupku. Aku tahu kalau Moza juga sebenarnya gugup dengan posisinya sekarang yang menunggu aku mengucapkan ijab dengan lancar.
"Tenang Baby. Aku pasti lancar kok kan aku semalaman suntuk udah latihan." Kata ku memandang ke arah Moza yang dengan jelas terlihat rasa gugup pada wajah cantiknya.
Setelah penghulu memberi contoh ucapan ijab kabul kini saatnya aku mengucapkan ikrar tersebut. Syukurlah aku lancar dalam setiap katanya dan saksi nikah serta para undangan yang hadir menyerukan sah bersama-sama. Aku sangat merasa lega dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Me Like You Do
Romance18 +++ Sebuah kisah sederhana dari seorang gadis belia yang karena sifat nakalnya dia harus berpindah ke tempat yang baru. Ditempat yang baru dia tidak sengaja bertemu dengan seorang pria yang menyebalkan dan membuat hari-harinya menjadi sial dan p...