6.

21.2K 837 5
                                    

Pelajaran kedua akan segera dimulai. Aku merasa sangat kesal hari ini. Ya, kesal karena ulah Adit tadi di lapangan yang merobek lengan bajuku sebelah kanan. Tangan ku selalu menutupi bagian ini, karena cukup panjang robekan ya dibuat olehnya. Aku melirik sinis ke arah tempat duduk Adit yang tak jauh dari tempat duduk ku saat ini. Dia hanya membalas dengan senyuman sengit kepadaku. Benar-benar menyebalkan.

"Za, kenapa si dipegangin mulu?." Tanya Nisa yang dari tadi memperhatikan diriku.

"Ini, lihat! Lengan baju gue sobek. Dari tadi gue tutupin biar gak diomelin guru. Kalau ketahuan dikira gue ngelakuin hal yang macam-macam lagi."

"Ha?. Siapa yang ngelakuinnya Za?." Nisa tercengang dengan penjelasanku barusan.

"Tuh. Cowok sinting yang dari tadi cengar-cengir di belakang". Aku menunjuk ke arah Adit menggunakan daguku.

Adit yang merasa diperhatikan malah semakin membuatku mual dengan gayanya yang sok cool dan senyum menggoda kepadaku. Perang akan dimulai Aditya Tama Hermawan, beraninya kamu memulai ini kepadaku. Awalnya aku memang suka melihat Adit, tapi tidak lagi untuk sekarang setelah apa yang telah dia lakukan.

"Hai sexy, kenapa baju lu sobek?. Lu habis ngapain aja hayo?. " Sapa si Dimas cowok bermuka mesum yang sedang berdiri tepat di depanku dan mencolek-colek tanganku.

Aku tidak membalas ucapannya, hanya saja aku memandangnya sinis. Gaya bicaranya itu dan kalimat yang dia lontarkan benar-benar membuatku kesal. Aku tak menghiraukannya, aku tetap berjalan keluar kelas untuk menuju ke koperasi sekolah, niat ku akan membeli satu seragam untuk mengganti seragam ku yang sobek ini.

"Lah, kok ngeloyor aja sih. Jawab dong pertanyaan gue. Mau enak-enak kok enggak ngajak-ngajak gue si. Ayoo kita happy di belakang sekolah". Godanya menarik bahuku agar berhadapan dengan dirinya.

PLAK !! BHUKK! BHUKK!!

Ku hajar habis-habisan Si Dimas brengsek ini. Beraninya dia merendahkan diriku dengan ucapannya itu. Dimas cowok bermuka mesum sekarang terkapar lemah tak berdaya hanya karena tamparan dan pukulan sedikit dari tanganku. Lega rasanya membuat dia seperti ini, sudah lama aku tidak menghajar orang sampai seperti ini. Selesai menghajar Dimas, aku melenggang pergi meninggalkan kelas. Teman sekelas langsung berkerumun melihat kondisi Dimas dan membawanya ke UKS.

Sesampainya di koperasi aku membeli seragam baru, lalu ku ganti dengan yang sudah sobek ini. Akhirnya dua masalah selesai sekaligus dalam timing yang cepat. Aku kembali ke kelas karena sebentar lagi guru akan masuk. Tapi, langkahku terhenti di depan pintu kelas karena dihadang oleh Winda selaku ketua kelas. Dia memberitahu ku kalau sekarang aku dipanggil guru BK untuk segera menemuinya. Oh shit, ada apa lagi ini?.

Ku ketuk pintu ruang BK. Kedatangan ku disambut dengan m raut wajah yang tidak bersahabat dari Pak Heru selaku guru BK. Dipersilahkannya aku untuk duduk disampingnya, tatapan nya tidak berhenti menatap tajam kepadaku.

"Ya Pak, saya Moza. Ada keperluan apa Bapak manggil saya?." Tanya ku santai.

"Kamu ini Moza, siswi baru pindahan dari SMA Jakarta kan?. Apa disekolah mu dulu, kamu di ajari untuk berkelahi dengan teman sekolah mu?". Tanya Pak Heru tegas dan memandang ku dari atas sampai bawah.

"Tidak Pak. Saya tidak pernah diajari untuk berkelahi kepada teman saya"

"Lalu kenapa kamu memukuli Dimas sampai dia tidak sadarkan diri? Babak belur seperti itu?." Bentak Pak Heru dengan nada tinggi dan mengacungkan telunjuknya kepada diriku.

"Oh, masalah Dimas. Dia sudah lancang merendahkan diri saya di depan teman-teman saya Pak dikelas. Hanya karena seragam saya di bagian lengannya sobek dia seenaknya berbicara mesum kepada saya. Sebenarnya saya tidak awalnya tidak ingin menhajar dia sampai babak belur seperti itu hanya saja tangan saya masih gatal ingin meneruskan pukulan saya kepadanya Pak. Ya anggap saja itu setimpal dengan perlakuannya kepadaku." Jelas ku santai.

"Kenapa bisa seragam mu sobek?".

"Ini semua karena siswa anda yang bernama Aditya Tama Hermawan, yang sengaja menarik lengan baju seragam saya sampai sobek." Aku menunjukan baju seragam ku yang sudah disobek marena ulah Adit.

"Masalah saya sudah selesai kan Pak?, Saya sudah menjelaskan semua kejadian tadi. Pelajaran akan segera dimulai, saya tidak ingin mendapat hukuman untuk kedua kalinya di hari ini. Terima kasih Pak, saya permisi." Aku berdiri menghadap Pak Heru dan pergi meninggalkan ruangan BK ini.

"Baru kali ini ada siswi perempuan yang berani membuat masalah disekolah ini dan berani juga kepada diriku." Umpat Pak Heru yang suaranya masih bisa kudengar dari balik pintu. Aku hanya tersenyum semu mendengarnya.

Pelajaran kedua dimulai. Aku mengikutinya dengan seksama. Jam masih menunjukan pukul 10.00, masih pagi tapi mood ku sudah berantakan karena ulah seseorang dibelakang sana. Aku diminta olek Pak Wandi untuk maju mengerjakan soal di depan. Setelah selesai aku kembali ke tempat duduk dan tanpa sengaja melihat Adit dengan raut wajahnya yang menyebalkan. Dosa apa aku bisa bertemu dengan cowok semacam dia.





-------------------------
Bagaimana Kawan cerita Moza & Adit ? Menarik atau membosankan?. Aku berharap si menyenangkan ya.

Jangan lupa untuk VOTE & COMENT YA!!

*sedih kalau tahu banyak yang baca tapi Vote nya sedikit.

Love Me Like You DoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang